Libur Panjang, Satgas Ingatkan Kesadaran Masyarakat

Jika semua orang sadar berbudaya hidup bersama covid-19, penyebaran virus terkendali

ANTARA/Umarul Faruq
Calon penumpang melakukan tes deteksi COVID-19 dengan metode GeNose C-19 di Lobby Baru Terminal 1 Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (1/4/2021). Pemerintah Indonesia mulai menerapkan penggunaan GeNose mulai 1 April di empat bandara yakni Medan, Bandung, Jogjakarta dan Surabaya di luar Soekarno-Hatta bagi penumpang pesawat dengan tarif Rp40.000.
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan covid-19 mengingatkan masyarakat agar sadar bahwa masih hidup bersama virus SARS-CoV-2 jelang memasuki masa libur panjang.

Baca Juga

Koordinator Tim Supervisi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro Koesmedi Priharto mengatakan jika semua orang sadar berbudaya hidup bersama covid-19, penyebaran virus dapat terkendali.

"Kalau orang sadar bahwa kini hidup dengan covid-19, harusnya bisa. Masyarakat kita menuju kesana," ujar Koesmedi dalam gelar wicara di Graha BNPB Jakarta, Kamis (1/4).

Ketua Subbidang Tracing Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 itu mengatakan sadar berbudaya hidup dengan COVID-19 dapat dilakukan dengan diam dan tidak berlama-lama saat makan di restoran, maupun tidak terlalu sering mengadakan acara kumpul.

Selain itu juga dapat dilakukan dengan membuat kegiatan karantina saat terpapar COVID-19 menjadi menyenangkan.Dia juga mencontohkan kegiatan karantina tidak harus membuat seseorang harus terkurung.

Misalnya ada seorang petani di desa yang terpapar, dia hanya perlu bekerja sendiri, mengurangi intensitas berbicara di luar, menjaga jarak dengan orang lain sejauh 2-3 meter, dan menikmati makanan di dalam rumah.

Bahkan untuk orang yang datang berlibur dari luar wilayah masyarakat, perlu diimbau untuk melakukan karantina mandiri seperti halnya pendatang dari luar negara.Untuk mewujudkan hal tersebut, melalui PPKM Mikro Koesmedi menilai perlu perkuatan komunitas kecil untuk saling memberikan info jika ada dugaan paparan COVID-19.

"Komunitas kecil harus diperkuat untuk memberikan informasi jika di tengah masyarakat ada yang positif. Sekarang namanya pemberdayaan masyarakat, tokoh agama, tokoh Desa, Babinsa, BhabinKamtibmas, PKK, karang taruna, kita turunkan semua," ujar dia.

Koesmedi mengingatkan meski angka penularan COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir terus menurun, namun penurunan tersebut bukanlah yang terendah. Sehingga masyarakat diminta tetap waspada, terutama dengan adanya mutasi virus.

Misalnya yang terjadi di sejumlah negara dunia yang pada akhirnya menerapkan karantina wilayah lantaran mutasi virus Corona B117 yang penularannya sangat cepat.

"Kita sudah masuk (virus) itu, tapi Alhamdulillah belum kemana-mana. Saya berharap teman-teman jangan lepas dulu. Namanya virus, kita tidak tahu sudah mutasi atau tidak, tetap menjaga dengan hidup berdampingan dengan COVID-19," kata dia.*

 
Berita Terpopuler