Transformasi Teknologi Digital Tantangan Perbankan Syariah

Transformasi digital menjadi fokus utama bank syariah.

BSI
Transformasi Teknologi Digital Tantangan Perbankan Syariah. Pegawai Kantor Cabang PT Bank Syariah Indonesia (kanan) menjelaskan mengenai surat berharga syariah negara ritel atau Sukuk Ritel SR014 di outlet PT Bank Syariah Indonesia KC Tempo Pavilion, Selasa (16/3). Bank Syariah Indonesia resmi ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan sebagai mitra distribusi baru penjualan surat berharga syariah negara ritel atau Sukuk Ritel SR014. Dalam penjualan perdana SR014, Bank Syariah Indonesia menargetkan penjualan sebesar Rp 500 miliar.
Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Industri perbankan syariah Indonesia tengah menghadapi tantangan dalam transformasi digital khususnya di masa pandemi Covid-19. Direktur Informasi dan Teknologi Bank Syariah Indonesia (BSI) Achmad Syafii mengatakan program transformasi digital menjadi fokus utama bank syariah hasil merger itu demi melayani nasabah.

Baca Juga

“Kami sedang fokus melakukan transformasi digital untuk melayani nasabah syariah karena di tengah pandemi ini, semua serba virtual,” kata dia dalam diskusi virtual, Rabu (24/3).

Syafii juga mengakui Bank Syariah Indonesia (BSI) sempat tertinggal namun mampu dikejar dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, dia menjelaskan saat ini BSI tengah menyiapkan teknologi digital sebagai salah satu alat untuk mengejar pendapatan.

“Tadi ada peruntukkan yang ritel, yang kecil-kecil yang transaksional kami geser layanannya ke digital,” jelas Syafii.

Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan hasil merger tiga Bank Syariah BUMN. Tiga bank tersebut adalah BRI Syariah, Mandiri Syariah, dan BNI Syariah. Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan alasan mergernya ketiga bank ini dilakukan agar ekonomi syariah di Indonesia semakin berkembang.

 
Berita Terpopuler