Bentrok Israel dan Hamas Berlanjut, Warga Palestina Gugur

Korban bentrokan militer Israel dan Hamas termasuk anak-anak Palestina

AP/Mahmoud Illean
Petugas medis merawat seorang pria yang terluka selama bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem Senin, 10 Mei 2021.
Rep: Puti Almas Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA — Bentrokan antara militer Israel dan Hamas di Jalur Gaza dilaporkan berlanjut pada Selasa (11/5), hanya beberapa hari setelah ketegangan yang meningkat pasca serangan terhadap jamaah Palestina di Masjid Al-Aqsha, Yerusalem. 

Baca Juga

Serangan udara yang diluncurkan Israel dilaporkan membuat puluhan warga di Jalur Gaza, termasuk di antaranya adalah anak-anak kehilangan nyawa. Sementara itu, beberapa roket ditembakkan oleh Hamas menewaskan tiga warga sipil Israel. 

Menurut media lokal Israel, roket yang ditembakkan juga merusak jalur pipa utama Israel. Sementara itu, sejauh ini ada 32 orang tewas dalam serangan udara, di mana 10 diantaranya adalah anak-anak. Serangan itu juga meghancurkan sebuah gedung perkantoran 13 lantai di Gaza. 

Baik Israel maupun Palestina masih melanjutkan agresi, meski seruan internasional agar diakhirnya kekerasan telah diberikan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Benny Gantz memberikan pernyataan yang memperingatkan bahwa kelompok di Gaza akan membayar ‘harga mahal’ untuk roket yang ditembakkan ke arah Tel Aviv.

Gantz mengatakan serangan udara yang diluncurkan di Jalur Gaza hanyalah permulaan. Sementara itu, utusan PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, memperingatkan bahwa situasi antara Israel dan Palestina saat ini sedang menuju ‘perang skala penuh’.

Dewan Keamanan PBB mengatakan akan mengadakan konsultasi darurat pada Rabu (12/5) hari ini untuk mengatasi kekerasan yang meningkat. Wennesland diharapkan memberi pengarahan kepada 15 anggota dewan secara virtual pada pertemuan tertutup, yang dilakukan atas permintaan China, Tunisia, dan Norwegia. 

Dewan Keamanan PBB belum mengeluarkan pernyataan tentang kekerasan tersebut. Departemen Luar Negeri AS mengatakan ingin memastikan pernyataan dewan tidak semakin meningkatkan ketegangan antara Palestina dan Israel.

 

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Pskai mengatakan Presiden AS Joe Biden mendukung hak sah Israel untuk membela diri dan rakyatnya. Ia juga mengecam serangan roket oleh Hamas dan kelompok lainnya.

Meski demikian Pskai mengatakan bahwa Pemerintah AS akan terus mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel Palestina. Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas juga membela tanggapan Israel terhadap Hamas, dengan mengatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri dalam situasi ini. Namun, peningkatan kekerasan tidak akan dapat ditoleransi atau diterima.

Ketegangan antara Israel dan Palestina meningkat setelah aksi protes terjadi di Yerusalem Timur atas rencana untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka di wilayah itu. Situasi semakin memburuk saat pengunjuk rasa dan polisi Israel bentrok di sekitar Masjid Al-Aqsha, di mana pasukan keamanan saat itu juga menyerang jamaah yang sedang melaksanakan ibadah sholat tarawih. 

 
Berita Terpopuler