Maskapai Terbesar Taiwan Karantina Seluruh Pilot

Karantina pilot diperkirakan memengaruhi ekspor Taiwan

Airlines Inform
China Airlines
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Maskapai terbesar Taiwan, China Airlines Ltd, menyatakan telah mengkarantina pilotnya untuk membendung wabah Covid-19, Selasa (11/5). Keputusan itu diperkirakan akan memengaruhi lebih dari 10 persen kapasitas kargo yang berpotensi memengaruhi ekspor pulau itu.

Baca Juga

Pemerintah sebelumnya mengumumkan akan mengkarantina selama 14 hari semua pilot maskapai penerbangan untuk membendung penyebaran infeksi. Atas keputusan itu. China Airlines mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan instruksi pemerintah dan secara bertahap akan mengkarantina awaknya dalam kelompok.

Perusahan itu pun akan berusaha sekuat mungkin untuk mempertahankan layanan dan tidak memberhentikan seluruh armada. "Saat ini perkiraan awal bahwa sekitar lebih dari 10 persen kapasitas kargo akan terpengaruh, dan jadwalnya masih disesuaikan," ujar pernyataan China Airlines .

 

Taiwan telah mengendalikan pandemi berkat pencegahan dini dengan hanya kasus domestik sporadis. Namun, sejak bulan lalu, Taiwan telah menangani wabah yang terkait dengan pilot China Airlines dan hotel bandara tempat banyak dari mereka tinggal. Sejauh ini sudah ada 35 infeksi yang dikonfirmasi dalam wabah tersebut.

Taiwan memiliki ekonomi yang bergantung pada perdagangan dan merupakan produsen utama semikonduktor yang pasokannya sudah terbatas. Produk ini memengaruhi berbagai industri mulai dari mobil hingga elektronik konsumen.

Analis Yuanta Investment Consulting Corp Woods Chen mengatakan bahwa ekspor chip dapat terpengaruh. "Pengiriman udara terutama untuk pengangkutan produk bernilai tambah tinggi seperti produk teknologi, dan dampak terbesar akan terjadi pada pengiriman chip Taiwan," katanya. 

 
Berita Terpopuler