Boeing Yakin B 737 Max Dapat Dipercaya Terbang Kembali

Boeing 737 adalah pesawat yang paling diteliti dalam sejarah penerbangan.

EPA-EFE/ANDY RAIN
Sebuah Boeing 737 Max dipamerkan di Farnborough International Airshow (FIA2018), di Farnborough, Inggris, 17 Juli 2018. Boeing yakin nantinya pesawat Boeing 737 Max akan mendapatkan kembali kepercayaan untuk terbang kembali.
Rep: Rahayu Subekti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Boeing yakin, nantinya pesawat Boeing 737 Max akan mendapatkan kembali kepercayaan untuk terbang kembali. Terlebih, saat ini, sejumlah maskapai di negara lain sudah mulai mengoperasikan pesawat tersebut yang sebelumnya mengalami kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia.

Baca Juga

“Kami bekerja sama dengan pelanggan kami operator yang menggunakan Boeing 737 Max,” kata Vice President of Commercial Marketing Boeing Darren Hulst dalam konferensi video, Kamis (25/2).

Hulst memastikan, Boeing sudah memberikan detail dan pesan terkait perubahan yang sudah dilakukan dalam pesawat Boeing 737 Max. Begitupun dengan ketentuan sistem serta pelatihan untuk semua yang terlibat dalam pengoperasian pesawat Boeing 737 Max.

“Yang paling penting, kami bekerja sama dengan pelanggan kami untuk memastikan bahwa kami dapat memberikan pesan dengan cara apa pun yang mereka butuhkan untuk menjelaskan keselamatan pesawat setelah adanya perubahan pada B 737 Max,” jelas Hulst.

Sebelumnya, lembaga regulator penerbangan sipil di Amerika serikat, yakni Federal Aviation Administration (FAA) mencabut larangan terbang pesawat Boeing 737 Max. Kepala FAA Steve Dickson menandatangani perintah untuk mencabut larangan terbang pesawat tersebut setelah adanya perubahan yang dilakukan.

“Pesawat ini adalah pesawat yang paling diteliti dalam sejarah penerbangan. Perubahan desain yang diterapkan sepenuhnya menghilangkan kemungkinan terjadinya kecelakaan yang mirip dengan dua kecelakaan tersebut,” kata Dickson dikutip dari Reuters.

FAA juga merilis perincian akhir dari perangkat lunak, peningkatan sistem, dan pelatihan yang harus diselesaikan Boeing dan maskapai penerbangan. Khususnya, sebelum mengangkut kembali penumpang dengan menggunakan pesawat Boeing 737 Max.

“Saya merasa 100 persen percaya diri. Kami telah melakukan segala kemungkinan yang manusiawi untuk memastikannya,” ujar Dickson.

Ketika penerbangan kembali dilanjutkan dengan pesawat tersebut, Boeing akan memantau semua penerbangan Boeing 737 Max. Khususnya, untuk mengetahui kemungkinan permasalahan, seperti roda pendaratan yang macet hingga keadaan darurat.

Meskipun maskapai penerbangan Amerika Serikat Dapat kembali mengoperasikan pesawat tersebut untuk penerbangan komersial namun harus menyelesaikan terlebih dahulu persyaratan yang ditetapkan. Termasuk, sesi pelatihan simulator satu kali untuk semua pilot Boeing 737 Max. FAA memastikan, penerbangan menggunakan pesawat tersebut di negara lain akan bergantung pada persetujuan dari regulator masing-masing.

 

Salah satu maskapai Indonesia yang memiliki Boeing 737 Max, yakni Garuda Indonesia. Meskipun begitu, Garuda Indonesia tidak bisa begitu saja menerbangkan kembali pesawat Boeing 737 Max 8 walaupun saat ini FAA sudah mencabut larangan terbang semua seri dari Boeing 737 Max.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, dalam mengoperasikan kembali pesawat tersebut, butuh persiapan dan persetujuan dari regulator Indonesia. “Untuk melakukan penerbangan ini ada persiapan yang harus dilakukan,” kata Irfan dalam konferensi video, Jumat (20/11).

Dia menuturkan, persiapan tersebut termasuk juga retraining dari para pilot. Irfan menilai, untuk melakukan persiapan tersebut juga membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Karena pilot kita harus melalui training dan reseritfikasi. Kami saat ini masih ada beberapa pesawat yang grounded atau belum terbang karena memang demand-nya belum ada. Belum bisa untuk menerbangkan seluruh pesawatnya,” ungkap Irfan.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan, Indonesia memiliki aturan tersendiri. “Untuk Indonesia kita mempunyai aturan, suatu prosedur yang dilakukan di mana itu tertuang tercatat dalam aturan perundangan,” kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto.

Untuk menerbangkan kembali pesawat tersebut, Novie mengatakan, maskapai perlu melakukan hal yang diatur dalam regulasi terkait. Novie menegaskan, meskipun FAA sudah mencabut larangan tersebut, tidak otomatis maskapai di Indonesia bisa mengoperasikan kembali Boeing 737 Max 8.

“Kita ada proses tertentu untuk memastikan sarana transportasi ini bisa memberikan keamanan dan kenyamanan,” ujar Novie.

Novie memastikan, kemenhub juga berkoordinasi dengan FAA mengenai operasional Boeing 737 Max. Begitu juga dengan negara-negara ASEAN yang maskapainya mengoperasikan Boeing 737 Max.

“Kami koordinasi sehingga ada harmonisasi akan melakukan penerbangan kembali pesawat tersebut atau tidak. Juga saling berbagi pembelajaran sehingga kalau mengoperasikan ini kembali ada jaminan keselamatan sudah didapatkan,” jelas Novie.

 

Sebelumnya, kecelakaan Boeing 737 Max 8 di Indonesia dan Ethiopia menewaskan 346 orang dalam waktu lima bulan pada 2018 dan 2019. Kecelakaan tersebut memicu badai investigasi hingga pesawat dilarang terbang dan menyebabkan Boeing rugi sekitar 20 miliar dolar AS.

 
Berita Terpopuler