Presiden Macron Tutup Sekolah Elite Prancis

Sekolah negeri ENA di Prancis dianggap terlalu elite

AP/Thibault Camus
Presiden Prancis Emmanuel Macron
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron menutup sekolah pemerintahan negara Ecole Nationale d'Administration (ENA). Sebagai gantinya, Macron membuka sekolah pemerintahan negara yang baru yaitu Public Service Institute (ISP), pada Jumat (9/4). 

Baca Juga

Penggantian ini merupakan upaya untuk mengubah citra pegawai negeri Perancis. Macron mengatakan, pembentukan ISP akan menciptakan layanan publik senior hingga tantangan zaman. 

"Kami harus secara radikal mengubah cara kami merekrut, cara kami melatih, cara kami memilih elite administratif, cara kami membangun karier," ujar Macron, dilansir Anadolu Agency, Ahad (11/4).

"Seorang pegawai negeri senior harus mengerti kondisi di lapangan. Pegawai negeri yang memiliki kapasitas tinggi adalah cerminan wajah Prancis," ujar Macron menambahkan.

Macron pertama kali berkomitmen untuk menutup ENA pada 2019. Tepatnya selama puncak gerakan sosial kelas pekerja "rompi kuning" yang menantang kepresidenannya.

ENA didirikan oleh Charles de Gaulle pada tahun 1945 pada akhir Perang Dunia II. Sekolah tersebut telah menjadi simbol tempat pelatihan Prancis bagi para pemimpin masa depan.

Selama bertahun-tahun ENA dianggap sebagai sekolah yang terlalu elite. Sekolah itu  dipenuhi dengan siswa berprestasi yang akan mengisi jabatan tinggi dalam koridor kekuasaan. Hal tersebut telah menghadapi kritik karena menghasilkan pejabat publik yang terputus dari realitas lapangan dan kesulitan rakyat biasa.

 

Macron mengatakan siswa dari ISP harus menghabiskan tahun pertama mereka di lapangan, berkomunikasi, dan membuat koneksi dengan warga. Setelah lulus dari ISP, siswa akan bergabung dengan salah satu badan di administrator Negara Bagian.

ISP dijadwalkan dibuka pada 2022 di Strasbourg. Macron akan membuka kesempatan bagi semua kalangan untuk mengenyam pendidikan di ISP. Macron mengatakan, ISP akan menerima siswa dari 13 sekolah umum dan mengikuti kurikulum yang "lebih terbuka untuk dunia akademis dan penelitian, di Prancis dan internasional."

Sejumlah alumni ENA telah menjadi beberapa politisi dan menteri Prancis terkemuka, terutama mantan presiden Jacques Chirac, Valery Giscard d'Estaing, dan Francois Hollande. Beberapa pejabat pemerintahan saat ini yang merupakan lulusan ENA antara lain, Perdana Menteri Jean Castex, Menteri Pertahanan Florence Parly, Menteri Urusan Eropa Clement Beaune dan Presiden Macron. Macron diketahui lulus dari ENA pada 2004.

 
Berita Terpopuler