Varian Baru Covid B117 Dibawa Dua TKI Asal Karawang

Dua TKI asal Karawang yang terinfeksi B117 sudah pulang dalam kondisi negatif.

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Foto aerial suasana Wisma Atlet Pademangan di Jakarta. Dua TKI asal Karawang yang terinfeksi varian baru Covid-19 B117 menjalani isolasi sebelum dipulangkan ke Karawang dalam kondisi negatif Covid-19.
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Mimi Kartika, Arie Lukihardianti, Febrianto Adi Saputro

Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengonfirmasi dua kasus positif Covid-19 dengan varian baru B117 asal Inggris merupakan warga Karawang. Masyarakat diminta tidak panik karena sudah dilakukan penanganan terhadap pasien kasus varian baru tersebut.

Kasus varian baru merupakan dua TKI asal Karawang. "Semuanya sudah tertangani, jadi masyarakat kami imbau tidak panik," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Karawang, Fitra Hergyana, di Karawang, Rabu (3/3).

Baca Juga

Ia mengatakan, dua pekerja migran asal Karawang tersebut pulang ke Indonesia menumpangi pesawat berbeda dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Nyonya M asal Kecamatan Lemah Abang mendarat pada 28 Januari 2021 dan Nyonya A asal Kecamatan Pedes mendarat pada 31 Januari 2021.

Keduanya mengikuti aturan Satgas Covid-19 bagi para pelaku perjalanan luar negeri. Nyonya M dan A telah diberikan tindakan tes swab PCR dengan hasil positif dan kemudian menjalani isolasi di Pademangan, Jakarta.

Saat ini, dua TKI itu kini telah dinyatakan negatif dan mendapatkan tindakan dari tim medis. Karena itu, masyarakat diimbau tidak perlu panik. "Setelah kami menerima kabar temuan kasus Covid-19 B117 di wilayah Karawang, tim Dinkes Karawang, Dinkes Jabar, dan Kemenkes langsung meneliti dan mencari informasi terkait varian baru virus tersebut dengan melakukan tracking dan testing kepada keluarga yang bersangkutan," kata Fitra.

Menurut dia, Satgas Penanganan Covid-19 Karawang telah berkomunikasi dengan Menteri Kesehatan Budi Sadikin dan pejabat Dinkes Jabar. Arahannya, harus secepatnya dilakukan tracking dan testing.

"Atas dasar itu, dua tim dari Dinkes Karawang, Dinkes Provinsi Jabar, dan Balitbang Kemenkes langsung bergerak untuk sampel langsung dilaksanakan wholegenom sequencing di Kemenkes," kata dia.

Fitra menyampaikan, dua TKI asal Karawang yang terpapar virus Covid-19 varian baru B117 sudah pulang ke rumahnya setelah dinyatakan negatif. Sebelumnya, keduanya telah diberikan tindakan tes swab PCR dengan hasil positif.

Kemudian, dilakukan isolasi di Jakarta. "Setelah menjalani isolasi, hasil tes swab mereka negatif dan sudah diizinkan pulang ke Karawang. Jadi, keduanya pulang ke Karawang dengan hasil negatif," katanya.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengonfirmasi pula kasus varian bari Covid merupakan warga Karawang. "Varian baru virus corona diberitakan sudah ada di Indonesia, masuk di Karawang, kami sudah melakukan pelacakan dan meminta kalau boleh tim Unpad untuk meneliti UK B117 ini," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, seusai rapat komite penanganan Covid-19 di Makodam III Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung, Rabu (3/3)
 
Emil meminta jajaran pemerintah di Kabupaten Karawang beserta Kapolres dan Dandim bekerja lebih keras untuk mengantisipasi penyebaran virus. Deteksi cepat sangat penting agar pengendalian bisa dilakukan secara maksimal.

“Jangan sampai kecolongan kita tidak bisa mengendalikan, mumpung masih kecil, harus segera dideteksi. Kalau telat, harga treatment-nya sangat mahal,” katanya.

Berdasarkan data yang diterima, kata Emil, virus corona varian baru ini menjangkiti dua orang warga Karawang usai bepergian dari luar negeri. Emil meminta tim peneliti, termasuk dinas kesehatan, segera melakukan kajian untuk penanganan yang dilakukan.

Menurutnya, kajian yang masih dalam proses itu pun nantinya digunakan untuk melakukan pencegahan. Sejauh ini, mutasi virus yang ditemukan pada dua warga Karawang tersebut dan dipastikan bukan mutasi lokal.

“Karena, virus vairan ini pasti impor, bukan varian mutasi lokal. Makanya, dua orang ini tercaptat bepergian internasional. Kadisnkes dan peneliti melakukan kajian bagaimana merespons treatment-nya. Kami sedang menunggu kajian," ujarnya.

Koordinasi dengan Unpad, kata dia, dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan protokol kesehatan Covid-19 masih berlaku sama atau tidak. Karena, sejumlah pihak menilai bahwa mutasi virus ini lebih ganas.

"Apakah sama perlakuan 3M dan 3T ini? Kami mohon agar ada penelitian sehingga kami selaku pengambil keputusan secara tepat bisa merespons dengan cara terukur," katanya.

Varian Virus Corona B117 - (Republika)

Menyikapi munculnya varian baru Covid-19 di Jawa Barat, Pemerintah Kota Bandung akan menerapkan karantina bagi warga yang datang dari luar negeri guna mencegah penyebaran mutasi virus corona. Wali Kota Bandung, Oded M Danial, mengatakan mutasi corona berpotensi lebih berbahaya dari pada Covid-19 yang telah menjadi pandemi ini.

Untuk itu, ia meminta masyarakat mewaspadai mutasi baru virus tersebut. "Karantina itu harus, protokol kesehatan harus dilakukan, selama 14 hari ya," kata Oded.

Baik Covid-19 maupun B117-UK menurut dia bukan hanya urusan pemerintah semata, melainkan hal itu menjadi urusan semua pihak termasuk masyarakat. Ia pun meminta masyarakat agar tidak jenuh untuk menjaga kesehatannya termasuk mewaspadai paparan berbagai jenis virus yang dapat merusak tubuh maupun menularkannya ke orang lain.

"Kita sebagai anak bangsa tetap tidak boleh ada rasa jenuh, frustasi, Covid-19 ini perlu kita sikapi supaya tidak khawatir akan adanya varian baru yang tidak kita inginkan," kata dia.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan pihaknya tetap bersiaga mengantisipasi penyebaran virus itu meski kini tengah disibukkan oleh program vaksinasi massal. "Kita antisipasi saja, antisipasinya kalau ada warga dari luar negeri ya dikarantina, di Karawang itu kan sudah ditangani langsung oleh provinsi," kata Ahyani.

Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo meminta pemerintah waspada dan berhati-hati terkait adanya temuan varian B117-UK. Untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran varian baru Covid-19 tersebut, Rahmad meminta pemerintah memperketat pelacakan (tracing).

"Tentu kita tracing yang ketat terhadap saudara kita yang pernah berkomunikasi dengan detail sehingga kita bisa kanalisasi terhadap penyebaran kemungkinan penyebaran Covid varian baru Inggris ini," kata Rahmad kepada Republika, Rabu (3/3).

Sebelumnya pemerintah sudah mengupayakan masuknya varian baru Covid-19 tersebut dengan menutup penerbangan untuk warga negara asing. Namun penutupan tersebut tidak mungkin dilakukan selamanya karena arus globalisasi dan arus pergerakan manusia yang tidak terelakkan.

"Kita dorong kepada pihak imigrasi agar lebih ketat lagi tidak hanya sebatas mengandalkan surat bebas Covid dari luar negeri tetapi juga begitu masuk di Indonesia ya perlu di-screening, testing antigen, apa GeNose," ujarnya.

Kemudian politikus PDI Perjuangan itu juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dan tetap waspada. Ia meminta agar masyarakat tetap  menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan pola hidup yang sehat.

Rahmad juga mendorong kepada pemerintah, khususnya Litbangkes, agar bersiaga terhadap kemungkinan-kemungkinan munculnya mutasi virus lain  tidak hanya sebatas dari Inggris saja. Menurutnya penelitian tetap harus terus dilakukan untuk mengantisipasi mutasi virus Covid-19 yang lebih berbahaya.

"Saya kira kita juga cukup mampu untuk mengantisipasi penelitian yang ada di Tanah Air karena penelitian kita atau riset riset kita atau laboratorium kita di Litbangkes di pusat maupun di daerah yang harus segera mempersiapkan dengan baik," ungkapnya.



 
Berita Terpopuler