Eksotisme Gaya Arsitektur Masjid di Inggris

Masjid pertama yang dirancang di Inggris berada di Kew Gardens

Arab News
Sebuah masjid di Bradford, Inggris utara
Rep: Zainur Mashir Ramadhan Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  Setiap kita melihat paduan tur London Timur, tentu akan mendapati info soal Masjid Brick Lane. Masjid yang pertama kali dibangun sebagai kapel oleh Huguenot Prancis pada 1743 itu, diambil alih oleh Wesleyans, hingga akhirnya diubah oleh pengungsi dari pogrom di Rusia dan Eropa timur. Pada 1976, bangunan itu menjadi kokoh dengan arsitektur khas masjid.

Baca Juga

Meski bukan yang pertama dibangun sebagai masjid, bangunan itu mencerminkan kekokohan tempat ibadah Muslim. Seperti diketahui, masjid pertama yang dirancang di Inggris berada di Kew Gardens pada 1761. Masjid itu dirancang oleh William Chambers, sebagai bangunan dekoratif dan oriental yang dibingkai dengan bulan sabit di atasnya.

Di inggris sendiri, saat ini sudah lebih banyak masjid yang dibangun. Bahkan, studi soal bangunan ibadah umat Muslim itu mulai dibuat saat ini. Adalah arsitek dan kurator pameran, Shahed Saleem. 

Dia mengatakan, dirinya mulai menulis penelitian soal masjid, mengingat tidak ada yang pernah menulis itu sebelumnya. Padahal, kata dia, ada sekitar 1.800 masjid di seluruh Inggris, dan nyatanya itu telah mengubah lanskap kota.

‘’Kami tidak mendekati ini sebagai arsitektur tinggi, tetapi representasi makna, proses, dan estetika yang dibawa oleh para migran, bukan dibuat oleh arsitek,” katanya dikutip Financial Times Senin (24/5).

 

Lebih jauh, dia juga mengarahkan penjelasannya ke masjid di Old Kent Road, yang merupakan salah satu masjid yang dibangun oleh imigran dari Nigeria. Menurut dia, masjid itu sebenarnya pub bergaya Victoria dengan ruang makan khas di lantai atas. 

Dia menjelaskan, bangunan tersebut adalah proses yang didalami oleh komunitas imigran. Bahkan, masjid itu dinilainya menjadi perwujudan dari pengalaman migran itu sendiri.

Masjid Burton berada di kawasan Central Jamia Rizvia yang berada di Jalan Uxbridge, Inggris. - (google.com)

Saleem melanjutkan, bagian internal di bangunan tersebut telah direplikasi dalam detail forensik, dan seakan menciptakan momen yang tak biasa di Venesia. 

Lebih jauh, rekan kurator lainnya, Ella Kilgallon, mengatakan, departemen setempat sudah bertujuan untuk melihat lebih jauh ‘desain kontemporer’. Menurut dia, pihaknya juga telah melihat hasil uji untuk menara yang ditambahkan ke Masjid Brick Lane dan pindaian 3D gedung.

 

‘’Dan kami telah memperoleh buku sketsa masjid Shahed dari perjalanannya. Tapi ada gagasan bahwa arsitektur Islam tradisional berhenti pada suatu waktu di akhir abad ke-18, " katanya.

Kilgallon menegaskan, buku sketsa dan masjid-masjid itu sebenarnya bukan mahakarya arsitektur. Melainkan hanya jejak-jejak sejarah yang rapuh. Bahkan, kata dia, banyak pihak yang menganggap jika masjid yang ada hanyalah ‘kue kering’.

“Tapi Shahed memandang [arsitektur ini] sebagai proses performatif, lebih murah hati dan bernuansa.” lanjut dia.

Masjid Central Oxford di Manzil Way, Cowley, Inggris. - (Google Maps)

Terpisah, Christopher Turner, penjaga museum desain, arsitektur, dan digital, menuturkan, interior yang ada dan ditampilkan memang memiliki tingkat ketahanan yang tinggi.

Meski sudah mengalami kerusakan, ruang yang kembali digunakan itu dinilainya bisa menjadi lebih mapan dan mampu untuk dibangun kembali secara khusus. “Ini adalah cara mengumpulkan arsitektur ad hoc, da mendokumentasikan fase ini sebelum hilang,” kata Turner.

 

Saat melihat arsitekturnya, menurut Turner, memang banyak yang merasakan suasana madrasah Pakistan atau ruang shalat di Indonesia. Namun demikian, terlepas dari itu semua, bangunan tersebut dinilai dia merupakan bentuk demokratis dari lingkungan yang ada.

‘’Karena siapapun bisa mendirikan masjid,’’ katanya.

Saleem membenarkan pernyataan itu, dia juga menambahkan bahwa ada eksotisme dalam setiap arsitektur Masjid di Inggris. Walaupun, pembuatan bangunan tersebut sempat dikiranya sebagai pengambilalihan kepemilikan bangunan. 

Visualisasi lokasi pembangunan masjid baru di Jeanfield Road, Perth, Inggris. - (daily record)

 

“Dan apa yang kami lakukan adalah mencoba mendengarkan cerita dari orang-orang yang membangunnya dan yang menggunakannya, mendengarkan dan mengkontekstualisasikan.” ungkap dia. Cara itu, dipandang Saleem dan Turner sebagai panggung dalam perjalannya. Meski menjadi simbol kesuksesan komunitas tertentu, proyek ini dipastikan mereka tidak akan hilang.

 
Berita Terpopuler