Badan Obat Eropa: Pembekuan Darah Terkait dengan AstraZeneca

Badan Obat Eropa menyebut penyebab pembekuan darah belum diketahui.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator bersiap melakukan vaksinasi menggunakan vaksin Covid-19 Astrazeneca
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Seorang pejabat senior untuk European Medicines Agency (EMA) mengatakan, ada keterkaitan antara vaksin Covid-19 AstraZeneca dengan pembekuan darah di otak. Tetapi kemungkinan penyebabnya masih belum diketahui. 

Baca Juga

Namun, EMA kemudian mengatakan, peninjauan mengenai efek samping vaksin AstraZeneca masih berlangsung. Hasil peninjauan diharapkan dapat diumumkan pada Rabu (7/4) atau Kamis (8/4). Juru bicara AstraZeneca menolak berkomentar tentang masalah tersebut.

"Menurut saya, sekarang bisa kita katakan bahwa jelas ada kaitan (penggumpalan darah di otak) dengan vaksin (AstraZeneca). Namun, kami masih belum tahu apa yang menyebabkan reaksi ini,” kata Ketua Tim Evaulasi Vaksin di EMA, Marco Cavaleri kepada harian Italia Il Messagero.

Cavaleri tidak memberikan bukti yang  mendukung komentarnya. Cavaleri mengatakan, untuk sementara EMA menyatakan bahwa ada keterkaitan antara pembekuan darah di otak dengan vaksin AstraZeneca. Tetapi EMA tidak mungkin memberikan indikasi terkait usia individu yang dapat menerima suntikan AstraZeneca, karena peninjauan masih berlangsung. Beberapa negara, termasuk Prancis, Jerman, dan Belanda, telah menangguhkan pemberian vaksin AstraZeneca pada warga berusia muda. 

"Komite Penilaian Risiko Farmakovigilans (PRAC) EMA belum mencapai kesimpulan dan peninjauan (dari kemungkinan keterkaitan vaksin dengan pembekuan darah) saat ini sedang berlangsung," ujar pernyataan EMA.

 

EMA pekan lalu mengatakan bahwa tinjauannya saat ini belum mengidentifikasi faktor risiko spesifik, seperti usia, jenis kelamin, atau riwayat medis yang pernah mengalami gangguan pembekuan darah sebelumnya. EMA menyatakan hubungan kausal dengan vaksin tidak terbukti, tetapi mungkin ada analisis lebih lanjut.

Di antara kasus yang dilaporkan pengaruh vaksin AstraZeneca sebagian besar dialami oleh perempuan muda dan paruh baya. Tetapi hal itu tidak membuat EMA menyimpulkan bahwa kelompok tersebut berisiko mengalami pembekuan darah setelah menerima suntikan AstraZeneca.

Para ilmuwan sedang menjajaki beberapa kemungkinan yang dapat menjelaskan penyebab terjadinya pembekuan darah di otak setelah mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca. Kasus itu sangat langka dan muncul pada individu setelah beberapa hari atau beberapa minggu menerima suntikan vaksin AstraZeneca.

Peneliti Eropa telah mengajukan satu teori bahwa vaksin memicu antibodi yang tidak biasa dalam beberapa kasus yang jarang terjadi. Sementara yang lain mencoba memahami apakah kasus tersebut terkait dengan pil KB.

Tetapi banyak ilmuwan mengatakan tidak ada bukti pasti dan tidak jelas apakah vaksin AstraZeneca akan menyebabkan masalah yang tidak dimiliki oleh vaksin lain. Dalam wawancara terpisah anggota Komite EMA untuk Produk Obat untuk Penggunaan Manusia (CHMP) Armando Genazzani mengatakan kepada harian La Stampa, "sangat masuk akal" bahwa penggumpalan darah memiliki keterkaitan dengan vaksin AstraZeneca.

Vaksin AstraZeneca didasarkan pada vektor adenovirus simpanse yang dimodifikasi, ChAdOx1, yang dikembangkan di Universitas Oxford. Itu merupakan salah satu dari beberapa vaksin Covid-19 vektor adenovirus.  

 
Berita Terpopuler