Varian Baru Corona Jadi Ancaman Program Vaksinasi Covid-19

Varian baru Corona B117 juga telah terkonfirmasi ditemukan di Indonesia.

Jung Yeon-je /Pool via AP
Seorang perawat bersiap untuk memberikan dosis vaksin AstraZeneca Covid-19 di pusat perawatan kesehatan di Seoul pada hari Jumat (26/2).Varian baru virus corona saat ini telah ditemukan di berbagai negara dan dikhawatirkan mengancam program vaksinasi. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Puti Almas, Rr Laeny Sulistyawati, Sapto Andika Candra, Dessy Suciati Saputri, Rizky Jaramaya, Kamran Dikrama

Baca Juga

Varian baru dari virus corona jenis baru (Covid-19) diyakini bisa menjadi ancaman nyata bagi program vaksinasi yang tengah berjalan di beberapa negara di dunia. Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), Rochelle Walensky menyatakan hal tersebut, Selasa (2/3).

Menurut Walensky, ada sekitar 70 ribu kasus baru setiap harinya dan terdapat hampir 2.000 kematian per hari dalam periode yang sama. Ia mengatakan, pada tingkat kasus ini, dengan varian baru Covid-19 yang terus menyebar, maka kemajuan vaksinasi yang telah diperoleh sejauh ini terganggu.

“Varian ini adalah ancaman yang sangat nyata bagi warga AS dan kemajuan vaksinasi,” ujar Walensky, dilansir RNZ, Selasa (2/3).

Ada banyak versi atau varian berbeda dari Covid-19 yang berbeda. Namun, para ahli kesehatan sejauh ini mengkhawatirkan beberapa diantaranya, seperti varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.

Varian baru Covid-19 yang ditemukan di tiga negara tersebut diyakini lebih menular. CDC memperkirakan varian B117 yang sangat menular yang pertama kali ditemukan di Inggris akan menjadi strain dominan di AS pada bulan ini.

Varian B117 juga telah terkonfirmasi ditemukan di Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono, Selasa (2/3), mengonfirmasi bahwa sedikitnya dua kasus terkonfirmasi B117 terjadi di Indonesia hingga Selasa (2/3).

"Ada berita yang saya terima bahwa tepat setahun refleksi Covid-19 hari ini, kalau setahun lalu menemukan kasus 01 dan 02 Covid-19 dan tadi saya mendapatkan informasi menemukan mutasi B117 dari Inggris di Indonesia. Ini fresh from the oven, tadi malam ditemukan dua kasus," ujarnya saat mengisi konferensi virtuql acara Inovasi Indonesia untuk Indonesia Pulih Pasca-pandemi, yang disiarkan langsung di kanal YouTube Kemenristek/BRIN, Selasa (2/3).

Dante menambahkan, dari 462 spesimen atau sampel dari seluruh wilayah Indonesia yang telah dicek dalam beberapa bulan ini kemudian ditemukan dua kasus ini. Ia mengakui, ditemukannya varian baru virus corona di Indonesia artinya Indonesia menghadapi pandemi ini dengan tingkat kesulitan semakin berat.

"Tantangan baru ke depan harus lebih mengembangkan supaya proses riset lebih cepat, penanganan lebih baik, dan studi epidemiologis secara analitik karena proses mutasi ada di sekitat kita," ujarnya.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengaku belum mengetahui pasti masuknya varian baru virus ini.
"Ini masih aku tanyakan kepada unit terkait," ujarnya saat dihubungi Republika.

Berdasarkan data Satgas, Pada Selasa (2/3) dilaporkan ada 5.712 kasus baru. Sudah empat hari terakhir, penambahan kasus baru tidak pernah tembus angka 7.000 orang dalam sehari. Bahkan pada Ahad (28/2) lalu tercatat penambahan kasus sebanyak 5.560 orang, terendah sejak akhir Desember 2020.

Meski kapasitas testing belum sepenuhnya pulih, namun tingkat positif atau positivity rate Covid-19 harian juga dilaporkan menurun. Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan angka positivity rate sebesar 19,04 persen pada hari ini.

Namun sayangnya, angka kematian pada minggu ini naik drastis dan pekan sebelumnya. Angka peningkatan kasus kematian bahkan mencapai sebesar 74,8 persen.

“Ini adalah peningkatan yang sangat tajam mengingat dalam beberapa minggu terakhir terjadi penurunan kematian,” kata Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers, Selasa (2/3).

Selanjutnya, Satgas juga mencatat angka kasus kesembuhan yang mengalami penurunan pada minggu ini dibandingkan minggu sebelumnya. Penurunan kasus kesembuhan yakni sebesar 1,8 persen.

“Meskipun begitu, saya ingin mengapresiasi lima provinsi yang masih mencatatkan angka kesembuhan yang tinggi yaitu Jawa Tengah, Kalimantan Utara, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Kalimantan Timur,” kata Wiku.

Varian Virus Corona B117 - (Republika)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, masalah terkait pandemi Covid-19 mungkin tidak akan berakhir tahun ini. Hal tersebut diungkapkan direktur layanan darurat WHO, Michael Ryan yang mengatakan, meski penyebaran wabah melambat di beberapa negara karena program vaksinasi serta aturan pembatasan tetapi ini bersifat ‘prematur’.

“Jika vaksin mulai berdampak tidak hanya pada kematian dan tidak hanya pada rawat inap, tetapi memiliki dampak signifikan terhadap dinamika penularan dan risiko penularan, maka saya yakin kami akan mempercepat pengendalian pandemi ini,” ujar Ryan dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, dilansir The Guardian, Selasa (2/3).

Jumlah kasus Covid-19 terbaru secara global tercatat mengalami kenaikan pada pekan lalu. Ini adalah peningkatan pertama setelah hampir dua bulan berada di angka yang stabil.

Kasus Covid-19 dilaporkan meningkat di empat dari enam wilayah, yaitu Amerika, Eropa, Asia Tenggara, dan Mediterania Timur. Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan hal ini mengecewakan, namun menurutnya adalah sesuatu yang tidak mengherankan.

In Picture: Total Kasus Kematian Covid-19 Satu Tahun Capai 36 Ribu Jiwa

Deretan papan nisan yang terpasang pada makam pasien Covid-19 di TPU Srengseng Sawah Dua, Jagakarsa, Jakarta, Selasa (2/3)). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per Selasa (2/3), tercatat total kasus kematian selama satu tahun Covid-19 mencapai 36.518 jiwa. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

 

 

 

 



“Kami sedang berupaya untuk lebih memahami peningkatan transmisi ini. Beberapa di antaranya tampaknya disebabkan oleh pelonggaran tindakan kesehatan masyarakat, sirkulasi varian yang berkelanjutan, dan orang-orang yang lengah,” jelas Ghebreyesus.

Pada Senin (1/3), angka kematian akibat Covid-19 di dunia menembus 2,5 juta jiwa. Sementara itu, jumlah kasus bergerak menuju 115 juta.

Mengutip data yang dihimpun Universitas John Hopkins, saat ini jumlah kematian akibat Covid-19 secara global adalah 2.530.014 jiwa. Sedangkan total kasus yang telah tercatat adalah 114.037.377.

Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi di dunia. Negeri Paman Sam tercatat memiliki 28,6 juta kasus dengan korban meninggal lebih dari 513 ribu jiwa.

Empat negara yang masuk lima besar dalam jumlah kematian setelah AS adalah Brasil (254.942 jiwa), Meksiko (185.257 jiwa), India (157.051 jiwa), dan Inggris (123.083). Sementara dalam jumlah kasus, empat negara yang masuk dalam lima besar setelah AS yakni India (11 juta kasus), Brasil (10,5 juta kasus), Rusia (4,19 juta kasus), dan Inggris (4,18 juta kasus).

Lansia divaksinasi - (Republika)

 
Berita Terpopuler