Mengenal Qari Indah, Pemenang Favorit Murottal Kombat 2021

Pemenang favorit Murrrotal Umma harus lawan rasa kurang percaya diri di depan kamera

istimewa
Juara favorit dalam ajang kompetisi Murottal Kombat yang diselenggarkan oleh aplikasi Muslim Umma jatuh pada Muslimah asal Gresik, Indana Badiah
Rep: Meiliza Laveda Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juara favorit dalam ajang kompetisi Murottal Kombat yang diselenggarkan oleh aplikasi Muslim Umma jatuh pada Muslimah asal Gresik, Indana Badi’ah. Perempuan yang akrab disapa Indah bersyukur lantaran bisa memenangkan kompetisi bergengsi ini.

“Alhamdulillah bisa menjadi juara di Umma, aplikasi yang luar biasa dan bermanfaat. Setelah kenal Umma, ada perubahan yang saya rasakan dalam diri saya,” kata Indah kepada Republika, Selasa (12/5).

Perubahan yang ia rasakan berasal dari salah satu konten Upgrade Iman. Ini membuat dirinya semakin harus lebih baik daripada sebelumnya. “Setelah membuat konten itu, masa iya iman sendiri tidak upgrade. Saya selalu ingat pesan guru saya, masa iya pendakwah mengajak orang tapi dirinya sendiri tidak melakukan,” ujar dia.

Indah mulai berkenalan di bidang murottal sejak umurnya masih delapan tahun. Guru sekolahnya melihat Indah memiliki potensi, seperti suaranya yang tinggi. Oleh karena itu, ia mulai belajar murottal sampai bisa mengikuti sejumlah lomba. Kalah dan menang sudah biasa baginya. Yang jelas, setiap hari, ia selalu berlatih mengasah kemampuannya.

Agar tidak merepotkan pihak sekolah, ia biasa mengikuti lomba sendiri. Lewat sosial media, Indah mencari informasi lomba. Terkadang, kakaknya memberi tahu. “Mulai SMA, kaka saya mencari lomba dari Facebook, Instagram, dan sosial media lain. Setelah itu, saya daftar sendiri. Jika menang saya membawa trofi ke sekolah,” ucap dia.

Kompetisi murottal di Umma, ia juga tahu lewat Instagram. Bahkan, tahun lalu, ia berhasil memenangkan juara dua dari 69 negara lomba murottal tingkat internasional di Amerika secara virtual.

 

Tantangan lomba SDI

Meski murottal sudah ia kenal sejak kecil, dalam kompetisi SDI pun, ia menemukan beberapa tantangan. Salah satunya adalah tampil percaya diri di depan kamera. “Saya orangnya pemalu. Nah, saat lomba kemarin, ada syarat buat video promosi. Itu saya ulang rekam videonya berkali-kali. Saya latihan sampai larut malam setelah shalat tarawih karena tidak biasa,” tuturnya.

Selain itu, Indah juga berlatih dengan tekun agar bisa memenangkan kompetisi ini. Dia sampai menjaga ketat pola makannya. Minum es dan menghindari gorengan sudah menjadi hal yang biasa. Namun, gorengan masih ia tolerir. Itu pun harus dengan hati-hati. Misalnya, saat hendak makan, gorengan harus dilapisi tisu agar minyak bisa terserap.

Keterbatasan fasilitas pun ia rasakan. Saat awal kompetisi, Indah hanya merekam suaranya melalui ponsel. Namun, saat mengetahui berhasil masuk 15 besar, ia pun merasa harus ada usaha lebih. Agar hasilnya bisa terdengar sangat baik di pendengar Umma, ia minta izin kepada pihak pesantren untuk pinjam alat rekam.

 

Dia berharap, kedepannya melalui kompetisi ini, Umma bisa menggali lebih banyak kreator. “Semoga Umma bisa merangkul semua peserta di pelosok Indonesia yang mempunyai potensi karena masih banyak anak yang belum tersalurkan bakatnya,” kata dia. 

 
Berita Terpopuler