AUM Unit Link Allianz Indonesia Capai Rp 42,7 T pada 2020

Jumlah dana kelolaan Allianz Life tumbuh 6,27 persen.

asuransiallianz.com
Allianz Life
Rep: Retno Wulandhari Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Allianz Life Indonesia mencatatkan pertumbuhan Asset Under Management (AUM) atau dana kelolaan sepanjang tahun lalu. Per Desember 2020, AUM Allianz tercatat sebesar Rp 42,7 triliun atau tumbuh 6,27 persen dibandingkan periode tahun 2019 yang mencapai Rp40,1 triliun. 

Baca Juga

Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia, Ni Made Daryanti, mengatakan total AUM tersebut ditopang oleh tiga produk utama yaitu Unit Linked Life & Health serta Saving Plan & Pension Fund. "Masing-masing menyumbang porsi sebesar 55 persen, 26 persen dan 19 persen," kata Ni Made, Selasa (9/3). 

Adapun penjualan terbaik produk unit link Allianz berdasarkan AUM yaitu Smartlink Rupiah Equity dengan dana kelolaan Rp 10,26 triliun, Smartlink Rupiah Balanced Fund dengan dana kelolaan Rp 2,08 triliun dan Smartlink Rupiah Fixed Income Fund sebesar Rp1,82 triliun. Saat ini, jumlah fund Allianz mencapai 62 produk dengan total 657 ribu nasabah. 

Pada tahun 2021, Ni Made optimistis kinerja investasi Allianz akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Ni Made melihat sejumlah sentimen baik dari domestik maupun global sangat mendukung pertumbuhan investasi tahun ini. 

Sentimen tersebut antara lain perkembangan dan distribusi vaksin Covid-19 di dunia maupun di Indonesia. Vaksinasi massal secara global telah dimulai dengan rata-rata efikasi produsen vaksin di atas 90 persen. Vaksinasi di Indonesia tahap pertama sudah mencapai 1,6 juta.

 

Selanjutnya, tren suku bunga rendah juga mendukung iklim investasi tahun ini. Berbagai bank sentral di seluruh dunia telah memberlakukan kebijakan suku bunga rendah. Amerika Serikat (AS) menetapkan suku bunga acuan di level 0-0,25 persen. 

Sementara Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,5 persen pada Februari 2021. "Kami berpandangan suku bunga (BI) akan tetap di level tersebut sampai akhir tahun," ujar Ni Made.

Kemudian, kebijakan ekonomi AS yang memberikan stimulus tambahan sebesar 1,9 triliun dolar AS turut menjadi sentimen positif bagi dunia investasi. Meski demikian, perlu dicermati pola dan arah pergerakan kebijakan AS setelah hasil pemilu dan dampaknya terhadap negara berkembang termasuk Indonesia.

Selain itu, adanya Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) dinilai bisa mempercepat pemulihan ekonomi dan menghindari middle income trap. Implementasi UU Ciptaker juga akan memberikan kepastian usaha. 

Terakhir, keputusan pemerintah menaikkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 menjadi Rp699,4 triliun juga akan direspons positif oleh pasar. Menurut Ni Made, postur anggaran PEN masih akan terus untuk mendukung pemulihan ekonomi Indonesia.

 

 
Berita Terpopuler