Brasil Kekurangan Oksigen, RS Kewalahan Tangani Covid-19

Kapasitas rumah sakit Covid-19 di Brasil telah mencapai 100 persen

AP/Eraldo Peres
Seorang demonstran berpakaian seperti kematian dan mengenakan selempang kepresidenan bergabung dengan protes terhadap tanggapan Presiden Brasil Jair Bolsonaro terhadap pandemi COVID-19, di luar istana kepresidenan Planalto, di Brasilia, Brasil, Minggu, 17 Januari 2021.
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Ahli epidemiologi Brasil, Fiocruz Jesem Orellana, mengatakan kekurangan oksigen, obat-obatan intubasi, dan persediaan medis dapat membuat rumah sakit Brasil runtuh dalam beberapa minggu mendatang. Negara itu diduga mengalami masalah distribusi oksigen yang membuat pasien tidak tertolong.

Baca Juga

Hampir semua 26 negara bagian Brasil dan distrik federal, unit perawatan intensif Covid-19 telah menjadi sangat kelebihan beban dengan beberapa di antaranya dengan kapasitas 100 persen. Muncul laporan tentang pasien yang meninggal di lantai rumah sakit karena tidak adanya tempat tidur yang tersedia. Kematian lainnya telah dilaporkan karena kekurangan oksigen karena permintaan yang sangat tinggi.

Masalah pasokan oksigen rendah tidak terbatas pada rumah sakit atau negara bagian kita, ini masalah nasional. Bahkan Sao Paulo, kota terkaya di Brasil, tidak kebal terhadap kekurangan oksigen di rumah sakit yang merawat pasien Covid-19.

Presiden Industri Gas Brasil (IBG), Newton de Oliveira, menyatakan pasokan oksigen Brasil sangat kritis. Permintaan IBG akan oksigen meningkat dua kali lipat menjadi 100 persen selama dua bulan terakhir.

"Apa yang terjadi di Manaus sudah ada di sini. Baru hari ini, kami kedatangan banyak orang di pabrik kami yang membawa silinder untuk menambah gas," kata pasokan oksigen Brasil "sangat kritis", di mana permintaan IBG akan oksigen meningkat dua kali lipat menjadi 100 persen selama dua bulan terakhir. dikutip dari Aljazirah.

Baca juga : Peretas China Gunakan Facebook Target Uighur di Luar Negeri

 

Minggu lalu, Asosiasi Kesehatan Brasil (Abramge) dan Kamar Kimia Brasil memberi tahu Kementerian Kesehatan dan anggota pemerintah federal lainnya bahwa persediaan medis dan oksigen dapat habis dalam 20 hari ke depan. Namun, dengan infeksi yang terus melonjak, para ahli berpendapat itu bisa lebih cepat dari itu.

Badan pengatur produk medis Brasil, Anvisa, pekan lalu telah memerintahkan semua produsen oksigen untuk melaporkan kapasitas produksi dan distribusi mereka setiap minggu. Kementerian Kesehatan pun memperingatkan bahwa tingkat oksigen enam negara bagian Brasil sangat kritis, terutama di negara bagian barat tengah seperti Acre dan Rondonia.

Johns Hopkins University melaporkan, Brasil mendekati 300.000 kematian akibat Covid-19. Negara ini mencatat rekor mingguan pada pekan lalu dengan 2.255 kematian dan 513.408 kasus baru. 

 
Berita Terpopuler