Alur Pergerakan Calhaj Indonesia Jika Haji 1442H Dibuka

Kemenag disebut terus mempersiapkan berbagai skenario serta mitigasinya.

Republika/Thoudy Badai
Petugas memeragakan tatacara manasik haji di Almahmudah Manasik Training Center (AMTC), Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa (20/4). Kawasan Almahmudah Manasik Training Center tersebut selain dijadikan tempat manasik haji juga dijadikan sebagai tempat wisata religi saat bulan Ramadhan sekaligus menjadi sarana edukasi bagi pengunjung mengenai cara ibadah haji dan umrah dengan tiket mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 80 ribu per orang. Republika/Thoudy Badai
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) telah menyusun alur pergerakan jamaah, jika Arab Saudi mengizinkan Indonesia berpartisipasi pada haji 1442 H/2021 M. Alur pergerakan tersebut dirumuskan sebagai bagian dari mitigasi penyelenggaraan haji yang disiapkan pemerintah. 

Baca Juga

"Sampai hari ini kita belum memiliki kepastian pemberangkatan jamaah haji. Tetapi, kita terus berharap agar kita dapat memberangkatkan jemaah haji," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag, Ramadhan Harisman, dikutip di laman resmi Kemenag, Rabu (28/4).

Dengan rasa optimisme tersebut, Kemenag disebut terus mempersiapkan berbagai skenario serta mitigasinya.  Termasuk di dalamnya adalah alur pergerakan jamaah jika terjadi pemberangkatan.

Ramadhan menyebut penyelenggaraan haji di masa pandemi memerlukan beberapa penyesuaian. Terutama mengingat diberlakukannya protokol kesehatan baik di Indonesia maupun di Arab Saudi.

Alur pergerakan jamaah ini disusun dengan tujuan memastikan keselamatan dan keamanan jemaah. Setidaknya, ada delapan tahapan yang harus dilalui jamaah selama melaksanakan ibadah haji.

 

 

Pertama, jamah haji wajib divaksin. Sebelum melaksanakan proses rangkaian ibadah haji, setiap jamaah haji wajib menjalankan dua vaksinasi, yaitu covid-19 dan meningitis.

"Untuk vaksinasi Covid-19, Kabid PHU di tiap provinsi harus memastikan jamaah yang akan berangkat sudah divaksin. Apalagi saat ini, Kemenkes telah menetapkan jamaah haji sebagai kelompok rentan sehingga bisa mendapat prioritas penerima vaksin Covid-19," lanjutnya.

Kedua, proses karantina asrama haji. Selama berada di asrama haji, jamah menjalani karantina selama 3 kali 24 jam. Jamaah akan menjalani dua kali tes Covid-19, yaitu saat kedatangan dengan tes antigen dan di hari terakhir dengan tes PCR swab.

Jika hasil tes jamaah negatif, mereka bisa melanjutkan perjalanan berangkat ke Arab Saudi. Namun jika hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri di asrama haji

Alur ketiga yaitu karantina di Hotel Makkah. Karena kemungkinan Indonesia hanya memberangkatkan sedikit jamaah, Ramadhan menyebut semua jamaah akan turun di Jeddah.

 

 

Selama di Makkah ini, jamaah akan dikarantina selama 3 x 24 jam, dengan kapasitas maksimal dua orang per kamar. Setelahnya, jamaah haji kembali akan melakukan tes PCR Swab.

"Jika hasilnya negatif, pada hari ke-4 jamaah bisa melaksanakan umrah. Jika hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri pada hotel di Makkah," ujar Ramadhan. 

Keempat, terkait Miqat dengan Protokol Kesehatan. Jamaah yang akan melaksanakan umrah wajib diberangkatkan dengan menggunakan bus menuju tempat miqat dengan mengikuti protokol kesehatan yang ditentukan Pemerintah Saudi.

Kelima, Umrah Wajib dan Thawaf Ifadlah. Selama di Makkah, selain umrah wajib dan thawaf Ifadhah di Masjidil Haram, jamaah diberikan kesempatan ke Masjidil Haram dengan tiga kali kesempatan, sembari tetap memperhatikan protokol kesehatan. 

 

 

"Ini juga kita akan betul-betul perhatikan, karena saat ini memasuki Masjidil Haram perlu memperhatikan ketentuan yang ditetapkan. Sementara pergerakan jamaah saat puncak ibadah haji akan menyesuaikan dengan ketentuan di Saudi," lanjutnya.

Keenam, Jemaah menuju Madinah. Setelah selesai melakukan seluruh proses haji di Makkah, jamaah akan diberangkatkan ke Madinah.

Setibanya di madinah, jamaah ditempatkan pada hotel-hotel yang telah ditentukan dengan komposisi satu kamar maksimum ditempati dua orang. Jamaah akan tinggal di Madinah selama tiga hari, sehingga tidak ada pelaksanaan shalat Arbain. 

Ketujuh, jamaah kembali melakukan tes PCR Swab sebelum pulang ke Tanah Air. Jamaah akan dipulangkan ke Tanah Air melalui bandara Madinah. Aturan yang sama berlaku pada hasil tes ini, dimana jika hasilnya positif akan dilakukan isolasi mandiri di hotel di Madinah.

Tahapan terakhir adalah swab antigen setibanya di Tanah Air. Tes swab Antigen akan dilakukan di Asrama Haji. 

 

"Kesimpulannya, selama proses penyelenggaraan haji jamaah dan petugas wajib menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta membatasi interaksi dan mobilitas," kata Ramadhan.

 
Berita Terpopuler