Perempuan di Balik Suksesnya Misi Arab dan Barat ke Mars

Tanggal 8 Maret diperingati sebagai international women's day.

india tv news
Swati Mohan
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini adalah tahun awalan bagi eksplorasi di planet Mars. Tercatat ada 3 misi yang sudah sampai di Planet Merah tersebut.

Tiga misi penelitian berhasil mencapai planet Mars dalam waktu yang berdekatan. Pada 10 Februari, misi Uni Emirat Arab (UEA) berhasil sampai di Mars. Selanjutnya, giliran misi dari China dengan Tianwen 1 yang berhasil mengorbit di Mars pada 11 Februari.

Baca Juga

Terakhir, robot penjelajah Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Persevarance berhasil mendarat di Mars pada 18 Februari. Ada sosok perempuan yang menjadi kunci suksesnya misi-misi tersebut.

Salah satu sosok perempuan yang berperan penting dalam misi NASA ke Mars adalah Swati Mohan. Dia adalah pemimpin operasi panduan dan kontrol untuk misi Mars 2020 NASA. Ia menjadi orang yang bertanggung jawab untuk memastikan pesawat luar angkasa membawa penjelajah Perseverance diarahkan dengan benar.

Saat Perseverance siap melakukan pendaratan pada Kamis (18/2), Mohan mungkin menjadi orang yang paling tegang. Dengan pendaratan yang selalu berisiko tinggi, ia memberi banyak komentar dari kontrol misi, termasuk selama penurunan.

Mohan sebelumnya pernah menjadi bagian dari misi Cassini NASA. Ia kemudian bergabung dalam misi Mars 2020 yang dipersiapkan sejak 2013. Mohan berasal dari India dan pindah ke Amerika Serikat (AS) saat masih berusia satu tahun. Ia menceritakan kisahnya sebagai orang asing yang memiliki budaya jauh berbeda pada awalnya terasa berat.

“Saya memakai bindi (tanda di dahi) selama sekolah dasar dan diintimidasi secara fisik karena itu,” ujar Mohan, dilansir CNET Jumat (19/2).

Namun, Mohan kini tidak memikirkannya lagi. Ia tetap memakai bindi yang disukainya sebagai bagian dari identitas budaya India, bahkan saat bekerja. Mohan terlihat menggunakan bindi saat dengan tenang mengumumkan setiap langkah perjalanan Perseverance dalam kendali misi. Ia telah menjadi sosok yang dianggap menginspirasi banyak orang.

Sementara, Sarah binti Yousif Al Amiri adalah perempuan yang memimpin misi sains sebagai wakil manajer proyek dalam misi Uni Emirat Arab ke Mars. Dia adalah seorang insinyur komputer dan juga Menteri Negara untuk Ilmu Pengetahuan Maju pertama di UEA.

Al Amiri (33 tahun) kelahiran Iran, adalah salah satu menteri termuda di dunia. Dia juga sosok termuda yang memimpin badan antariksa.

Dia mengawali karier sebagai insinyur dirgantara di UEA. Setelah lulus dengan gelar BSc di bidang Teknik Komputer pada tahun 2008 dari American University di Sharjah, dia bekerja sebagai insinyur program di Emirates Institution for Advanced Science and Technology (EIAST) selama dua tahun.

Di EIAST, dia bekerja pada DubaiSat-1 dan DubaiSat-2, dua satelit pertama negara itu. Dia juga merupakan bagian dari tim yang mengembangkan KhalifaSat atau DubaiSat-3, dan bekerja sebagai direktur divisi Advanced Aeronautical Systems.

Al Amiri kemudian memperoleh gelar M.Sc. di bidang teknik komputer pada tahun 2014 dari universitas yang sama. Dia sekaligus juga bekerja sebagai Kepala Ilmu Antariksa di  MBRSC. Dia mendirikan unit penelitian dan pengembangan dan menjadi sebagai direktur di sana.

Menteri Negara UEA untuk Teknologi Maju Sarah al-Amiri - (EPA-EFE/ALI HAIDER)

 

Pada tahun 2014, Al Amiri menjadi manajer program untuk sistem udara canggih di pusat luar angkasa negara. Dia bertanggung jawab untuk mengumpulkan tim teknik untuk badan antariksa. Dia kemudian diangkat sebagai kepala Dewan Sains Emirates pada tahun 2016. Pada 19 Oktober 2017, Al Amiri menjadi Menteri Negara Ilmu Pengetahuan Maju pertama di negara itu,. Pada Agustus 2020, ia menjadi Ketua Badan Antariksa UEA.

"Tim sains misi ini terdiri  dari 80 persen perempuan. Mereka berada di sana berdasarkan prestasi dan berdasarkan apa yang mereka kontribusikan terhadap desain dan pengembangan misi," katanya kepada Deutsche Welle.

 
Berita Terpopuler