Republik Ceko Minta Rusia tak Usir 20 Diplomatnya

Menlu Ceko mengatakan Rusia masih punya waktu untuk membatalkan keputusannya

Republik Ceko meminta Rusia membatalkan keputusannya mengusir 20 diplomatnya, memberinya waktu hingga Kamis siang (22/4).
Red: Nur Aini

 

Baca Juga

REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Republik Ceko meminta Rusia membatalkan keputusannya mengusir 20 diplomatnya, memberinya waktu hingga Kamis siang (22/4).

Setelah bertemu dengan duta besar Rusia untuk Ceko, Menteri Luar Negeri Jakub Kulhanek mengatakan kepada wartawan bahwa jika Moskow tetap bersikeras, Praha akan mengurangi diplomat Rusia yang bertugas di Praha hingga sama jumlahnya dengan pejabat diplomatik Ceko di Moskow.

Setelah pertemuannya dengan Alexander Zmejevszkij, Kulhanek mengatakan bahwa sebagai negara berdaulat, Praha telah "bertindak tegas dan membuat keputusan," mencatat bahwa hubungan Ceko-Rusia tengah melalui periode yang luar biasa.

"Kami telah menemukan jaringan dinas rahasia Rusia. Rosatom [Perusahaan Energi Atom Negara Rusia] tidak akan berpartisipasi dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir Dukovany," kata dia.

Menurut laporan media Ceko, lima diplomat saat ini bertugas di kedutaan besar negara di Moskow.

Uni Eropa dukung Republik Ceko

Dalam sebuah pernyataan, Uni Eropa mengecam "kegiatan ilegal" Rusia, yang merujuk pada ledakan mematikan pada 2014, seperti yang dituduhkan pihak berwenang Ceko kepada Rusia.

"Uni Eropa mengutuk keras kegiatan ilegal di wilayah Republik Ceko yang menyebabkan ledakan di gudang amunisi Vrbetice pada 2014. Insiden itu menewaskan dua warga negara Ceko, ancaman serius bagi penduduk sipil, dan kerusakan material yang sangat besar," kata UE.

"UE menyikapi simpulan otoritas Ceko dengan sangat serius berdasarkan penyelidikan ekstensif, bahwa petugas intelijen militer Rusia GRU [Direktorat Intelijen Utama] mendalangi ledakan itu," imbuh pernyataan itu.

Blok menambahkan bahwa pihaknya "sangat prihatin dengan pelanggaran berat atas hukum internasional dan kedaulatan Republik Ceko, serta tindakan seperti itu yang menargetkan Negara Anggota UE lainnya. Rusia harus menghentikan kegiatan yang mengancam keamanan dan stabilitas di Eropa.

"Uni Eropa menyatakan solidaritas penuh dengan Republik Ceko, mendukung tindakan yang diambil oleh otoritasnya sejauh ini, serta dan siap mendukung upaya lebih lanjut untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan," kata Uni Eropa.

Ledakan Vrbetice

 

Sabtu lalu, Perdana Menteri Ceko Andrej Babis mengumumkan bahwa 18 diplomat Rusia dinyatakan sebagai persona non-grata atas dugaan keterlibatan mereka dalam ledakan besar pada 2014 di gudang militer di Kota Vrbetice yang menewaskan dua orang. Para diplomat itu diminta meninggalkan negara itu dalam waktu 48 jam.

Rusia memprotes keputusan tersebut dan menyebutnya "tuduhan tidak berdasar."

Sementara itu, Inggris mengatakan pihaknya "mendukung penuh" Ceko, yang merupakan sekutunya.

Dalam sebuah pernyataan, otoritas Ceko mengungkapkan bahwa dua perwira GRU Rusia, yang diduga melakukan percobaan pembunuhan terhadap Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury pada 2018, juga terlibat dalam ledakan di Vrbetice.

Intelijen Inggris menuduh dua warga Rusia, Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, dan menuntut mereka atas serangan Novichok di Salisbury.

Merespons keputusan deportasi Republik Ceko, Rusia juga mengumumkan bahwa mereka akan mengusir 20 diplomat Ceko.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Duta Besar Ceko Vitezslav Pivonka telah diberitahu bahwa para diplomat telah dinyatakan sebagai persona non-grata dan harus meninggalkan negara itu selambat-lambatnya pada Senin.

Kementerian juga menuntut agar jumlah staf yang direkrut secara lokal di Kedutaan Besar Ceko dikurangi ke tingkat yang sama dengan Kedutaan Besar Rusia di Praha.

 
Berita Terpopuler