Diabetes, Gangguan Endokrin yang Paling Jamak

Tak jarang diabetesi enggan mengonsumsi obat karena khawatir ginjalnya rusak.

Needpix
Ilustrasi alat cek gula darah. Diabetes termasuk gangguan endokrin yang paling jamak.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tubuh manusia dilengkapi dengan sistem endokrin atau jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon "pembawa pesan" untuk organ tubuh lain. Gangguan pada tiap kelenjar endokrin dapat memicu masalah kesehatan yang berbeda.

Perlu diketahui, ada delapan kelenjar endokrin di dalam tubuh manusia. Kedelapan kelenjar tersebut adalah kelenjar hipotalamus dan hipofisis di otak, kelenjar tiroid di leher bagian depan, kelenjar paratiroid di leher tepatnya di dekat kelenjar tiroid, kelenjar adrenal di kutub atas ginjal kiri dan kanan, kelenjar gonad di testis dan indung telur, kelenjar pankreas, dan kelenjar timus di bawah tulang dada.

Di antara kedelapan kelenjar endokrin ini, gangguan paling sering terjadi di kelenjar pankreas. Gangguan pada kelenjar pankreas dapat memicu terjadinya masalah kesehatan berupa penyakit diabetes mellitus. Sekitar 75 persen dari gangguan endokrin adalah penyakit diabetes mellitus.

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi akibat hormon insulin berkurang atau tidak bekerja dengan baik. Hormon ini dihasilkan oleh pankreas yang berada di dalam perut.

Bila diibaratkan, hormon insulin merupakan kunci untuk membuka "pintu" sel-sel di dalam tubuh agar bisa menggunakan gula di dalam darah. Ketika hormon insulin berkurang atau tak bisa bekerja dengan baik, gula yang berada di dalam darah tak bisa terpakai oleh sel-sel secara optimal.

"Karena tidak bisa digunakan, gula di dalam darah akan dibuang lewat air kencing, di dalam air kencing ada gulanya. Makanya (diabetes) dinamakan kencing manis," jelas konsultan endokrin metabolik diabetes dari pusat layanan medis Endocrine Center di RSU Bunda Jakarta dr Sebastian Jobul SpPD KEMD, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Diabetes mellitus dapat dibagi ke dalam empat tipe yaitu diabetes mellitus tipe 2, diabetes mellitus tipe 2, diabetes mellitus tipe gestasional atau pada kehamilan, dan diabetes mellitus tipe lain.

Ada beberapa kriteria yang dapat membuat seseorang dikatakan mengidap diabetes mellitus. Salah satunya adalah memiliki kadar hbA1C sebesar 6,5 persen atau lebih tinggi.

Seseorang juga bisa dikatakan mengalami diabetes mellitus bila memiliki kadar gula darah puasa sebesar 126 mg/dl atau lebih tinggi, atau memiliki glukosa plasma dua jam setelah tes toleransi glukosa oral (TTGO) sebesar 200 mg/dl atau lebih.

Hanya saja, diabetes mellitus sering kali tidak memunculkan gejala di awal. Orang akan merasa baik-baik saja seperti orang sehat pada umumnya meski sebenarnya sudah terkena diabetes mellitus.

Diabetes mellitus juga bisa memunculkan gejala. Beberapa gejala tersering adalah gejala 3P atau poliuria (lebih sering buang air kecil), polidipsi (haus terus-menerus), dan poliphagia (lapar terus-menerus).

Diabetes mellitus yang tak terkontrol dapat memicu komplikasi di kemudian hari. Komplikasi diabetes mellitus bisa mencakup banyak bagian tubuh, mulai dari strok, kerusakan retina, serangan jantung, hingga gagal ginjal.

Menurut dr Sebastian, tak jarang pasien diabetes enggan untuk mengonsumsi obat karena khawatir ginjal mereka rusak akibat obat-obatan tersebut. Padahal, obat berperan untuk membantu mengelola diabetes dan yang menyebabkan masalah pada ginjal adalah penyakit diabetes yang tak terkontrol.

"Mengobati diabetes tidak gampang, karena masalahnya adalah mulutmu harimaumu, tidak ada manusia yang tidak rakus," ungkap dr Sebastian.

Pengobatan diabetes mellitus mencakup empat pilar , yaitu edukasi, pengaturan gizi, olahraga, dan farmakologi atau penggunaan obat-obatan. Dokter lebih berperan dalam hal edukasi dan farmakologi, sedangkan pasien berperan besar dalam pengaturan gizi dan olahraga.

"Kalau yang dua (gizi dan olahraga) tidak dilakukan, yang ini (farmakologi) ngga ada gunanya," papar dr Sebastian.

 
Berita Terpopuler