Ketua BWI Ungkap Tanda Kebangkitan Wakaf Nasional

Dunia wakaf nasional telah mengalami kemajuan pesat.

Republika/Putra M. Akbar
Ketua Badan Wakaf Indonesia Mohammad Nuh menyampaikan paparan saat berkunjung ke kantor Republika di Jakarta, Kamis (10/9). Kunjungan tersebut membahas persiapan menjelang Rakornas Badan Wakaf Indonesia yang akan dilaksanakan secara tatap muka dan virtual di Hotel Sultan Jakarta, Senin (14/9). Republika/Putra M. Akbar
Rep: Andrian Saputra Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia wakaf nasional telah mengalami kemajuan pesat.  Berkembangnya wakaf nasional tak lepas dari komitmen pemerintah serta dorongan setiap pihak untuk semakin memaksimalkan potensi wakaf Tanah Air.

Baca Juga

Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Mohammad Nuh memaparkan dari sisi wakif tanda kebangkitan perwakafan nasional terlihat dengan munculnya kesadaran kolektif dan lintas struktural dalam berwakaf. Wakaf saat ini dapat dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat.

Bahkan menurut Nuh, tidak hanya wakaf perseorangan, kini telah banyak perguruan tinggi yang menggelorakan wakaf. Nuh mengatakan sejauh ini ada 23 kampus yang berkomitmen menggerakan perwakafan nasional bersama BWI. Sementara itu, Nuh mengatakan dari sisi harta wakaf pun kini semakin beragam. 

"Dulu  tanah saja, peruntukannya pun hanya untuk masjid, makam, madrasah. Sekarang muncul namanya cash wakaf, wakaf uang. Dengan itu sangat fleksibel baik dalam menunaikan dan mudah untuk mengelolanya. Termasuk juga saham, intellectual property right," kata Nuh dalam webinar dalam rangka hari jadi ke-4 Rumah Sakit Mata Achmad Wardi (RSAW) dengan tema Kebangkitan Wakaf untuk Indonesia Melihat 2021 pada Sabtu (22/5).

 

 

 

Dari sisi akad, menurut Nuh banyak yang telah sadar tentang pentingnya membangun digital ekosistem. Dengan banyaknya platform digital, menurutnya transaksi menunaikan wakaf pun menjadi sangat mudah, transparan dan terjaga akuntabilitasnya. 

Sementara nadzir yang pada masa lalu terkesan konvensional, saat ini telah muncul pentingnya profesionalitas dalam pengelolaan wakaf. Karenanya menurut Nuh dalam waktu dekat, BWI akan menyelenggarakan sertifikasi kompetensi para nazir sehingga punya standar untuk mengelola aset wakaf. Di samping itu, nazir telah menguasai digital. 

Sedangkan menurut Nuh, maukuf alaih pun mengalami pergeseran. Maukuf alaih kini berkembang lebih produktif menjadi entitas layanan baru. Ia mencontohkan seperti yang dilakukan Rumah Sakit Achmad Wardi yang selain menjadi tempat edukasi dalam layanan kesehatan juga percontohan dalam pengelolaan aset wakaf untuk dapat memberikan kemanfaatan yang lebih besar bagi umat.  

"Dalam wakaf ini juga telah muncul sinergi antara islamic social finance, Ziswaf dengan islamic commercial finance, perbankan syariah," katanya.

 

Sementara itu Nuh juga berharap RSAW dapat lebih maju lagi dan bisa menebar kemanfaatan bagi kaum dhuafa. Pada 2021, RSAW meningkatkan pelayanan dengan membuka pelayanan operasi retina dan glukoma gatis untuk masyarakat dhuafa dan miskin. Dalam empat tahun, keberadaan RSAW telah dirasakan manfaatnya oleh 54 ribu lebih pasien yang ada di Banten dan sekitarnya.  

 
Berita Terpopuler