Kisah Pedagang Utsmaniyah yang Pergi Haji dari Cape Town

Kisah tersebut mengaitkan hubungan sejarah Cape Town dan Utsmaniyah.

google.com
Suasana kesibukanperdagangan pada masa Ottoman.
Rep: Meiliza Laveda Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan kisah bajak laut dan perbudakan yang mengkaitkan hubungan sejarah antara Cape Town dan Utsmaniyah pada abad ke-18. Penelitian tersebut digagas Pakar Studi Afrika Universitas Cape Town (UCT), Dr Halim Gencoglu dan mantan mahasiswanya, Abdud Daiyaan Petersen.

Baca Juga

Penelitian tersebut mengungkap kisah seorang budak, Carel Pelgrim yang pergi haji. Budak itu diketahui merupakan pedagang Utsmaniyah bernama Hadje Gasanodien yang ditangkap bajak laut di Maputo, Mozambik pada 1772. Oleh bajak laut, Gasanodien dijual sebagai budak.

 

Kisah ini merupakan pendalamanan sejarah Islam di Cape Town dan hubungannya dengan Utsmaniyah. Sejumlah informasi dikumpulkan baik dari keturunan langsung Hadje Gasanodien dan keluarga sejarawan Utsmaniyah, Mahmud Fakih Effendi.

 

Awalnya, para peneliti berhasil mengidentifikasi Carel dari lukisan koleksi William Fehr di Benteng Tanjung Harapan. “Lukisan Hadje Gasanodien alias Carel Pelgrim dan istrinya Nasea dilukis oleh George French Angas,” kata Gencoglu, dilansir News24, Jumat (23/4).

Angas (1822–1886) adalah seorang pelukis Inggris yang tercatat melakukan perjalanan ke Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Setiap wilayah, dia dokumentasikan melalui lukisannya. Lukisan Gasanodien dan Nasea diyakini adalah lukisan seorang Muslim dari CapeTown, Afrika Selatan di awal abad ke-19.

Dari penelitian arsip yang dilakukan diketahui bahwa Carel lahir sekitar tahun 1785. Carel tinggal di rumah miliknya di Jalan Buitengracht dan meninggal di sana pada tahun 1863.

“Gasanodien adalah seorang Vryezwarten (budak yang dibebaskan) dan menggunakan nama Carel setelah dia dibebaskan, seperti yang dilakukan kebanyakan Vryezwarten. Karena hal itu membuat hubungan dengan penjajah menjadi lebih mudah bagi mereka,” ujar dia.

 

Meski belum dapat dikonfirmasi, diasumsikan Gasanodien sebenarnya adalah nama kelahiran Muslim. Peneliti merujuk pada batu nisan dan lukisan tersebut terdapat nama ayahnya, Abdullah. Peneliti pun menyimpulkan bahwa ayahnya adalah seorang Muslim.

Dari sejarah Cape, merujuk dokumen notaris,  Abdullah dikenal sebagai Johan Gottlieb Barends dan ibunya seorang budak bernama, Pakka van de Kaap. Carel, ibu, dan saudara lelakinya, Phillip Barends menetap bersama Cornelis van der Poel, salah seorang warga cape. 

Ihwal ibadah haji yang dilakukan Carel, peneliti menyimpulkan, hubungannya sebagai warga negara Utsmaniyah memungkinkannya pergi ke Makkah.

Sejarawan Achmat Davids mengatakan Carel merupakan ulama terkemuka yang mengelola madrasah. Lukisan Angaslah yang mengungkap hal tersebut. Carel diketahui mengunjungi Makkah antara tahun 1834-1837. Tahun ini merujuk pada buku The Malays of Capetown karya John Schofield Mayson yang diterbitkan tahun 1861. Dugaan ini diperkuat dengan catatan permohonan perjalanan haji Carel via Kalkutta pada Oktober 1833 dalam arsip di Cape Town.

Dugaan pun diperkuat dengan arsip Utsmaniyah yang mengubungkan Carel dan Utsmaniyah. Putranya, Mahmud Effendi berasal dari Makkah dan belajar di sana. Mahmud selanjutnya diangkat menjadi kepala Sekolah Arab Utsmaniyah di Cape Town.

“Menjadi keturunan Utsmaniyah tidak diragukan lagi memudahkan Carel melakukan perjalanan ke Makkah untuk haji,” ucap Gencoglu.

 

Bajak laut dan perbudakan

Namun, koneksi Utsmaniyah dan Carel masih menjadi misteri bagi Gencoglu dan Petersen. Dokumen arsip Turki memberikan beberapa petunjuk terkait ini. Seorang pedagang Utsmaniyah dari Jazirah Arab, Hadje Abdullah dirampok dan disandera saat dia berada di sebuah kapal di Maputo pada tahun 1772.

Tidak ada catatan tentang Abdullah setelah pembajakan tersebut. Namun, jika dia dikurung dan dijual sebagai budak yang ditangkap, dia bisa menjadi ayah Carel dari Cape Town atau sebaliknya,  dengan cara serupa, ayah Carel merupakan budak di Cape.

“Pada periode itu, tidak ada yang bermigrasi ke Afrika selatan dari wilayah Utsmaniyah untuk mencari kondisi kehidupan yang lebih baik karena orang-orang misalnya Yahudi Spanyol bermigrasi ke Utsmaniyah,” ucap dia.

Teka-teki lain bagi Gencoglu dan Petersen adalah bagaimana seorang budak yang dibebaskan berhasil dalam waktu yang relatif singkat mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan ke Makkah pada tahun 1830-an.

 

Koneksi Ottoman

Gencoglu dan Petersen menduga Carel memanfaatkan kekayaan dan hubungan keluarga Utsmaniyah. Jika dia memang putra pedagang Abdullah yang dirampok saat dalam perjalanan ke Maputo untuk menjual produknya, Carel menyadari bahwa dirinya berasal dari keluarga kaya.

“Kami tidak yakin apakah sumber ini berkaitan dengan ayah Gasanodien atau tidak tapi secara kronologis, tanggal tersebut juga sesuai dengan pembajakan pedagang Otsmaniyah Abdullah dan kemudian tanggal lahir Gasanodien, putra Abdullah di Cape,” kata dia.

Lebih lanjut Gencoglu mengatakan nama Gasanodien masih menjadi nama populer di keluarga Effendi. Ini menandakan bahwa anggota keluarga selalu mementingkan nenek moyang mereka.

Buyut dari Hadje Gasanodien, Nathri Effendi mengatakan bahwa ketika Loos menulis tentang Carel Pelgrim di sebuah kolom pada tahun 2003, almarhum ayahnya, Mahmud Effendi menelepon Loos dan mengatakan kepadanya dia adalah keturunan dari Gasanodien. Dia ingin mengoreksi sejumlah fakta dalam artikel kolomnya. Namun, pertemuan tersebut tidak pernah terjadi.

 

Garis keturunan keluarga

Sejumlah dokumen arsip Turki menunjukkan hubungan antara Mahmud Effendi dan Sekolah Ustmaniyah di Castle Street. Dia menetap dan meninggal di 71 Wale Street yang sekarang menjadi rumah bagi Museum Bo-Kaap. 

 

“Dokumen arsip Turki dengan jelas membuktikan bahwa Mahmud Effendi diangkat di Sekolah Utsmaniyah di Cape Town bukan hanya karena pengetahuan Islamnya melainkan karena hubungannya dengan Kekaisaran Utsmaniyah. Nama keluarga Effendi lebih merupakan bukti hubungannya dengan Negara Utsmaniyah,” ucap dia.

 

 
Berita Terpopuler