Myanmar Lepas Jurnalis Jepang yang Ditangkap Saat Liput Aksi

Kitazumi merupakan jurnalis asing pertama yang ditangkap sejak kudeta militer Myanmar

EPA-EFE/LYNN BO BO
Para pengunjuk rasa memegang spanduk selama protes menentang kudeta militer, dekat Kedutaan Besar Indonesia di Yangon, Myanmar, 26 Februari 2021. Protes anti-kudeta terus berlanjut di Myanmar di tengah upaya diplomatik regional untuk mencapai resolusi terhadap kerusuhan berminggu-minggu yang disebabkan oleh kudeta militer.
Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Kepolisian Myanmar membebaskan Yuki Kitazumi, seorang wartawan lepas dari Jepang, pada Jumat (26/2) setelah menahannya dalam waktu singkat saat aksi protes di Yangon. Hal itu dilaporkan Radio Free Asia dalam siaran langsung di Facebook.

Baca Juga

"Terima kasih banyak kepada semua kawan. Saya baik-baik saja. Saya aman," kata Kitazumi usai meninggalkan kantor polisi di distrik Sanchaung, Yangon.

Sebelumnya, Pemerintah Jepang menyebut bahwa salah satu warga negaranya yang berusia 40-an tahun telah ditahan oleh pasukan keamanan Myanmar di Yangon, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Kepolisian Myanmar, sejauh ini, juga belum memberikan komentarnya.

Kitazumi, yang menjalankan perusahaan produksi media sekaligus pernah menjadi wartawan harian bisnis Jepang, Nikkei, merupakan jurnalis asing pertama yang ditangkap sejak kudeta militer Myanmar atas pemerintahan resmi pada 1 Februari lalu. Kitazumi menjadi warga asing kedua yang diketahui ditahan di bawah otoritas junta militer, setelah akademisi Australia, Sean Turnell, yang merupakan penasihat reformasi ekonomi untuk pimpinan terpilih Myanmar, Aung San Suu Kyi.

Turnell ditangkap pada 6 Januari dan hingga kini masih dalam penahanan. Sementara pada 2007 silam, seorang jurnalis Jepang yang meliput aksi protes di Myanmar, Kenji Nagai, ditembak hingga tewas dari jarak dekat, ketika militer menembaki para pengunjuk rasa di masa demonstrasi anti-pemerintah yang dipimpin para biksu Buddha.

 
Berita Terpopuler