Pengalihan Pesawat untuk Tangkap Aktivis Belarusia Dikecam

Aktivis Belarusia ditangkap dengan memaksa pesawat yang ditumpangi mendarat di Minsk

AP/Efrem Lukatsky
Aktivis Belarusia membuat bayang-bayang saat mereka membawa bendera Belarusia tua dalam unjuk rasa mendukung oposisi Belarus di Lapangan Kemerdekaan di Kyiv, Ukraina, Minggu, 20 September 2020. Para aktivis menuntut otoritas Belarusia untuk menghentikan represi politik di negara mereka.
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, MINSK -- Negara-negara Barat mengecam pengalihan paksa pesawat maskapai Ryanair yang membawa aktivis Belarusia dalam penerbangan Uni Eropa. Pemimpin-pemimpin Uni Eropa membahas respons mereka mengenai hal itu.

Baca Juga

Pemimpin Uni Eropa menyebut aksi itu sebagai 'pembajakan', sementara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menggambarkannya 'tindakan yang mengejutkan'. Belarusia memaksa pesawat yang seharusnya tiba di Lithuania mendarat di Minsk dengan alasan ada ancaman bom di pesawat tersebut.

Belarusia lalu menangkap jurnalis dan aktivis Roman Protasevich. Pria berusia 26 tahun itu terbang dengan maskapai Ryanair. Pesawat yang ia tumpangi dari Athena, Yunani itu seharusnya mendarat di Vilnius.

Namun, pihak berwenang Belarusia menggunakan pesawat jet untuk mendorong pesawat itu dan mengalihkannya ke Minsk. Media pemerintah Belarusia mengatakan Presiden Alexander Lukashenko yang memerintahkan langsung langkah tersebut.

Pesawat diberitahu mengenai ancaman bom tapi ternyata laporan tersebut palsu. Pesawat itu tiba di Vilnius tujuh jam sejak keberangkatannya.

Sejak memenangkan pemilihan yang bermasalah pada Agustus tahun lalu, Lukashenko yang sudah berkuasa sejak 1994 membungkam suara-suara oposisi. Banyak tokoh-tokoh oposisi yang ditangkap saat hendak melarikan diri ke pengasingan.

Pada Senin (24/5), BBC melaporkan negara-negara anggota Uni Eropa mengecam pengalihan pesawat untuk menangkap aktivis tersebut. Mereka meminta Belarusia segera membebaskan Protasevich dan diadakan penyelidikan menyeluruh mengenai insiden tersebut.

 

Dalam pertemuan dengan pemimpin-pemimpin Uni Eropa, Presiden  Lithuania, Gitanas Nauseda mendesak blok itu memberikan sanksi terbaru ke Belarusia. Pada BBC, ia mengatakan harapannya langkah-langkah yang 'dapat berdampak besar pada perilaku rezim Belarusia'.

Uni Eropa sudah memberikan sanksi puluhan pejabat Belarusia termasuk Lukashenko. Sanksi-sanksi yang diberlakukan untuk merespon represi terhadap oposisi antara lain pembekuan aset dan larangan terbang.

"Ini perilaku yang keterlaluan dan ilegal, akan ada konsekuensinya," kata Ketua Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki menggambarkan aksi Belarusia sebagai 'tindakan terorisme negara yang tak pernah terjadi sebelumnya'. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebutnya 'tindakan yang mengejutkan'. Ia menambahkan pemerintah Presiden Joe Biden sedang berkoordinasi dengan sekutu untuk membahas langkah berikutnya. 

 
Berita Terpopuler