5 Perkara yang Pernah Membuat Rasulullah SAW Menangis

Rasulullah SAW sebagai manusia juga pernah menangis

Republika/Kurnia Fakhrini
Rasulullah SAW sebagai manusia juga pernah menangis. Rasulullah SAW (ilustrasi)
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Setiap manusia tentu pernah menangis. Itu merupakan sunatullah. Menangis sebagai reaksi psikologis yang dialami seseorang merespon hal-hal yang menyentuh keadaan jiwanya. Begitupun Rasulullah SAW pernah disaksikan para sahabat menangis. 

Baca Juga

Meski begitu, menangisnya Rasulullah tidak seperti kita. Tangis Rasulullah mempunyai makna dalam. Bahkan tidak seperti manusia pada umumnya yang biasa menangis karena hal remeh temeh, hanya hal-hal besar dan penuh makna mendalam yang membuat Rasulullah menangis. Berikut beberapa hal yang membuat Rasul menangis?

Pertama, Rasulullah menangis karena takut pada Allah. Salah satu sebab utama yang membuat Rasulullah menangis adalah yang berkaitan pada turunnya rahmat dan ampunan dari dosa-dosa. Rasulullah banyak menangis karena takut kepada Allah. 

Rasulullah menangis dalam sholat malam. Sahabat Bilal bin Rabah pernah melihat janggut Rasulullah yang mulia basah oleh air mata, kemudian Bilal berkata, “Ya Rasulullah mengapa Engkau menangis ketika Allah SWT mengampunimu atas segala apa yang telah lalu dan apa yang akan datang. Rasulullah menjawab, “Apakah saya harus tidak menjadi hamba yang bersyukur? Sebuah ayat turun padaku malam ini, dan celakalah bagi orang yang tak membaca dan mentafakurinya. yaitu ayat: إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ

Kedua, Rasulullah juga menangis dalam sholatnya dan saat mendengar Alquran. Rasulullah sering meminta Abdullah bin Masud membacakan ayat-ayat Alquran. Ketika Ibnu Masud sampai pada surat An Nisa 41:

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِن كُلِّ أُمَّةٍۭ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدًا seketika, Rasulullah meneteskan air mata. 

Ketiga, Rasulullah menangis karena kehilangan orang-orang yang dicintainya. Putri Rasulullah SAW, Ummu Kultsum jatuh sakit. Dia merasakan kematiannya telah dekat dan ia tetap berada di tempat tidurnya. Ummu Kultsum tak pernah berhenti berzikir. Hingga pada pagi hari, Aisyah datang menemuinya. Dia mendapati Ummu Kultsum tengah berjuang di akhir hayatnya. Kabar itu pun disampaikan pada Rasulullah dan Utsman bin Affan.  

Saat Rasulullah tiba, putrinya itu berada pada saat-saat terakhirnya. Air mata Rasulullah menetes dari matanya. Ketika itu, Ummu Kultsum wafat. 

Asma bini Umais, Sofiyah binti Abdul Muthalib, Ummu Atiyah Al Anshari...

Asma binti Umais, Shafiyah binti Abdul Muthalib, Ummu Atiyah Al Anshari dan Rasulullah SAW memandikan jasad Ummu Kultsum. Kemudian jasad Ummu Kultsum dibawa ke Kompleks Pemakaman Baqi dan dimakamkan di sana. Rasulullah ridha dengan takdir Allah SWT. Beliau berduka dengan kehilangan putrinya. Namun Rasulullah sabar. Peristiwanya itu terjadi pada Syaban tahun kesembilan Hijriyah. 

Dan Rasulullah juga menangis sampai orang-orang di sekitarnya pun ikut menangis ketika Rasulullah mengunjungi makam ibunya. Rasulullah juga menangis ketika putranya yakni Ibrahim meninggal.

Keempat, Rasulullah menangis karena sahabatnya syahid. Rasulullah bersedih ketika para sahabatnya syahid dalam Perang Uhud termasuk pamannya Hamzah bin Abdul Muthalib. Rasulullah menangis dan sangat sedih karena kehilangan mereka.

Begitupun ketika orang-orang Yahudi dari Bani Quraidzah melanggar perjanjian. Dalam peristiwa pengepungan Bani Quraidzah selama dua puluh lima malam, sahabat Saad bin Muadz terluka.

Kondisinya pun terus memburuk hingga kemudian dia wafat. Rasulullah dan para sahabat lainnya pun berduka. Ibu Saad bin Muadz pun berduka atas kepergian putranya. Rasulullah kemudian berkata bahwa Allah memuliakan Saad, Allah memberikan derajat tinggi untuknya dan tujuh puluh ribu malaikat mengahdiri pemakamannya. 

Kelima, Rasulullah menangis untuk umatnya. Abdullah bin Amr bin Al Aas meriwayatkan nabi SAW membaca  apa yang Allah SWT firmankan tentang Ibrahim:

رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ ۖ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي ۖ وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ “Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Mahapengampun lagi Mahapenyayang. (QS Ibrahim 36)

 إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ “Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS Al Maidah 118)

Rasulullah mengangkat tangannya dan berkata, “Umatku, umatku.” Lalu beliau menangis. Kemudian malaikat bertanya kepada Rasulullah tentang apa yang membuatnya menangis. Allah memerintahkan Jibril meyakinkan Nabi bahwa Allah akan memberikan kegembiraan dia dan umatnya. Rasulullah bersabda: 

"Umatku menemuiku di telaga, dan aku menghalau mereka darinya sebagaimana seorang laki-laki menghalau unta seseorang dari untanya." Mereka bertanya, 'Wahai Nabi Allah, apakah engkau mengenal kami? ' Beliau menjawab: 'Ya. Kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh selain kalian. Kalian menemuiku dalam keadaan putih bersinar karena bekas air wudlu. Dan sungguh sekelompok dari kalian akan dihalau dariku, sehingga kalian tidak sampai kepadaku. Lalu aku berkata: 'Wahai Rabbku, mereka adalah para sahabatku'. Lalu seorang malaikat menjawab perkataanku seraya berkata, 'Apakah kamu tahu sesuatu yang terjadi setelah kepergianmu'."

 

Sumber: mawdoo3 

 
Berita Terpopuler