Bogor Mengaji Diluncurkan, Guru Mengaji Dapat Insentif

Program Bogor Mengaji baru pertama kali di Jawa Barat.

Antara/Destyan Sujarwoko
Bogor Mengaji Diluncurkan, Guru Mengaji Dapat Insentif. Ilustrasi
Rep: Shabrina Zakaria Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Program Bogor Mengaji yang dibuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akhirnya diluncurkan. Di kesempatan yang sama, ribuan guru mengaji se-Kota Bogor juga menerima kartu ATM dan BPJS Ketenagakerjaan.

Baca Juga

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, inisiasi dari gerakan Bogor Mengaji lahir dari kolaborasi banyak pihak dalam upaya mengentaskan buta aksara Alquran di Kota Bogor. Sasaran pesertanya yakni warga pra lanjut usia (pralansia).

“Tradisi tadarus, khataman Alquran telah ada di kota ini sejak lama. Tetapi tentunya alangkah baiknya apabila kita bersama-sama juga menyempurnakan lafaz kita ketika membaca Alquran bagi semua. Termasuk bagi saya dan keluarga, bagi pimpinan di balai kota, camat, lurah, ASN, PKK, sampai warga,” kata Bima Arya di Masjid Al Mujahidin, Mekarwangi, Tanah Sareal, Rabu (5/5)

Gerakan Bogor Mengaji tahap pertama akan dimulai dengan 2.000 peserta. Setiap kelurahan akan terdiri dari sekitar 30 orang. Di samping itu, pada program ini sudah ada 83 guru ngaji yang ikut bergabung.

Selain meluncurkan gerakan Bogor Mengaji, Pemkot Bogor juga menyerahkan kartu ATM bank BJB yang akan dipergunakan untuk penyaluran insentif bagi guru mengaji dan kartu kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Bima Arya mengatakan, program insentif ini memang sudah dijalankan sejak beberapa tahun lalu.

“Ini bagian dari komitmen Pemkot Bogor memuliakan guru mengaji walaupun secara nominal memang masih jauh dari harapan tentunya. Tapi paling tidak atensi, perhatian, kasih sayang, rasa cinta kami. Pesannya ini adalah satu bidang yang betul-betul kami fokuskan,” ujarnya.

 

 

Ke depan, Pemkot Bogor terus berikhtiar memperbaiki, meningkatkan jumlah penerima hingga menambah jumlah insentif. “Tahun ini kami anggarkan sekitar Rp 5,04 miliar untuk insentif guru mrngaji se-Kota Bogor. Kami berterima kasih atas kolaborasi dengan Bank BJB, dengan BPJS Ketenagakerjaan. Jumlahnya terus ditambah, fasilitasnya juga kita tambah,” jelasnya.

Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan kanwil Jawa Barat, Dodo Suharto mengatakan, jumlah guru mengaji yang sudah didaftarkan Pemkot Bogor ke BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 2.802 orang. “Apabila ada peserta atau guru ngaji yang mengalami kecelakaan kerja maka akan menjadi tanggung jawab BPJS untuk memberikan pengobatan sampai sembuh. Tentunya apabila ada peserta yang meninggal dunia pada saat bekerja, putra-putrinya akan mendapatkan beasiswa sampai menyelesaikan pendidikan S1. Jadi dua orang anak (dari guru ngaji) akan mendapatkan beasiswa dari kami,” kata Dodo.

Dodo menambahkan, program dari Kota Bogor ini baru pertama kali di Jawa Barat. Sehingga, diharapkan program ini menjadi contoh wilayah lain di Jawa Barat. 

Di tempat yang sama, salah seorang guru mengaji penerima insentif, Ustadz Achmad Nizar menilai perhatian dari Pemkot Bogor sangat dirasakan manfaatnya. Menurut guru mengaji di Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Bogor Tengah ini, dulu belum ada program insentif guru mengaji sama sekali.

Achmad mengaku, selain untuk kebutuhan sehari-hari, insentif ini bisa digunakan untuk kebutuhan madrasah. Sehingga dia berharap ke depannya, program insentif ini bisa terus ada.

 

“Alhamdulillah sekarang juga lebih mudah diberikan kartu ATM jadi bisa diambil setiap bulan, sebelumnya per tiga bulan sekali. Semoga apa yang dilakukan Pemkot Bogor menjadi keberkahan,” ujarnya.

 
Berita Terpopuler