Israel Serang Warga Palestina di Gerbang Damaskus Yerusalem

Hamas akan membalas serangan Israel ke Masjidil Aqsa

Anadolu Agency
Polisi Israel menyerang warga Palestina yang berkumpul di Gerbang Damaskus di Yerusalem,
Red: Muhammad Subarkah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel pada Sabtu malam menggunakan granat setrum membubarkan warga Palestina yang berkumpul di Gerbang Damaskus Kota Tua di Yerusalem Timur yang diduduki.

Sejumlah warga Palestina berkumpul di Gerbang Damaskus setelah melakukan Salat Tarawih di Masjid al-Aqsa. Mereka mereka datang untuk memuliakan Lailatul Qadar, yang memperingati wahyu pertama Alquran turun kepada Nabi Muhammad.

Ketika ketegangan di daerah itu meningkat, polisi Israel menyerang warga Palestina dengan granat setrum di area tempat duduk di depan Gerbang Damaskus.

Tentara Israel menyemprot warga Palestina yang berkumpul di jalan dekat Gerbang Damaskus, dengan air bertekanan dari kendaraan water canon.

Keterangan foto: Petugas keamanan Israel menyerang warga Palestina yang berkumpul di Gerbang Damaskus, Yerusalem.

Ketegangan terus berlanjut di daerah tersebut.

Dalam beberapa hari terakhir, warga Palestina di Yerusalem tengah melakukan protes untuk menunjukkan solidaritas dengan penduduk lainnya di lingkungan Sheikh Jarrah di tengah bentrokan dengan polisi Israel.

Lebih dari 205 orang terluka dalam serangan Israel di Masjid Al-Aqsa, Gerbang Damaskus Kota Tua, dan lingkungan Sheikh Jarrah pada hari Jumat. Data korban ini dikumpulkan oleh Bulan Sabit Merah Palestina.

Ketegangan itu muncul sebenarnya berawal ketika Pengadilan Pusat Israel di Yerusalem Timur menyetujui putusan untuk mengusir tujuh keluarga Palestina dari rumah mereka demi pembangunan permukiman Israel. Ini terjadi pada awal 2021.

Seperti diketahui, Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967. Negara itu mencaplok seluruh kota pada 1980. Namun meski sebuah agresi  tindakan Israel tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

 

Hamas akan membalas

Kelompok perlawanan Palestina Hamas pada hari Sabtu mengatakan Israel akan menerima balasan atas serangannya terhadap Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki.

"Rakyat Palestina mampu menghalangi pendudukan [Israel] dan menggambarkan persamaan peristiwa terbaru ini dalam konflik dengan Israel," kata anggota senior Hamas Moussa Abu Marzouk dalam sebuah pernyataan.

"Pendudukan Israel akan menerima balasan karena menodai Masjid Al-Aqsa dan serangannya terhadap jamaah," tambahnya.

Abu Marzouk mengecam sikap diam Arab dan dunia Islam terhadap perkembangan terkini di Yerusalem, dengan mengatakan bahwa keheningan ini "mendorong pendudukan untuk menyerang Masjid Al-Aqsa dan rakyat Palestina dan Yudaize Yerusalem".

Dia melanjutkan, dengan menyerukan kepada rakyat Palestina "untuk mendukung Yerusalem dengan segala cara yang mungkin dan untuk menggalang upaya untuk menghadapi pendudukan."

Beberapa negara Arab dan regional termasuk Turki dan Iran mengutuk serangan Israel terhadap Palestina di Yerusalem. Mereka menganggap Israel bertanggung jawab penuh atas eskalasi kekerasan yang saat ini muncul di Yerusalem Timur.

Dalam beberapa hari terakhir, warga Palestina di Yerusalem telah melakukan protes solidaritas dengan penduduk lingkungan Sheikh Jarrah di tengah bentrokan dengan polisi Israel.

Lebih dari 205 orang terluka dalam serangan Israel di Masjid Al-Aqsa, Gerbang Damaskus Kota Tua, dan distrik Sheikh Jarrah pada hari Jumat, menurut Bulan Sabit Merah Palestina.

Protes itu terjadi ketika Pengadilan Pusat Israel di Yerusalem Timur menyetujui keputusan untuk mengusir tujuh keluarga Palestina dari rumah mereka demi pemukim Israel pada awal 2021.

Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu "Temple Mount," mengklaim sebagai situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.

 
Berita Terpopuler