Peneliti CSIS Sebut Dua Modal Airlangga Sebagai Capres

Airlangga dalam beberapa pekan terakhir bertemu para ketua umum partai.

Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyambut kedatangan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (30/3).
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (AH) memiliki dua keunggulan dibandingkan calon presiden lain di Pemilu 2024.

Arya menerangkan keunggulan Airlangga sebagai Capres adalah memiliki modal koneksi politik yang baik di level elite dan juga jejaring yang bagus di level elite politik dan ekonomi.

Airlangga, ucap Arya, memiliki rekam jejak yang baik karena pernah menjadi anggota dewan, sedangkan di bidang ekonomi pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Emiten Indonesia.

"Jadi saya kira dia punya koneksi yang bagus dan yang kedua punya sokongan partai. Dua hal itu di sejumlah calon belum dimiliki," ujar Arya, dalam keterangan pers, Kamis (1/4).

 

Arya berujar Airlangga punya PR atau pekerjaan rumah untuk meningkatkan popularitasnya dalam skala nasional. Di samping, sosok Airlangga dinilai mumpuni dalam relasi di elite politik dan di bidang ekonomi.

"Beliau punya tantangan dalam hal meningkatkan popularitas. Tapi calon calon lain punya tantangan juga, misal yang populer tidak punya koneksi di level high politic terbatas. Tidak bisa mengakses tokoh-tokoh penting di partai atau tidak punya sokongan partai," tuturnya.

Airlangga dalam beberapa pekan terakhir melakukan safari politik dengan bertemu para ketua umum partai. Di antaranya Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.

"Saya kira pak AH membuka komunikasi ke banyak partai membuka kemungkinan partai mana yang bisa berkoalisi," imbuh Arya.

 

 

Menurut Arya, kecil kemungkinan Airlangga dicalonkan menjadi calon presiden jika berkoalisi dengan Partai Gerindra yang kemungkinan besar akan menyalonkan Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

"Saya kira untuk Golkar-Gerindra ya ada peluang tapi kecil, karena Gerindra punya ambisi mencalonkan pak Prabowo," kata Arya.

Arya melihat terdapat empat poros yang akan berkontestasi di Pilpres 2024, yakni Poros PDI Perjuangan, Poros Partai Golkar, Poros Partai Gerindra, dan Poros Partai NasDem.

"Jadi ada empat poros yang aktif melakukan komunikasi. Masih sangat panjang, fluktuatif, bisa saja porosnya berubah. Saya sepakat calon lebih dari dua, sehingga kandidat termotivasi untuk berkompetisi. Sehingga akan adu program yang bagus, ujungnya kepentingan publik," imbuh Arya.

 

"Jadi para calon jangan malu-malu lagi. Harus ngomong dari sekarang saya mau jadi Capres. Terbuka saja, justru itu bagus. Kalau malu-malu nanti tidak dapat partai," sambungnya.

 
Berita Terpopuler