Kekhasan Istana Dinasti Islam: Bekas Benteng Hingga Topkapi
Dalam sejarah arsitektur Islam, Dinasti Umayyah yang pertama membangun istana.
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sejarah arsitektur Islam, Dinasti Umayyah yang pertama membangun istana. Istana tersebut diberinama Istana Padang Pasir yang terletak di pedalaman Suriah, Palestina, dan Trans-Yordania. Awalnya, istana tersebut merupakan benteng-benteng peninggalan Romawi dan Bizantium yang menjaga daerah perbatasan.
Di masa-masa awal, istana dinasti Umayyah umumnya dicirikan dengan kubah hijau. Sejatinya, pengenalan istana lebih kepada bidang yang dikelilingi tembok yang memisahkan penguasa dari dunia manusia biasa.
Perkembangan arsitektur istana baru berjalan masif ketika penaklukan India dan Mongol khususnya di Iran dan India. Di sana, muncul tradisi menghidupkan ekspresi kekuasaan sang raja secaa permanen.Contoh-contohnya dapat dilihat istana dinasti Safawi di Isfahan dan Fatehpur Sikri. Istana-istana di dua tempat tersebut secara gamblang menampilkan arsitektural yang mengekspresikan kekuasaan.
Namun, tradisi itu tidak sepenuhnya dominan di dunia Islam. Kebanyakan yang istana dibangun dengan pola arsitektur tersembunyi. Misalnya, Lasykari Bazaar, istana kecil atau kastel Gaznawiyah dan Guriyah pada abad ke-12 di Afganistan dan Alhambra di Cordoba. Arsitektur istana di kawasan itu memperlihatkan keteraturan yang teliti membiarkan fungsi sebagai istana terlihat jelas.
Istana yang ditampilkan tidak dominan eksterior dalam memperlihatkan kemegahan dan keindahannya. Justru kemegahan dan keindahan istana tersembunyi pada bagian interiornya. Jadi, identitasnya terlihat pada fungsinya bukan bentuk lahirnya.
Istana dinasti Islam yang paling terakhir dibangun adalah Topkapi. Istana ini masih melanjutkan pola arstektural tersembunyi dimana kemegahan dan keindahan tidak bisa dilihat dari luar melainkan dari sisi dalam istana. Istana Topkapi dibangun dengan dikelilingi tembok tinggi dengan pintu utama besar.
Istana tersebut memiliki paviliunm tempat tinggal resmi dan pribadi, juga ruang resepsi, perbendaharaan, dan bagian praktis seperti dapur. Hampir seluruh bangunan istana harus dipandang sebagai momumen yang terpisah dan sebagian.