Menelusuri Jejak Islam di Suzhou

Di Suzhou terdapat sejumlah masjid bersejarah.

reuters.com
Salah satu pemandangan di Kota Suzhou, Cina.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Agung Sasongko

 

REPUBLIKA.CO.ID, SUZHOU -- Labirin di kota tua dan terkenal di Cina, Suzhou ternyata menyembunyikan sebuah rahasia terkait dengan sejarah panjang Islam di negara tersebut.

 

Dilansir dari The Conversation, Kamis (1/4), catatan tertulis dan dekrit kekaisaran yang terukir di steles (monumen lempengan batu berdiri) menunjukkan bahwa komunitas Islam ini menikmati bantuan para kaisar. Terutama selama masa dinasti Tang (618-907 Masehi), Yuan (1271-1368), Ming (1368-1644) dan dinasti Qing (1644-1912). 

Islam dipandang baik oleh istana kekaisaran karena etikanya, yang mempromosikan hubungan yang harmonis dan damai antara berbagai bangsa di wilayah kekaisaran.

Di Suzhou, yang dapat ditempuh 20 menit engan kereta api berkecepatan tinggi dari Shanghai, terdapat sebuah masjid yang diberi nama Taipingfang, di distrik komersial dan hiburan Utara Shilu.

 

Taipingfang dipugar pada tahun 2018 dan merupakan tempat berdoa bagi warga lokal dan Muslim yang berkunjung.  Rumah ibadah itu berada di bagian lingkungan yang sibuk, berada di gang kecil, dikelilingi oleh restoran dan hotel kecil, kantin, kedai makanan, dan tukang daging yang melayani Muslim Uighur dan Hui. 

Para tukang daging di Taipingfang, seperti yang ada di daerah Niujie di Beijing tempat mayoritas minoritas Muslim di kota itu tinggal, secara populer dianggap penjual daging dengan kualitas terbaik.

Sebelum 1949, Suzhou bahkan memiliki setidaknya sepuluh masjid dengan berbagai ukuran dan kepentingan sosial. Kebanyakan berupa bangunan besar dengan perabotan yang berharga dan dekorasi yang khas. Pada bagian lainnya, terdapat ruang shalat. 

Di Suzhou juga terdapat masjid wanita, Baolinqian. Masjid ini adalah salah satu dari empat masjid yang dibangun selama Dinasti Qing, semuanya terhubung dengan keluarga Yang yang kaya di dalam tembok kota di bagian barat laut kota. 

 

 

Dibangun pada tahun 1923 dan didirikan atas prakarsa tiga wanita menikah dari keluarga Yang yang menyumbangkan bangunan dan mengumpulkan dana dari keluarga Muslim lainnya untuk mengubahnya menjadi masjid wanita.  

Masjid keluarga Yang lainnya, Tiejunong, dibangun selama tiga tahun pada masa pemerintahan kaisar Qing Guagxu, dari tahun 1879 hingga 1881. Itu adalah yang terbesar di Suzhou dengan luas lebih dari 3.000 meter persegi, dengan tujuh halaman. 

 

Aula utama untuk salat Jumat memiliki sepuluh ruangan dan dapat menampung lebih dari 300 orang.  Halamannya termasuk menara dan paviliun yang bertempat sebuah prasasti kekaisaran.

 
Berita Terpopuler