India Kembali Catat Rekor Kasus Covid-19 dalam Sehari

Kematian akibat Covid-19 menembus angka 3.980 jiwa dalam sehari.

EPA-EFE/IDREES MOHAMMED
Anggota keluarga berdiri di samping tubuh korban COVID-19 saat mereka tiba di tempat kremasi untuk melakukan upacara terakhir di New Delhi, India, Kamis (29/4). Delhi melaporkan 25.986 kasus baru, 368 kematian dalam 24 jam terakhir dan terus berlanjut. berjuang dengan suplai oksigen.
Rep: Fergi Nadira Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India kembali mencatat rekor kematian dan kasus Covid-19 dalam kurun waktu 24 jam, Kamis (6/5). Kematian akibat Covid-19 menembus angka 3.980 jiwa dalam sehari.

Baca Juga

Kementerian Kesehatan India mencatat keseluruhan kematian sejak pandemi menjadi 230.168 jiwa. Sementara itu, kasus infeksi harian Covid-19 bertambah 412.262 kasus pada Kamis (6/5) yang menjadikan beban kasus Covid-19 di India sejak pandemi menjadi 21,1 juta kasus.

Sistem kesehatan India mulai tergopoh-gopoh menopang lonjakan kasus baru Covid-19. Stok oksigen medis untuk menangani pasien benar-benar terkuras. Sejumlah negara telah menyalurkan bantuan medis terkait agar India mampu bertahan.

Banyak ahli menduga bahwa dengan tingkat pengujian yang rendah dan pencatatan penyebab kematian yang buruk. Jumlah sebenarnya pun bisa jauh lebih tinggi. Hingga saat ini, daerah paling parah terkena dampak adalah New Delhi dan Maharashtra, meski negara bagian lain termasuk Benggala Barat, Kerala, dan Karnataka sekarang melaporkan kenaikan tajam.

 

Penasihat ahli utama pemerintah India, K Vijay Raghavan mengatakan, bahwa negara berpenduduk 1,3 miliar itu harus siap menghadapi gelombang infeksi lain setelah gelombang saat ini. "Fase tiga tidak bisa dihindari mengingat tingginya tingkat sirkulasi virus. Tetapi tidak jelas pada skala waktu apa fase tiga ini akan terjadi. Kami harus bersiap untuk gelombang baru," kata Raghavan dalam konferensi pers seperti dikutip laman Channel News Asia, Kamis.

Pemerintah menghadapi kritik karena pasien meninggal di luar rumah sakit. Sementara pengiriman oksigen dan peralatan telah berdatangan dari Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Rusia, dan negara-negara lain dalam beberapa hari terakhir.

Namun, India masih membutuhkan lebih banyak oksigen dari negara lain untuk melawan lonjakan kasus sampai jumlahnya stabil. "Kami tidak memiliki cukup oksigen," kata pejabat tinggi pemerintah yang enggan menyebutkan jati dirinya.

"Jika kita bisa mendapatkan lebih banyak oksigen, lebih banyak nyawa akan terselamatkan," ujarnya menambahkan.

Times of India melaporkan bahwa Rabu (5/5) malam, 11 orang meninggal di sebuah rumah sakit dekat kota selatan Chennai setelah tekanan saluran oksigen menurun. Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah menyerukan tindakan internasional yang "mendesak" untuk mencegah bencana kemanusiaan yang semakin parah di seluruh Asia Selatan.

Lonjakan di India juga menyoroti kasus di Nepal. Di negara tersebut dikatakan banyak rumah sakit penuh dengan pasien Covid-19 dan beban kasus harian 57 kali lebih tinggi dari satu bulan lalu. Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC) mengatakan pada Rabu, bahwa jenis virus corona Inggris lebih dominan di India utara, sedangkan varian baru India yang dikenal sebagai B1617 lebih umum di Maharashtra, Karnataka dan Gujarat.

 
Berita Terpopuler