Mesir Bersiap Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19 Saat Ramadhan

Jumlah kasus Covid-19 saat Ramadhan di Mesir diperkirakan meningkat

EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Petugas kesehatan mencuci tangan dengan sanitizer sebelum menangani pasien di Rumah Sakit Lapangan pasien covid-19 Ain Shams di Kairo, Mesir, Senin (15/6).
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir berada di ambang gelombang ketiga infeksi virus corona yang akan dimulai pada bulan Ramadhan. Penasihat menteri kesehatan Mesir Noha Assem memperingatkan bahwa jumlah kasus diperkirakan akan meningkat karena ketika Ramadhan jumlah pertemuan publik akan lebih banyak.

Baca Juga

"Awal gelombang ketiga virus corona bergantung pada komitmen warga untuk melakukan tindakan pencegahan, memakai masker wajah, dan mengikuti aturan menjaga jarak sosial,” kata Assem, dilansir Arab News, Selasa (6/4).

"Warga sudah terbiasa dengan keberadaan virus corona, yang mengakibatkan mereka tidak memakai masker, tidak membuka ventilasi rumah, dan melanjutkan perilaku salah di dalam rumah," ujar Assem menambahkan.

Bulan Ramadhan biasanya memiliki tradisi untuk berkumpul dengan keluarga, terutama saat buka puasa. Assem mengatakan, hal itu kemungkinan akan menyebabkan peningkatan signifikan dalam kasus harian virus corona.

 

Penasihat Kepresidenan Mesir Bidang Kesehatan Mohammed Awad Taj El-Din mengatakan, gejala virus corona akibat gelombang ketiga tidak jauh berbeda dengan dua gelombang sebelumnya. Dia menambahkan bahwa infeksi dapat mempengaruhi otak dan sistem pencernaan. Selain itu virus menyerang sebagian besar tubuh, termasuk sistem saraf.

Taj El-Din mengatakan, orang yang positif terkena virus mengeluhkan sakit perut dan munculnya ruam serta kemerahan di mata. Gejala diawali dengan demam tinggi, mengakibatkan nyeri tulang, hilangnya indra penciuman dan pengecap, serta pilek. Dia menambahkan, sistem pernapasan merupakan bagian tubuh yang paling rentan jika terjadi infeksi virus corona.

Mesir telah mengalami peningkatan jumlah kasus virus corona setiap hari. Negara itu mencatat hampir 700 kasus per hari. Pemerintah telah menekankan pentingnya menjaga jarak sosial dan langkah-langkah kesehatan preventif lainnya.

Menteri Kesehatan dan Kependudukan Mesir Hala Zayed pekan lalu memperingatkan bahwa mungkin ada gejala baru pada pasien virus corona. Gejala baru ini termasuk peradangan parah pada selaput mata, penyebaran ruam, gangguan pendengaran dan nyeri serta jantung berdebar, kata Zayed.

Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi juga menegaskan kembali kekhawatiran pemerintah dan meminta masyarakat untuk mengikuti langkah pencegahan menjelang Ramadan. 

 
Berita Terpopuler