Hendak Tidur Siang, Kamar Remaja Pancoran Ini Diekskavator

Eskavator itu sedang merobohkan sejumlah rumah di lahan sengketa di daerah Pancoran.

Republika/Febryan A
Seorang lelaki sedang membersihkan puing-puing di kamar anaknya yang berinisial TO (17 tahun) di Jalan Pancoran Buntu II, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (18/3).
Rep: Febryan. A Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, Usai mengikuti sekolah daring, remaja berinisial TO (17 tahun) itu hendak tidur siang di kamarnya nan mungil. Tepat ketika tangannya memegang gagang pintu, TO melihat bayangan ekskavator penghancur dari celah atap rumahnya. Sejurus kemudian, terdengar suara reruntuhan. 

"Pas saya buka pintu, ternyata benar, dinding kamar saya sudah hancur, bolong. Lemari baju, kasur, dan dokumen orang tua saya ditimpa semua sama reruntuhannya," kata TO di rumahnya, Kamis (18/3). 

Hancurnya dinding kamar TO terjadi saat ekskavator sedang merobohkan sejumlah rumah di lahan sengketa di Jalan Pancoran Buntu II, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (15/3). Pihak PT Pertamina merobohkan sejumlah bangunan yang pemiliknya sudah menerima uang kerohiman, termasuk rumah tetangga TO. 

Namun, rumah TO tidak termasuk karena orang tuanya menolak pembongkaran dan menolak menerima uang kerohiman. "Sebenarnya, saya marah karena kita kan tidak terima uang kerohiman, kok dihancurin juga," kata TO yang merupakan siswa kelas 3 SMA itu. 

Kemarahan TO terbilang wajar. Sebab, kamarnya dengan luas sekitar 4 x 4 meter itu kini tak lagi bisa digunakan. Salah satu dindingnya hancur total. Tak lagi bisa menghalangi dinginnya angin malam ataupun teriknya cahaya matahari. 

 

 

 

Puing-puing berserakan usai dilakukan pembongkaran terhadap sejumlah rumah di Jalan Pancoran Buntu II, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (18/3). Sengketa lahan ini diketahui sempat berujung bentrok pada Rabu malam. - (Republika/Febryan A)

Usai mengetahui tembok kamarnya dirobohkan, TO seketika berlari ke luar rumah. Kedua orang tuanya juga. Mereka hendak meminta pertanggungjawaban operator eskavator ataupun pimpinannya. 

"Tapi pimpinannya itu nggak mau tahu. Bahkan, dia nggak mau lihat tembok kamar anak saya yang hancur karena ekskavator dia," kata YS (43), ibu dari TO. 

YS bersama sang suami marah besar kepada para operator alat berat itu. Sebab, kejadian itu bisa saja merenggut nyawa dua anaknya jika TO sedang tidur. Kamar itu memang digunakan TO bersama adiknya. 

"Dinding yang dihancurin itu tepat di bagian kepala kalau anak saya tidur di kasurnya. Untung waktu itu dia belum sempat tidur," kata YS dengan air mata berlinang. 

Waktu berlalu. Eskavator terus menghancurkan sejumlah rumah di kawasan itu. Sedangkan TO bersama sang adik kini terpaksa tidur menumpang di rumah tetangganya. 

Manager Legal PT PT Pertamina Training & Consultant (PTC), Achmad Suyudi, mengatakan, pihaknya melakukan pemulihan aset Pertamina di Pancoran sesuai prosedur. Tidak sama sekali menggunakan cara-cara anarkis. 

Di sisi lain, warga bersama ahli waris yang juga mengklaim kepemilikan tanah di sana masih menolak penggusuran. Proses persidangan di pengadilan juga masih berlangsung. 

Namun, TO dan ibunya terus bertanya-tanya, apa yang harus dilakukan agar pembongkaran tak lagi mengenai rumahnya. TO tak ingin lagi eskavator tiba-tiba menghancurkan tembok rumahnya.

 
Berita Terpopuler