Pengolahan Buah Kolang Kaling

Permintaan kolang kaling tahun ini menurun akibat pandemi covid-19.

Pekerja mengupas buah kolang kaling di industri rumahan Kampung Peninjauan Sukarame 2, Bandar Lampung, Lampung, Selasa (20/4/2021). Menurut pengusaha, Permintaan kolang kaling pada bulan Ramadhan tahun ini menurun dibandingkan Ramadhan sebelumnya yang mencapai 60 persen akibat dampak pandemi COVID-19.

Pekerja mengolah buah kolang kaling di industri rumahan Kampung Peninjauan Sukarame 2, Bandar Lampung, Lampung, Selasa (20/4/2021). Menurut pengusaha, Permintaan kolang kaling pada bulan Ramadhan tahun ini menurun dibandingkan Ramadhan sebelumnya yang mencapai 60 persen akibat dampak pandemi COVID-19.

Pekerja mengupas buah kolang kaling di industri rumahan Kampung Peninjauan Sukarame 2, Bandar Lampung, Lampung, Selasa (20/4/2021). Menurut pengusaha, Permintaan kolang kaling pada bulan Ramadhan tahun ini menurun dibandingkan Ramadhan sebelumnya yang mencapai 60 persen akibat dampak pandemi COVID-19.

Red: Mohamad Amin Madani

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pekerja mengupas buah kolang kaling di industri rumahan Kampung Peninjauan Sukarame 2, Bandar Lampung, Lampung, Selasa (20/4/2021).

Menurut pengusaha, Permintaan kolang kaling pada bulan Ramadhan tahun ini menurun dibandingkan Ramadhan sebelumnya yang mencapai 60 persen akibat dampak pandemi COVID-19.

 

 

 
Berita Terpopuler

Pendapat dari Akademisi Hingga UAS Atas Polemik Salafi 'Kuasai' Masjid NU dan Muhammadiyah

Digempur Pejuang Palestina, Israel Mundur dari Al Zaytoun

Lima Fakta Misteri Pembunuhan Vina, Eky Sang Pacar Ternyata Anak Polisi

Pemerintah Akui Lengah Terkait Bencana Banjir Bandang di Sumbar yang Kali Ini Mematikan

Viral Dugaan Sekte Sesat di Bali, Sandiaga Klaim Sudah Tahu Lokasinya

Pihak Berwenang Rusia Kembali Tangkap Pejabat Tinggi Kementerian Pertahanan

Mesin Pesawat Garuda Bawa Jamaah Haji Terbakar, Ini Kronologinya Menurut Dirut Garuda

Liverpool Lakukan Upaya Baru untuk Penyerang Real Madrid Rodrygo

Misteri Kematian Vina, Polisi Rilis Pembunuh, Kepala Desa Mengaku tak Kenal

Salafi Bahayakan Negara Ancam Persatuan Umat, akankah Dilarang Seperti Malaysia?