Mutasi Virus Corona India yang Sudah Sampai ke Tangsel

Dua orang warga Tangsel dikonfirmasi pernah terpapar mutasi Covid-19 India, B1617.

ANTARA /Jessica Helena Wuysang
Seorang pengendara motor melintas di depan mural tentang pandemi Covid-19. Indonesia sedang mewaspadai masuknya sejumlah mutasi virus corona, seperti strain dari India dan Inggris. Di Tangsel sudah ditemukan dua warga yang positif akibat mutasi virus corona India B1617.
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Eva Rianti, Haura Hafizah, Fergi Nadira, Antara

Mutasi virus corona jenis baru asal India sudah sampai ke kawasan Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Dua kasus konfirmasi strain India B1617 yang ditemukan di Tangsel namun saat ini sudag dalam kondisi sembuh.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Allin Hendarlin Mahdaniar, mengonfirmasi adanya dua kasus corona jenis baru B1617 strain India di wilayah Tangsel, Banten. Dua kasus perdana di Tangsel tersebut diketahui dari informasi posko KLB Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Iya. Info posko KLB Kemenkes tanggal 1 Mei 2021 ada kasus positif strain baru. B1617 strain India (2 kasus), alamat Serpong Utara, Kota Tangsel," ujar Allin saat dikonfirmasi Republika.

Dua orang yang terpapar B1617 tersebut diketahui berkontak erat dengan anaknya yang telah lebih dulu dinyatakan terpapar virus corona jenis baru itu. "Kemungkinan terpapar dari Jakarta. Kedua orang ini berkunjung ke rumah anaknya di Jakarta, kemungkinan tertular anaknya," ungkapnya.

Allin menerangkan, dalam proses perawatan, awalnya dua orang itu dalam pengawasan Puskesmas Pondok Jagung, lalu dirawat di RS Hermina Ciputat, Tangsel. "Awal merasakan gejala kemudian dirawat di RS Hermina, info dari Puskesmas Pondok Jagung tanggal 5 April sampai 17 April 2021," terangnya.

Dia menambahkan, setelah menjalani perawatan dan dinyatakan negatif, keduanya pun dinyatakan sembuh. Saat ini mereka juga sudah kembali ke rumah. "Jadi saat pulang dari RS Hermina itu PCR dan lain-lain sudah negatif. Kemarin pada hari Ahad kami kunjungi pasiennya sudah di rumah dan dalam keadaan sehat," jelasnya.

Dia menambahkan, pihaknya juga telah melakukan tracing kepada kontak erat. "Kontak erat dengan kasus strain india, sudah dilakukan follow tracing," tutupnya.

Di Banten masih ada satu lagi temuan strain luar negeri. Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang mengonfirmasi adanya satu kasus perdana corona jenis baru B117 strain Inggris. Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang Hendra Tarmizi.

"Iya betul ada satu kasus corona varian dari Inggris. Itu warga Kecamatan Mekar Baru. Usianya sekitar 30 tahunan," ujar Hendra saat dikonfirmasi Republika, Kamis (6/5).

Dia menerangkan, informasi tersebut diperoleh pada akhir pekan lalu seusai dilakukan pemeriksaan serum di Litbangkes Kemenkes. Namun dia menjelaskan, yang bersangkutan diketahui terpapar virus pada sejak pertengahan Februari 2021 lalu, usai kembali dari luar negeri, yakni Arab Saudi.

"Waktu positif itu belum ketahuan terpapar virus corona jenis baru. Dianggap masih virus biasa. Setelah diteliti oleh Litbangkes ternyata itu varian dari UK. Dia diisolasi seperti biasa kayak pasien Covid-19," terangnya.  

Hendra menjelaskan, saat ini orang yang terpapar corona jenis varian B117 itu dinyatakan sudah sembuh pada Maret 2021 lalu. "Sudah sembuh. Kejadiannya kan pertengahan Februari baru pulang dari Timur Tengah, diskrining ketahuan, diisolasi 20 hari-an, setelah itu pulang ke rumah, sekitar Maret berarti," kata dia.

Hendra melanjutkan, saat ini Dinkes Kabupaten telah melakukan upaya tracing terhadap kontak erat. Dia menyebut ada 10 sampel serum yang masih diteliti di Litbangkes untuk diketahui ada atau tidaknya indikasi terpapar corona jenis baru B117 strain Inggris.

"Yang dites kurang lebih 10. Serumnya dikirim ke Litbangkes, baru Senin lalu. Hasilnya belum keluar. Tujuannya untuk menentukan pernah terpapar virus varian yang baru atau belum," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten sekaligus Juru Bicara Satgas Covid-19 Banten, Ati Pramudji Hastuti, memastikan tim Satgas Covid-19 telah mengambil sampel kepada keluarga atau kontak erat guna mengantisipasi penyebaran virus corona jenis baru tersebut. "Untuk memastikan lebih lanjut dilakukan pengambilan sampel yang kontak erat," kata dia.

Baca Juga

Mutasi ganda varian Covid-19 India - (Republika)





Mutasi virus corona dari strain luar negeri diprediksi akan terus bertambah jumlahnya. Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi melaporkan 59 pelaku perjalanan luar negeri asal India di Indonesia terdeteksi positif Covid-19. "Pada periode 28 Desember 2020 sampai 25 April 2021, kita dapatkan 59 kasus positif dari pelaku perjalanan dari India," katanya dalam pernyataan kepada wartawan secara virtual, Kamis (6/5).

Dari 59 kasus positif tersebut, 49 di antaranya merupakan warga negara asing asal India dan sepuluh warga negara Indonesia. Ke-26 kasus positif tersebut, lanjutnya, di antaranya dideteksi dari para pelaku perjalanan dari India pada 10 hingga 25 April 2021.

"Dari 26 kasus itu, 24 warga negara India dan dua orang warga negara Indonesia," katanya.

Siti Nadia mengatakan 26 kasus positif sudah diambil spesimennya untuk dilakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) atau pengurutan genom untuk diketahui apakah ada potensi mutasi atau varian baru dari SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 seperti B117, B1617 dan B1351. "Pemeriksaan spesimen dilakukan secara sampling untuk kedatangan 28 Desember sampai 10 April 2021. Kita masih tunggu spesimen tadi, baik dari 26 yang positif maupun spesimen yang jadi sampel pada periode sebelumnya," katanya.

Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, tegas mengatakan pemerintah tidak boleh mengabaikan fakta adanya pelaku perjalanan dari India ke Indonesia yang positif Covid-19. Pemerintah tidak boleh mengabaikan situasi ini dan harus menutup perjalanan wisata umum dari dalam maupun luar negeri, termasuk dari India.

"Situasinya saat ini virus Covid-19 memang semakin menyebar. Untuk mengamankan suatu negara dari virus-virus Covid-19 yang baru harus lakukan penutupan sementara perjalanan ke luar negeri. Ini lebih aman," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (6/5).

Kemudian, ia melanjutkan pemerintah tidak bisa bergantung dengan adanya karantina selama 14 hari bagi wisatawan yang positif Covid-19. Tentu hal ini sangat berpotensi dan membuat situasi di Indonesia semakin parah.

"Berisiko jika Indonesia masuk membuka jalur wisatawan yang ke luar maupun ke dalam negeri. Lebih aman perjalanan wisata ditutup sementara. Ini tidak bisa diabaikan," kata dia.

Pemerintah India mengatakan, bahwa varian mutasi ganda baru dari Covid-19 dinilai terkait kuat pada gelombang kedua di negara tersebut. Sampel yang mengandung varian B1617 telah ditemukan di beberapa negara bagian dengan jumlah kasus yang tinggi mulai Maret lalu.

Pejabat di Pusat Pengendalian Penyakit Nasional mengatakan, pihaknya belum sepenuhnya membuat korelasi, meski mengira terdapatnya korelasi. Mutasi ganda adalah ketika dua mutan bersatu dalam virus yang sama.

Dari sekitar 13 ribu sampel yang diurutkan, lebih dari 3.500 ditemukan varian yang menjadi perhatian (VOC) di delapan negara bagian. Namun selama lebih dari sebulan, ibu kota, New Delhi teguh berpendirian bahwa varian B1617 tidak memiliki hubungan dengan lonjakan kasus yang terjadi belakangan ini.

Para pejabat juga membantah bahwa peningkatan kasus terkait dengan mutasi Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil. Ahli virologi Dr Shahid Jameel mengatakan, bahwa India mulai serius melihat mutasi cukup terlambat. Sebab, upaya pengurutan baru dimulai dengan benar pada pertengahan Februari 2021.

India mengurutkan lebih dari 1 persen dari semua sampel saat ini. "Sebagai perbandingan, Inggris mengurutkan pada 5-6 persen pada puncak pandemi. Tetapi Anda tidak dapat membangun kapasitas seperti itu dalam semalam," katanya dikutip laman BBC.

Meskipun pemerintah pusat mengatakan ada korelasi, namun hubungan tersebut tidak sepenuhnya benar. "Korelasi epidemiologis dan klinisnya tidak sepenuhnya ditetapkan. Tanpa korelasi, kami tidak dapat membangun hubungan langsung dengan lonjakan apa pun. Namun, kami telah menyarankan negara bagian untuk memperkuat respons kesehatan masyarakat seperti meningkatkan pengujian, isolasi cepat, mencegah keramaian, vaksinasi," ujar pejabat di Pusat Pengendalian Penyakit Nasional, Sujeet Singh.

 
Berita Terpopuler