3 Kelompok yang Banyak Rasakan Efek Samping Vaksin Covid-19

Studi CDC sebut ada 3 kelompok yang paling merasakan efek samping vaksin Covid-19.

AP Photo/Damian Dovarganes
Studi CDC sebut ada 3 kelompok yang paling merasakan efek samping vaksin Covid-19.
Rep: Rahma Sulistya Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak semua orang mengalami efek samping usai mendapatkan vaksin Covid-19. Sebagian besar orang mendapati efek samping ringan, seperti nyeri di lengan bekas suntikan atau merasa kelelahan. Namun beberapa orang lainnya tidak memiliki efek samping sama sekali.

Tetapi sebuah studi baru oleh CDC menemukan, ada tiga kelompok yang melaporkan bahwa mereka mendapat efek samping usai divaksin corona. Mereka adalah perempuan, anak muda, dan orang-orang yang pernah menderita Covid-19.

Dilansir dari eatthis, Kamis (25/3), menurut sebuah studi CDC yang menganalisis bulan pertama vaksinasi, lebih dari 79 persen efek samping dilaporkan oleh perempuan, meskipun perempuan hanya menyumbang 60 persen dari vaksinasi yang diberikan. rReaksi parah anafilaksis telah dilaporkan hampir secara eksklusif oleh perempuan.

Mengapa? Para ahli masih tidak mengetahui penyebabnya. Bisa jadi hanya perempuan yang cenderung melaporkan efek sampingnya, atau perempuan meningkatkan respons kekebalan yang lebih agresif terhadap virus corona (yang juga menjelaskan mengapa lebih banyak pria meninggal karena Covid-19).

Dalam uji klinis vaksin, anak muda juga melaporkan lebih banyak efek samping daripada orang tua. Alasannya mungkin juga sama karena sistem kekebalan mereka lebih agresif.

Baca Juga

Anak muda memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat, respons yang lebih kuat terhadap patogen yang menyerang. Dalam hal ini, akan bermanifestasi sebagai efek samping yang lebih terlihat.

Baca juga : Wiku: Kasus Kematian di 16 Provinsi Meningkat

"Kami tahu bahwa sistem kekebalan berubah seiring bertambahnya usia," kata salah seorang dokter penyakit menular di Palo Alto, California, Dr Anne Liu.

"Kami tahu bahwa anak muda (yang tertular virus corona) memiliki produksi sekelompok molekul yang disebut interferon, ini diproduksi lebih kuat yang membantu melawan virus, dan itu mungkin menjadi bagian dari alasan mengapa orang tua menjadi lebih buruk ketika tertular Covid-19,” tambah Liu.

Respon yang lebih kuat pada anak muda tampaknya merupakan hal yang baik. Hal itu berkorelasi dengan anak muda yang terkena virus corona tanpa infeksi yang parah.

Uji klinis juga menunjukkan bahwa orang yang sudah pernah tertular Covid-19 memiliki lebih banyak efek samping vaksin daripada orang yang belum pernah tertular. Hal ini mungkin terpengaruh karena sistem kekebalan mereka. Sebab, mengingat virus dari infeksi sebelumnya dan memiliki tanggapan langsung yang lebih kuat terhadap penyerang yang diperkenalkan oleh vaksin.

Pada orang yang tubuhnya belum pernah terkena Corona, respon kekebalan membutuhkan waktu untuk dibangun. Itulah sebabnya beberapa orang yang belum pernah menderita Covid-19 lebih banyak melaporkan efek sampingnya setelah dosis kedua vaksin.

Jika kita termasuk salah satu dari kelompok tersebut, ketahuilah bahwa reaksi tersebut adalah respon imun yang normal. Mungkin kita perlu memastikan bahwa kita bisa bersantai sehari setelah menerima dosis kedua vaksin.

Temuan ini tidak mengubah rekomendasi CDC tentang siapa saja yang harus menerima vaksin. Pada dasarnya vaksin memang untuk semua orang, kecuali orang yang pernah mengalami reaksi alergi parah terhadap vaksin di masa lalu. Atau orang yang pernah mengalami reaksi alergi parah terhadap dosis pertama vaksin corona.

 
Berita Terpopuler