Sekolah Tatap Muka Ditargetkan Juli, Ini Kata IDI

Pemerintah menargetkan sekolah tatap muka bisa dilakukan secara nasional mulai Juli.

ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Dua petugas medis melakukan SWAB PCR terhadap dua siswa. Ilustrasi
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan kegiatan sekolah tatap muka bisa dilakukan secara nasional mulai semester kedua tahun ini atau tepatnya pada Juli 2021. Target ini menyusul vaksinasi terhadap lima juta guru, dosen, dan para tenaga pendidik yang diharapkan rampung Juni.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) tidak menampik pelaksanaan rencana itu mungkin saja dilakukan. Meski butuh kerja keras. Terutama terkait vaksinasi. IDI pun belum bisa menjamin rencana itu bakal terelealisasi 100 persen.

"Apakah sekolah tatap muka bisa dimulai secara nasional? Belum tentu. Sebab, setiap daerah berbeda dari sisi karakteristik, wilayahnya, lingkungannya, positivity rate, hingga mobilisasinya," ujar Ketua Tim Pedoman dan Protokol Kesehatan dari Tim Mitigasi PB IDI, dr. Eka Ginanjar saat mengisi konferensi virtual PB IDI, Senin (1/3).

Ia menyontohkan, bisa jadi wilayah Yogyakarta misalnya bisa menerapkan sekolah tatap muka karena syarat-syaratnya sudah terpenuhi. Namun, kondisinya berbeda di wilayah lain yang belum boleh melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka.

"Jadi, jangan dipaksakan secara nasional karena daerah di Batak tidak bisa disamakan dengan orang Sunda atau orang Jawa dengan yang ada di Makassar," ujarnya.

Kendati demikian, ia tidak menampik sekolah tatap muka memungkinkan saja dijalankan secara nasional pada Juli. Tergantung dari kesanggupan pemerintah memberikan vaksin Covid-19 untuk 181,5 juta orang dalam waktu 4 bulan. Itu demi mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).

Ia pun menilai ada pertimbangan lain yang harus dilihat. Apakah tren kasus terus menurun atau tidak. Lalu spesimen yang dites juga berkurang atau tidak. Hal tak kalah penting lain adalah perilaku masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi, kita optimistis saja Juli bisa sekolah tatap muka. Tetapi ayo sama-sama masyarakat menjalankan semua protokol kesehatan 5M dan vaksinasi dijalankan. Meski ini perlu kerja keras karena jaraknya yang dekat (menuju Juli) tetapi kita perlu coba, tidak ada yang tak mungkin," katanya.

Presiden Jokowi mengutarakan soal target pembelajaran tatap muka nasional saat menghadiri vaksinasi di SMAN 70 Jakarta, Rabu (24/2) lalu. Ia mengatakan prioritas vaksinasi diberikan kepada guru dan tenaga kependidikan agar pembelajaran tatap muka bisa dimulai sepenuhnya pada awal semester kedua 2021/2022.

"Kita harapkan nanti setelah provinsi DKI Jakarta, semua provinsi juga melakukan hal yang sama. Karena tenaga pendidik, kependidikan, guru, kita berikan prioritas agar nanti di awal semester kedua pendidikan tatap muka bisa kita mulai lakukan," ujar Presiden Jokowi.

Menurutnya vaksinasi tahap kedua ditargetkan menyasar lima juta guru dan tenaga kependidikan. Harapannya bisa rampung pada Juni 2021.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim ikut mengonfirmasi itu. Nadiem juga mengatakan pembelajaran tatap muka bisa dimulai setelah vaksinasi Covid-19 pada guru selesai dilaksanakan.

"Kalau kita bisa menyelesaikan vaksinasi ini sampai dengan akhir bulan Juni, maka tahun ajaran berikutnya, pada Juli, bisa melakukan pembelajaran tatap muka," katanya pada acara peluncuran program vaksinasi guru di SMAN 70 Jakarta, Jakarta, Rabu.

 
Berita Terpopuler