Sumber Kehinaan di Dunia dan Akhirat

Islam mengajarkan untuk selalu berbagi dengan sesama manusia.

Ist
Sumber Kehinaan di Dunia dan Akhirat
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tamak adalah sikap selalu ingin memperoleh banyak untuk diri sendiri atau yang biasa disebut serakah. Agama Islam mengajarkan umat manusia untuk tidak tamak.

Baca Juga

Sebaliknya Islam mengajarkan untuk selalu berbagi dengan sesama manusia. Syekh Ibnu Atha'illah dalam Kitab Al-Hikam menyampaikan tamak atau rakus adalah sumber kehinaan.

"Tidak tumbuh dahan-dahan kehinaan, kecuali dari benih ketamakan." (Syekh Ibnu Atha'illah, Al-Hikam)

Terjemah Al-Hikam karya Ustadz Bahreisy menambahkan penjelasan perkataan Syekh Ibnu Atha'illah tersebut dengan berbagai riwayat. Menurutnya, sikap tamak ini dikatakan juga sebagai bibit segala macam kehinaan atau kerendahan. 

Abu Bakar Al-Warraq Alhakiem mengatakan, seandainya sikap tamak itu dapat ditanya-tanya. Jika tamak ditanya, siapakah ayah kamu? Tamak menjawab, ragu terhadap takdir Allah.

Jika tamak ditanya, apa pekerjaan kamu? Tamak menjawab, merendahkan diri. Jika tamak ditanya, apa tujuan kamu? Tamak menjawab, tidak mendapat apa-apa.

Dikisahkan, Sayyidina Ali bin Abi Thalib baru memasuki masjid Jami di Basrah, Irak. Ia melihat banyak orang sedang memberi ceramah di masjid.

 

 

Kemudian Sayyidina Ali memberi pertanyaan kepada mereka, tapi mereka tidak memberikan jawaban yang tepat. Kemudian mereka tidak diperkenankan memberikan ceramah.

Sayyidina Ali selanjutnya sampai ke Majelis Al-Hasan Al-Basry. Sayyidina Ali berkata, "Hai pemuda, aku akan bertanya, jika kamu dapat menjawabnya silakan terus mengajar di sini. Tapi, bila tidak bisa menjawabnya, jangan lanjutkan mengajar di sini."

Al-Hasan menjawab, "Tanyakan apa saja sekehandak kamu."

Sayyidina Ali bertanya, "Apa yang dapat mengukuhkan agama?" Al-Hasan menjawab, "Menjaga diri atau menjauhkan diri dari sesuatu yang syubhat dan haram."

Sayyidina Ali bertanya, "Apa yang dapat merusak agama?" Al-Hasan menjawab, "Tamak atau rakus."

Sayyidina Ali berkata, "Kamu boleh tetap mengajar di sini. Orang seperti kamu dapat memberi ceramah kepada orang-orang.

 
Berita Terpopuler