Bolehkah Penderita Diabetes Puasa?

Penderita diabetes tetap harus berkonsultasi ke dokter

EPA
Bolehkah Penderita Diabetes Puasa?
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bolehkah penderita diabetes berpuasa? Pertanyaan tersebut terasa menggelitik. Merujuk pada ayat Alquran, orang yang sakit dibebaskan dari kewajiban puasa.

Baca Juga

Orang sakit boleh meninggalkan puasa dan menggantinya di lain waktu. Atau membayar fidyah jika memang tak sanggup menggantinya.

Hanya saja tak semua orang bersedia menerima keringanan itu. Penderita Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis sering mempertanyakan masalah ini pada dokternya. Mereka merasa sehat, terutama jika kadar gulanya normal. Karena itu tak sedikit yang bersikeras menjalankan puasa.

"Di negara-negara Islam, penderita kencing manis kerap bertanya, apakah mereka boleh berpuasa?" ujar dokter Fereidoun Azizi dan Behnam Siahkolah dari Pusat Penelitian Endokrinologi Fakultas Kedokteran Universitas Shasheed Beheshti Iran dalam tulisannya yang berjudul Puasa Ramadhan bagi Penderita Diabetes Mellitus.

Ketika dijawab mereka boleh tidak puasa, pasien ngotot menjelaskan mereka merasa baik-baik saja. Dalam kondisi normal, kadar gula dalam darah akan turun setelah beberapa jam puasa.

 

Sebab, tak ada asupan makanan yang berarti tak ada energi. Sore hari pada waktu puasa adalah saat di mana kadar gula berada dalam posisi paling rendah.

Ukuran normal gula dalam darah adalah 120-140 g/dl. Sedang kadar gula penderita diabetes umumnya di atas 200 g/ml.

Namun dalam kondisi hipoglikemi, kadar gula dalam darahnya bisa merosot hingga 20 g/ml. Naik atau turunnya kadar gula itu bisa terjadi akibat salah mengatur makanan, aktivitas fisik berlebihan atau tidak teratur mengonsumsi obat.

Jika pada orang normal setelah beberapa jam puasa kadar gula bisa turun hingga 60 g/ml, maka kondisi serupa bisa terjadi pada penderita DM. Namun dikhawatirkan kadar gula pasien DM yang puasa akan merosot jauh hingga mengalami hipoglikemi atau melonjak hingga terjadi hiperglikemi hingga pasien koma.

Itu terjadi karena organ yang mengatur kadar gula mereka tak bekerja optimal. Bahkan pada penderita diabetes tergantung insulin, organnya tak mampu menghasilkan insulin hingga harus disuntikkan dari luar.

Sedang saat puasa tak boleh ada makanan atau minuman yang masuk. Obat yang dikonsumsi secara oral juga terlarang. Bagi penderita diabetes tergantung insulin sulit mengaturnya karena mereka harus menyuntikkan insulin bahkan hingga tiga kali sehari.

 

Dari hasil penelitian di lembaganya, pasien DM yang menjalankan puasa Ramadhan tak mengalami perubahan berarti baik dari segi berat badan, elektrolit darah, dan kolesterol. Sedang perubahan kadar gulanya sebagian besar masih dalam tahap bisa ditoleransi.

Dalam hal puasa, Azizi membagi penderita diabetes ke dalam tiga kategori, yakni mereka yang dilarang, boleh, dan dianjurkan. Mereka yang dilarang puasa, antara lain penderita diabetes tingkat I atau yang tergolong parah, pasien diabetes yang tidak terkontrol, penderita diabetes dengan komplikasi, pasien diabetes dengan sejarah diabetes ketoasidosis, dan pasien diabetes yang sedang hamil. Pasien diabetes yang selama menjalankan puasa mengalami dua hingga tiga kali hipoglikemi atau hiperglikemi juga tak dibolehkan puasa.

Pasien diabetes di luar kategori di atas boleh puasa. Namun, untuk menentukan sebaiknya konsultasi dengan dokter.

Sedang penderita diabetes --jenis tidak tergantung insulin-- yang kondisinya stabil, namun memiliki berat badan berlebih justru dianjurkan puasa. Puasa aman bagi penderita diabetes yang tidak tergantung insulin (NIDDM).

Hanya saja mereka harus ketat mengelola diri sendiri. Mereka harus rajin mengontrol kadar gula.

Penderita diabetes tergantung insulin juga masih bisa puasa asal ketat mengontrol diet, mengatur kegiatan fisik sehari-hari, dan mengubah pola minum obat. Untuk sukses puasa, menurut Azizi, ada satu program yang disebut 3M.

Tiga M itu berarti Mengatur pola minum obat, Menjalani diet, dan Mengontrol aktivitas harian. Kegiatan fisik tetap bisa dilakukan. Namun, tak boleh berlebihan agar tidak terjadi dehidrasi dan hipoglikemi. Dengan Tiga M itu, pasien diabetes baik tergantung insulin maupun tidak boleh puasa.

(Artikel ini merupakan posting ulang dengan penyesuaian dari Harian Republika 1 Desember 2000).

 
Berita Terpopuler