Singapura Pertimbangkan Izin Perawat Pakai Jilbab Saat Kerja

Penggunaan jilbab oleh perawat Singapura termasuk isu sensitif.

Republika/Thoudy Badai
Singapura Pertimbangkan Izin Perawat Pakai Jilbab Saat Kerja. Ilustrasi Hijab
Rep: Meiliza Laveda Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Para pemimpin Muslim senior di Singapura menyambut baik keputusan pemerintah karena mempertimbangkan izin bagi perawat untuk mengenakan jilbab. Tindakan ini menyusul diskusi tertutup tentang masalah tersebut.

Baca Juga

Ketua Persatuan Cendekiawan Islam dan Guru Agama (Pergas) Singapura, Ustadz Hasbi Hassan mengatakan pada Selasa (23/3) diskusi tentang masalah jilbab telah berlangsung di antara para asatizah atau guru agama, tapi mereka belum bisa mempublikasikan.

“Itu masih tertutup. Kami tidak tahu keputusan yang akan diambil pemerintah. Jadi, kami belum mau membagikan berita yang belum konkret,” kata Ustadz Hasbi setelah dialog dengan menteri dalam negeri di Masjid Khadijah.

Setelah menteri sudah mengumumkan, baru bisa membicarakannya secara terbuka dengan masyarakat. Dalam dialog tersebut, Menteri Dalam Negeri, K. Shanmugam mengungkapkan pemerintah sedang mempertimbangkan mengizinkan perawat menggunakan jilbab di tempat kerja.

Tanggapan Shanmugam muncul dua pekan setelah pernyataan dua menteri Melayu/Muslim tentang masalah itu dan memicu reaksi kritis. “Pertemuan dengan Shanmugam membuat para pemimpin masyarakat berharap,” kata Anggota Dewan Tetua Pergas, Ustadz Pasuni Maulan.

Namun, masalah ini cenderung sensitif dan harus didiskusikan dengan hati-hati. Sebab, jika tidak hati-hati bisa membangkitkan emosi.

 

“Kami tidak bisa melakukan tindakan kalau kita emosi karena itu akan menyebabkan semua upaya baik kita selama ini gagal,” ujar dia.

Selain itu, para pemimpin juga mengajukan agar diskusi lebih banyak dilakukan sebelum keputusan akhir diumumkan. “Saya kira akan dilakukan pembahasan selanjutnya dari sini untuk mendapatkan pandangan yang lebih konkret dan pandangan yang berasal dari masyarakat itu sendiri,” kata Ustadz Hasbi, dilansir The Straits Times, Rabu (24/3).

Shanmugam menyebut diskusi dengan komunitas sedang berlangsung dan akan memakan waktu beberapa bulan lagi. Perdana Menteri Lee Hsien Loong juga akan bertemu dengan para tokoh masyarakat.

Anggota dewan lain, Ustadz Ali Mohamed mencatat komunitas Muslim bersyukur Pemerintah terus menjaga hukum dan ketertiban di Singapura serta menegakkan kebijakan untuk melanjutkan perdamaian dan kerukunan antara semua ras dan agama yang berbeda.

“Kita perlu menghargai kemampuan dan kemauan pemerintah untuk terus mendengarkan kebutuhan kita yang berbeda. Masukan kita diambil dan kebijakan diubah berdasarkan konteks waktu dan kebutuhan,” kata Ustadz Ali. 

https://www.straitstimes.com/singapore/senior-muslim-leaders-welcome-shift-in-position-on-allowing-nurses-to-wear-tudung-at-work

 
Berita Terpopuler