Epidemiologi Kritik Vaksinasi DPR Secara Tertutup 

Yang dilakukan DPR ini seperti korupsi barang vaksin apalagi mereka membawa keluarga.

EPA-EFE/BAGUS INDAHONO
Seorang pria menerima suntikan vaksin Covid-19 Sinovac.(Ilustrasi)
Rep: Haura Hafizhah Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menanggapi, anggota DPR RI beserta keluarganya yang menjalani vaksinasi Covid-19 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta secara tertutup. Dia menilai, hal ini sangat memperihatinkan dan begitu lemahnya pemerintahan.

"Ini sangat memprihatinkan sekaligus juga menjadi begitu lemahnya pemerintahan kami. Kenapa vaksinnya harus tertutup? Kenapa tidak transparan? Masyarakat banyak yang curiga kalau kaya gitu. Adanya vaksin dari uang rakyat loh," katanya saat dihubungi Republika, Jumat (26/2).

Padahal, kata dia, masih ada yang membutuhkan vaksin Covid-19 seperti tenaga kesehatan, kelompok lanjut usia (lansia) dan komorbid. Pemerintah harus memikirkan hal itu. Menurutnya, yang dilakukan DPR ini seperti korupsi barang vaksin apalagi mereka juga membawa keluarganya untuk divaksin.

"Kejadian seperti ini dilihat dunia loh. Penilaian negara lain pasti buruk tentang Indonesia. Sudah vaksin terbatas, terus diambil lagi sama DPR beserta keluaraganya. Padahal, vaksin itu buat kelompok yang prioritas," kata dia.

 

 

Dia menambahkan, pemerintah harus menegur para DPR itu. Sebab, yang dilakukan DPR itu tidak baik apalagi mereka mengadakan vaksinasi sendiri dan tertutup pula. "Ini aneh ya ditutupi, emang ada apa sampai diadakan secara tertutup? DPR kan wakil rakyat kok berbuat seakan tidak peduli dengan rakyatnya," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, larangan wartawan meliput vaksinasi anggota DPR dan keluarga karena ada anggota yang keberatan jika dilakukan pengambilan gambar ketika proses dilakukan. Dia meminta, awak media memahami kondisi tersebut.

"Kan mereka harus juga menjaga imunitas, kalau kemudian soal  protokol kesehatan itu kan orang yang divaksinasi itu kan ada yang juga takut-takut kalau kemudian diambil gambarnya segala macam, mungkin mereka keberatan. Jadi kalau pengambilan gambar itu dari kejauhan mungkin, ya mungkin ini juga keberatan dari yang divaksinasi, tolong juga wartawan ngerti lho," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (26/2).  

 

Dia membantah bila DPR terkesan menutup-nutupi soal kegiatan vaksinasi tersebut. Menurutnya, vaksinasi adalah program pemerintah dan tidak benar kalau digelar tertutup.

 
Berita Terpopuler