Tobatnya Umar Setelah Batal Umrah

Umar tidak setuju dengan adanya perjanjian Hudaibiyyah.

Dawan of Islam film
Suku Qurays dan untanya serta kabah (ilustrasi)
Rep: Ali Yusuf Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Rasulullah dan sekitar 1.400 kaum Muslimin tiba di Hudaibiyyah untuk melaksanakan umrah pada 6 H/628 M tidak untuk berperang. Namum kedatangan itu ditolak oleh kaum musyrik Quraisy.

Baca Juga

"Karena itu, mereka menutup pintu masuk perbatasan yang mungkin akan dilewati kaum Muslim," kata Syekh Ahmad Rofi Usmani menuliskan dalam bukunya "Pesona Ibadah Nabi Salat, Zakat, Puasa, Haji"

Setelah terjadi perundingan di antara kedua belah pihak, akhirnya disepakati lah perjanjian Hudabiyyah yang isinya, antara lain, tahun itu Rasulullah tidak boleh memasuki Makkah dan baru tahun berikutnya beliau dan kau Muslimin yang menyertai beliau diperbolehkan mengunjungi Makkah. Kunjungan itupun tidak lama dan hanya tiga hari dengan syarat hanya boleh membawa pedang yang disarungkan.

Syekh Ahmad Rofi mengatakan, terhadap perjanjian itu semula tidak semua sahabat Rasulullah bisa menerimanya dengan sepenuh hati. Umar ibn Khattab salah seorang di antaranya.

Begitu tahu beliau menyepakati perjanjian itu, Umar pun mendatangi beliau dan berkata. "Wahai Rasulullah!  Bukankah kita berada di atas kebenaran dan mereka di atas kebatilan!"

"Ya, benar!" Jawab Rasulullah.

 

 

"Bukankah korban yang mati di antara kita berada di surga dan korban di antara mereka berada neraka tanda?" kata Umar dengan nada agar keras

"Benar!" jawab beliau lantas, mengapa kita merendahkan agama kita dan kembali ke Madinah?

"Pada Allah belum membuat keputusan antara kita dan mereka" tanya Umar lebih lanjut.

"Wahai umar! Aku adalah utusan Allah dan tak akan mendurhakai dia. Dia adalah penolongku dan sekali-kali tidak akan menelantar kan ku." jawa beliau.

 "Bukankah engkau telah memberi tahu kami bahwa kita akan mendatangi Kabah dan bertawaf di sana?" tanya Umar tetap dengan nada keras.

"Ya, benar! tapi, pernahkah aku menjanjikan bahwa akan ke sana tahun ini?" ucap Nabi ganti bertanya.

 "Tidak," kata Umar.  

"Kalau begitu, engkau akan pergi ke ka'bah dan bertawaf di sana tahun depan," kata Rasulullah

 

Tak puas dengan jawaban Rasulullah SAW Umar lantas menemui Abu Bakar al-shiddiq dan mengajukan sederet pertanyaan yang serupa dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Kepada beliau detik ternyata, Abu Bakar juga memberikan jawaban seperti yang beliau berikan. Menerima jawaban-jawaban Abu Bakar yang demikian barulah hati Umar tenang dan menyadari kekeliruan tindakannya yang tidak sopan kepada Rasulullah.

Sebagai pengakuan kesalahannya itu Umar berupaya melakukan berbagai amal-amalan, mulai dari bersedekah, berpuasa salat dan membebaskan diri apa yang dilakukannya tersebut.

 
Berita Terpopuler