Gelandang Muda Ajax Ini Disebut Lebih Bagus dari Pogba

Nama Ryan Gravenbech mulai mencuri perhatian.

EPA-EFE/ANTHONY ANEX
Ajax Amsterdam.
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Nama Ryan Gravenbech mulai mencuri perhatian saat memecahkan rekor Clarence Seedorf pada 2018 silam. Pada saat itu, Gravenbech mematahkan rekor Seedorf sebagai pemain termuda yang pernah memperkuat Ajax Amsterdam di pentas Liga Belanda.

Baca Juga

Gravenbech baru berusia 16 tahun 130 hari saat merumput di laga Ajax kontra PSV, September 2018 silam. Gelandang asal Belanda itu memecahkan rekor Seedorf, yang melakoni debutnya bersama tim senior Ajax di kancah Eredivisie pada usia 16 tahun 242 hari.

Sejak dipromosikan dan melakoni debutnya bersama tim senior Ajax, Gravenbech terus tampil secara reguler di lini tengah Die Godenzonen. Kepergian Frenkie de Jong ke Barcelona pada awal musim 2019/2020 kian membuat Gravenbech sebagai andalan baru di lini tengah Ajax Amsterdam.

Pada musim ini, Gravenbech tercatat telah tampil di 36 laga di semua ajang. Secara khusus, Gravenbech tercatat hanya absen di dua laga dari 26 partai yang telah dilakoni Ajax Amsterdam di pentas Liga Belanda.

 

Jebolan akademi sepak bola Ajax itu selalu menjadi starter di 24 penampilannya di kancah Eredivisie musim ini. Die Godenzonen pun tampil dominan di pentas Liga Belanda musim ini, dengan terus memimpin klasemen sementara Eredivisie sejak akhir Oktober silam.

Bahkan, Ajax telah unggul 11 poin di puncak klasemen sementara saat Eredivisie musim ini tinggal menyisakan tujuh laga lagi. Kemampuan dan potensi yang dimiliki Gravenbech itu pun mulai dilirik oleh Manchester United, Barcelona, dan Juventus.

Tiga klub tersebut dikabarkan tengah bersiap untuk bisa merekrut gelandang tengah berusia 18 tahun tersebut pada bursa transfer musim panas mendatang. Ketertarikan sejumlah klub besar Eropa ini terhadap Gravenbech ini ternyata tidak membuat mantan pelatih tim junior Ajax, Brian Tevreden, terkejut.

Tevreden menilai, dengan segala kemampuan dan potensi yang dimilikinya, Gravenbech layak bersaing di klub-klub besar Eropa. Bahkan, Tevreden yakin, Gravenbech bisa menuai kesuksesan di klub-klub tersebut.

''Tentu saja. Tinggal masalah waktu buat dia untuk bermain di tim besar Eropa. Saya melihat sendiri bagaimana kemampuannya saat dia masih muda. Langkah selanjutnya, tentu saja, klub besar Eropa. Saya yakin, dia bisa meraih kesuksesan di klub tersebut,'' tutur Tevreden dalam wawancara dengan Goal, Jumat (24/3).

Tevreden merupakan pelatih tim junior Ajax, yang mempromosikan Gravenbech ke tim U-15 Ajax saat dirinya masih berusia 12 tahun. Tevreden mengaku sudah melihat bakat besar yang dimikliki Gravenbech saat tampil di salah satu tim lokal di Amsterdam pada usia tujuh tahun.

Dari posisi bermain dan postur tubuh yang dimilikinya, Gravenbech memang kerap disebut-sebut memiliki kesamaan dengan gelandang asal Prancis, Paul Pogba. Gravenbech, yang memiliki tinggi badang 1,90 cm, dinilai mumpuni dalam teknik olah bola dan sepakan jarak jauh.

Pun dengan kemampuannya untuk mendominasi lapangan tengah. Kendati begitu, Tevreden menilai, Gravenbech merupakan perpaduan antara salah satu legenda timnas Belanda, Frank Rijkaard, dengan Paul Pogba. Secara fisik, tutur Tevreden, Gravenbech mengingatkan kepada Rijkaard.

Sementara dari segi kemampuan dan teknik olah bola, pemain keturunan Suriname tersebut dinilai memiliki kemampuan seperti Pogba. Bahkan, Tevreden tidak ragu menyebut, Gravenbech jauh lebih bagus dibanding Pogba, termasuk saat gelandang Manchester United itu tampil dalam kondisi terbaiknya, tepatnya kala memperkuat Juventus pada 2012 hingga 2016.

''Dia merupakan versi terbaik dari Pogba di puncak penampilannya saat memperkuat Juventus, baik dari segi teknik ataupun kehadiran di lapangan tengah. Seperti halnya Pogba, Gravenbech begitu dominan,'' tutur Tevreden.

 
Berita Terpopuler