'Kasihan Dia Sudah Kangen Sekolah'

Sejumlah orang tua menyebut anaknya sudah rindu pembelajaran tatap muka di sekolah.

Prayogi/Republika.
Seorang pekerja sekolah mengisi sabun cuci tangan di SMAN 81 Jakarta, Senin (5/4). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di 100 sekolah mulai 7 April hingga 29 April 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Skema yang diterapkan adalah para siswa belajar tatap muka secara bergantian. Prayogi/Republika
Rep: Febryan A Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nita (44 tahun) bersemangat menceritakan putrinya yang akan kembali belajar di sekolah. Baginya, ini momentum yang sudah ditunggu-tunggu.

"Ketika dapat kabar dari guru akan ada belajar sekolah tatap muka lagi, saya langsung izinkan anak saya," kata Nita di depan rumahnya di Gang Al Falah, RT 10/ RW 8, Jalan Pramuka Sari 1, Kelurahan Rawa Sari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (6/4).

Anak perempuan Nita duduk di bangku kelas V di SDN 05 Rawasari. SDN 05 adalah salah satu sekolah yang ditunjuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka mulai besok, Rabu (7/4).

"Anak saya sudah setahun nggak ngerasain belajar langsung di sekolah. Kasihan dia sudah kangen sekolah dan teman-temannya," kata Nita mengungkapkan alasan mengizinkan putrinya ikut belajar tatap muka.

Lokasi rumah Nita hanya berjarak sekitar 100 meter dari SDN 05 Rawasari. Saat Nita bercerita di depan rumahnya yang berada di antara gang kecil itu, sejumlah rekan-rekannya ikut nimbrung.

Empat ibu-ibu yang ikut bergabung dalam percakapan itu mengaku mendukung dimulainya sekolah tatap muka. Mereka tak terlalu risau akan adanya siswa dan guru berkumpul di sekolah di tengah pandemi Covid-19.

"Saya setuju aja sekolah tatap muka dimulai lagi. Kita warga di sini nggak masalah sih ada siswa lagi datang ke sekolah, intinya kan protokol kesehatan dijalankan," kata Lisa (41), salah satu tetangga Nita.

Ati (55), juga tetangga Nita, mengaku tak masalah sekolah tatap muka digelar kembali. Ia mengerti betul kebosanan siswa yang selama ini hanya belajar di rumah. Karena anaknya yang duduk di bangku SMP juga merasakan demikian.

"Ya nggak papa mulai sekolah tatap muka lagi. Baguslah murid bisa belajar langsung lagi karena selama ini mereka udah bosan di rumah saja belajarnya," kata Ati sembari duduk santai sebuah kursi panjang di gang kecil itu.

Warga lainnya bernama Bagus (37 tahun), yang rumahnya juga bersebelahan dengan tembok SDN 05, mengaku mendukung sekolah tatap muka digelar lagi. Alasan utamanya karena putranya merupakan siswa kelas V di SDN 05.

Bagus menyebut bahwa putranya sudah sangat merindukan suasana belajar tatap muka di sekolah. "Kangen, Pak. Pengin masuk sekolah bisa bertemu guru sama teman-teman," kata Bagus menirukan rengekan putranya itu.

Selama belajar daring di rumah, anak Bagus selalu merasa kesepian. Ia tak bisa bercengkerama maupun berdiskusi dengan teman-temannya terkait materi pelajaran. "Jadi diskusinya sama saya. Ya, namanya anak-anak ya pasti lebih nyambung dengan teman-temannya," ujarnya.

Bagus pun berharap agar sekolah tatap muka digelar dengan mematuhi protokol kesehatan. Sehingga putranya bisa tetap sehat, tidak tertular virus corona.

Guru bidang kurikulum di SDN 05 Rawasari, Heru Trianjono, mengatakan, pembelajaran tatap muka dipastikan akan mulai digelar Rabu (7/4) pagi. Siswa kelas V yang bakal dapat giliran belajar tatap muka pertama.

Heru menjelaskan, pihaknya telah mempersiapkan semua protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sejak siswa datang hingga pulang. Pertama, orang tua hanya bisa mengantarkan anaknya hingga ke titik antar di gerbang sekolah.

Selanjutnya, semua siswa akan diperiksa suhu tubuhnya dan dicek kondisi kesehatannya. Para siswa juga diminta mencuci tangan.

"Lalu siswa nanti akan belajar di ruangan kelas yang sudah steril dengan jumlah maksimal hanya 15 orang," kata Heru kepada Republika.co.id, Selasa.

Kegiatan belajar tatap muka hanya akan berlangsung selama dua jam saja. Setelah itu para siswa diminta langsung pulang bersama orang tuanya yang sudah menanti di ruang tunggu. Selanjutnya ruangan kelas yang sudah digunakan akan dibersihkan menggunakan disinfektan oleh petugas pemadam kebakaran.

Jika ditemukan siswa yang suhu tubuhnya tinggi atau bergejala Covid-19, kata Heru, maka akan segera di tempatkan di ruangan isolasi. Pihak sekolah juga sudah bekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih untuk melakukan pengecekan kondisi siswa.

Heru menuturkan, siswa yang ikut pembelajaran tatap muka hanya yang duduk di kelas IV, V, dan VI. Setelah memastikan kesehatan siswa dan mendapatkan izin orang tuanya, total terdapat sekitar 70 siswa. Adapun siswa kelas I, II, dan III tetap belajar jarak jauh.

Siswa kelas V yang dapat giliran pertama mengikuti pembelajaran tatap muka besok. Siswa kelas V A akan dibagi dalam dua kelas belajar. Siswa V A pertama akan masuk pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Siswa V A kedua akan masuk pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

Pengaturan serupa diterapkan untuk siswa kelas V B. Begitu pula untuk siswa kelas VI pada Jumat dan siswa kelas IV pada Senin mendatang.

Dengan skema demikian, kata Heru, pihaknya menyediakan empat ruangan kelas. Jadi, setiap ruangan kelas hanya akan digunakan sekali saja. Adapun penyemprotan disinfektan dilakukan pada hari berikutnya atau pada hari saat tidak ada pembelajaran tatap muka.

Di samping semua persiapan itu, kata Heru, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada warga bahwa pembelajaran tatap muka akan digelar lagi. Termasuk juga kepada ketua RT, RW, dan Lurah. "Sambutan warga positif," kata Heru.

 
Berita Terpopuler