Filipina Batasi Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Sejauh ini Filipina belum menemukan kasus atau efek samping vaksin AstraZeneca

AP/Matthias Schrader
Vaksin Astrazeneca.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk warga berusia di bawah 60 tahun. Hal itu menyusul penemuan kasus pembekuan darah pada sejumlah orang yang menerima vaksin tersebut.

Baca Juga

Kepala Badan Obat dan Makanan Filipina Rolando Enrique Domingo mengungkapkan, penangguhan sementara dilakukan setelah European Medicines Agency (EMA) merekomendasikan untuk memasukkan pembekuan darah sebagai efek samping langka dari vaksin AstraZeneca. Kendati demikian, sejauh ini Filipina belum menemukan kasus atau efek samping semacam itu di negaranya.

"Penangguhan sementara ini tidak berarti bahwa vaksin (AstraZeneca) itu tidak aman atau tidak efektif. Ini hanya berarti bahwa kami mengambil tindakan pencegahan untuk memastikan keamanan setiap warga Filipina," kata Domingo pada Kamis (8/4).

Sejauh ini, Filipina telah menerima 525.600 dosis vaksin AstraZeneca melalui fasilitas Covax. Sebanyak 2,6 juta dosis lainnya, yang dibeli sektor swasta, akan dikirimkan bulan depan.

Pada Rabu (7/4) lalu, Korea Selatan (Korsel) juga memutuskan menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk warga berusia di bawah 60 tahun. Hal itu karena kekhawatiran munculnya kasus pembekuan darah sebagai efek samping vaksin terkait.

"Kami membuat keputusan pencegahan ini untuk menempatkan keselamatan orang-orang yang menerima vaksin Covid-19 di atas segalanya," kata Kepala Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel Jeong Eun-kyeong, dikutip laman kantor berita Korsel Yonhap.

 

Penangguhan itu diberlakukan mulai Kamis pekan ini. Korsel mengambil langkah demikian saat EMA dijadwalkan menggelar pertemuan untuk meninjau kasus pembekuan darah pada orang-orang yang divaksinasi menggunakan AstraZeneca. "Berdasarkan temuan EMA, kami akan berdiskusi secara mendalam dengan para ahli di sini dan merespons dengan cepat," kata Jeong.

Sejauh ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih tetap merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca. Ia menyebut manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya. Saat ini sejumlah negara di dunia, termasuk Eropa, telah menangguhkan atau membatasi penggunaan AstraZeneca. 

 
Berita Terpopuler