Pro Kontra Sholat Tarawih Bergelombang di Ramadhan Tahun Ini

Jika memungkinkan sholat tarawih bahkan bisa dibuat tiga gelombang.

Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warga melaksanakan sholat tarawih berjamaah di Masjid An-Nur, Abadi Jaya, Depok, Jawa Barat, Sabtu (25/4/2020).
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rossi Handayani, Ali Yusuf, Fauziah Mursid

Tidak sampai sebulan lamanya Ramadhan akan segera tiba. Meski kasus Covid-19 sudah mulai menurun, pandemi belum sepenuhnya pergi dari Tanah Air. Masyarakat masih diminta untuk tetap waspada dan menjaga protokol kesehatan ketika beribadah di luar rumah selama Ramadhan.

Sholat tarawih di masjid menjadi salah satu aspek Ramadhan yang berpotensi menjadi sarana penularan Covid-19 jika tidak diatur secara benar. Ketua Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla, pun mengusulkan sholat tarawih dilakukan secara bergelombang agar protokol kesehatan tetap bisa dijaga.

Kalla mengusulkan sholat tarawih dilakukan sebanyak dua shift atau dua gelombang. Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis, mengatakan, sholat tarawih bergelombang bisa dilakukan di masjid selama bulan suci tersebut.

"Ya bagus, tiga shift juga boleh, intinya adalah selama kita mulai dari waktu Isya sampai subuh kan bisa tarawih, bagi yang memahami bahwa sholat tarawih sama dengan sholat malam," kata Cholil, Rabu (24/3).

Sholat tarawih tiga shit disebutnya bisa dilakukan di kawasan padat penduduk. "Ini bisa direalisasikan di tempat yang padat, masjid terbatas, dan memang sekarang kapasitas terbatas bisa jadi dua atau tiga shift yang penting mereka bisa jaga protokol kesehatan," ucap Cholil.

Cholil mengatakan, dengan adanya shift dalam sholat tarawih ini akan meramaikan masjid di bulan ramadhan. Kemudian juga akan lebih memperbanyak ibadah di bulan suci.

Sementara itu, untuk shaf sholat disesuaikan dengan kondisi yang ada. Apabila keadaan sudah aman dari virus, maka shaf yang rapat diperbolehkan.

"Kalau kita sudah aman, harapannya rapat, tapi kalau belum aman disesuaikan. Ikuti protokol kesehatan," kata dia.

Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Prof KH Ahmad Satori Ismail, namun berpendapat sholat tarawih tidak perlu dilakukan dua shift. "Kalau seandainya corona ini belum terselesaikan permasalahannya, maka kalau dianggap menurut dokter Islam, kesepakatan dokter Islam bahwa masih bahaya ya, maka bisa saja seperti itu," kata KH Ahmad saat dihubungi Republika, Rabu (24/3).

Akan tetapi kata dia, pembatas masjid itu juga harus diberlakukan juga di tempat-tempat lain seperti pasar, mal, dan tempat yang mengundang banyak orang-orang berkerumun harus dilarang. Untuk itu pemerintah jangan terlalu mempermasalahkan masjid dianggap sebagai tempat penyebaran Covid-19. "Jadi jangan di masjid saja yang di permasalahkan ya," katanya.

Menurutnya, di dalam masjid orang menghadap kiblat dan tidak banyak bicara seperti halnya di tempat-tempat lain orang behadap-hadapan dalam pembicaraan. Sehingga banyaknya orang di dalamnya tidak perlu dipermasalahkan lagi menjadikan tarawih dibuat dua shift.

"Kalau menurut saya Wallahualam ini. Karena ketika sholat itu jamaahnya menghadap satu arah kiblat, kemudian mereka juga di situ hanya zikir bukan ngobrol. Asal physical distancing satu meter itu terlaksana dengan baik tidak usah dijadikan dua shift," katanya.

KH Ahmad Satori Ismail menuturkan, jika bulan April sudah tidak musim hujan, maka mushola, masjid yang memiliki halaman luas bisa dijadikan tempat sholat. Sehingga protokol kesehatan dijalankan, syiar Islam melalui ibadah sholat tarawih pun tetap dilaksanakan.

"Masjid dan mushola bisa diperluas dengan membuka tikar di luar sehingga tetap berjalan secara hikmah tapi juga ramai. Insya Allah tidak harus dijadikan dua shift," katanya

KH Ahmad khawatir jika sholat tarawih digelar dua shift mengikuti saran DMI, banyak jamaah yang tidak hadir sholat. Mengingat setelah jeda buka puasa yang terlalu lama memebuat jamaah malas bergerak.

"Manusia ini godaannya untuk itu berat. Ini memang masalah sunnah tapi kita kan perlu syiar juga," katanya.

Baca Juga

KH Ahmad mengaku tidak sependapat jika sholat tarawih dibuat dua shift. Ia menyarankan tarawih tetap dijalankan seperti biasanya walaupun harus imengikuti protokol kesehatan dengan cara menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan memakai sabun.

Ia berharap, dengan banyak masyarakat yang sudah divaksin, memasuki bulan puasa sudah tercipta herd immunity atau kekebalan kelompok. Apalagi dalam waktu dekat ini sekolah akan kembali belajar tatap muka, sehingga tidak ada alasan mengkhawatirkan banyaknya orang di dalam masjid

"Mudah-mudahan herd immunity sudah terbentuk di bulan puasa tetap masyarakat menjaga syiar keislaman. Ini menurut saya kalau seandainya masih ada ini corona masih seru, karena corona ini nggak tarlalu serunya itu yang menentukan hijau kuning merah itu siapa Wallahualam," katanya.

Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi, mengatakan Wapres Ma'ruf tetap menyarankan agar masyarakat beribadah di rumah saat Ramadhan. Masduki mengatakan, imbauan itu dilakukan demi mencegah penyebaran virus Covid-19.

Sebab, Ramadhan yang jatuh pada April mendatang merupakan tahun kedua bagi umat Islam di tengah pandemi Covid-19. "Terkait imbauan agar beribadah di rumah, saya kira itu akan tetap dilakukan Wapres, karena kalau kerumunan itu saya kira harus dihindari," kata Masduki saat berbincang dengan media secara virtual, Rabu (24/3)

Masduki mengungkap, terkait Ramadhan juga, pemerintah dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan guna memutuskan kebijakan ada tidaknya mudik pada lebaran tahun ini. Ia mengungkap, dalam pembahasan juga akan menyangkut sikap resmi pemerintah terhadap ibadah saat Ramadhan termasuk mudik Lebaran.

"Karena memang  Ramadhan ini banyak sekali rangkaiannnya, tidak sekedar ibadah di awal dan di akhir dan akhirnya ada tradisi mudik dan itu juga menjadi persoalan yang pelik ya," kata Masduki.

Masduki mengatakan, meski memahami mudik lebaran merupakan tradisi masyarakat Indonesia. Namun, kondisi pandemi menjadi catatan penting untuk mengambil kebijakan mudik, yakni mencegah penyebaran virus Covid-19.

"Sebab dari sisi kita ingin mencapai target bagaimana agar herd immunity dan suksesnya vaksinasi itu harus kita laksanakan dan disitu masih ada pertemuan atau akan ada ratas," kata Masduki.

Usulan agar sholat tarawih dilakukan bergelombang dikemukakan Jusuf Kalla kemarin. Sholat dua shift bertujuan memberikan kesempatan jamaah di sekitar masjid menjalankan sholat tarawih.

Dia mengatakan, dengan sholat tarawih dua shift, kapasitas masjid bisa diatur agar protokol kesehatan bisa tetap diterapkan. Ia menyebutkan dengan adanya peraturan jaga jarak, daya tampung masjid menurun menjadi hanya 40 persen dari daya tampung sebenarnya.

"Untuk itu kita harus memberi kesempatan jamaah yang lain untuk melaksanakan ibadah sholat tarawih dengan membaginya menjadi dua shift," katanya.

Shalat Tarawih Berapa Rakaat - (Pusat Data Republika)

 
Berita Terpopuler