Besok Sejumlah Daerah Mulai Vaksinasi Lansia

Lansia disarankan periksa kesehatan dulu sebelum divaksin.

SIGID KURNIAWAN/ANTARA FOTO
Warga lansia meninggalkan lokasi vaksinasi seusai divaksin COVID-19 di SDN 04 Pagi Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Selasa (23/2/2021). Vaksinasi lansia akan dimulai di sejumlah daerah seperti Banten dan Jawa Barat pada Rabu (24/2/2021).
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Arie Lukihardianti, Antara

Sejumlah daerah mulai bersiap melakukan vaksinasi kepada kelompok masyarakat lanjut usia (lansia). Sebanyak tujuh juta dosis vaksin sudah siap untuk didistribusikan dan akan segera sampai di 34 provinsi.

Vaksinasi untuk lansia akan fokus di provinsi di Jawa Bali terlebih dulu. Sehingga jatah vaksin ini akan didistribusikan sesuai dengan proporsi, Jawa-Bali mendapatkan kurang lebih 70 persen dari proporsi vaksin yang ada saat ini.

Banten merupakan daerah yang akan segera memulai vaksinasi lansia. Dinas Kesehatan Provinsi Banten akan memulai melaksanakan vaksinasi lansia dari kalangan masyarakat umum pada Rabu (24/2) di wilayah Kota Serang. "Kemarin kan sudah untuk nakes lansia. Nah besok itu pada termin satu untuk lansia dari masyarakat secara umum," kata Gubernur Banten Wahidin Halim, Selasa (23/2).

Wahidin mengatakan untuk termin pertama vaksinasi Covid-19 untuk kalangan lansia akan dimulai dari wilayah Kota Serang sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat. Yaitu vaksinasi yang dimulai pada Februari 2021 ini harus dimulai dari ibu kota Provinsi Banten.

"Februari ini dimulai dari Kota Serang. Setelah Februari ini selesai, bulan Maret dan selanjutnya untuk daerah lainnya," kata Wahidin.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, mengatakan pada termin satu vaksinasi lansia untuk wilayah Kota Serang ada sekitar 2.300 lansia yang menjadi sasaran vaksinasi. "Namun yang sudah daftar ulang baru 300-an. Setelah Februari ini selesai, bulan Maret nanti baru di daerah lainnya" kata Ati.

Ati mengakui banyak lansia dari wilayah lain di Banten yang ingin cepat-cepat divaksin, tapi karena arahan dari pusatnya untuk Februari 2021 dikhususkan untuk wilayah Kota Serang. "Kalau kemarin lansia nakes, sekarang masyarakat lansia secara umum. Pendaftarannya tetap online. Nanti tetap ada proses screening di lokasi vaksin," kata Ati.

Dinkes akan melakukan pengecekan mulai status kesehatannya sampai fisiknya juga dilakukan pengecekan. Tujuannya untuk mengetahui apakah kondisinya memungkinkan atau tidak memungkinkan untuk divaksin.

Provinsi Jabar juga akan memulai vaksinasi tahap kedua besok. Setelah nakes pada tahap pertama, target pada tahap kedua ini adalah lansia dan petugas publik.

Satgas Covid-19 Jabar mulai mendistribusikan vaksin ke kabupaten/kota Selasa (23/2). Pada tahap kedua ini, Jabar menerima jatah vaksin 127.061 vial dengan perkiraan dosis mencapai 1.270.606. Kelompok lansia 60-70 tahun mendapat prioritas utama untuk disuntik disusul petugas publik.

Jumlah yang sudah terdata di Jabar ada 4.403.984 lansia yang jadi target, sementara petugas publik 2.195.215 orang. Sehingga total vaksinasi tahap kedua untuk sekitar 6,6 juta orang.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengusulkan vaksinasi bagi lansia diprioritaskan di daerah rawan seperti Bogor–Depok–Bekasi. “Kalau memang boleh diizinkan jatah lansia di Jabar kita akan fokuskan di zona-zona merah lansia di Bodebek yang kasusnya selalu ranking satu, dua, tiga,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Dalam vaksinasi tahap kedua, Jabar akan melakukan kampanye yang lebih terarah dan tepat sasaran berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan. Sosialiasi, kata dia, akan dilakukan dengan melihat demografi penduduk, entitas, dan agama.    

“Kampanye pentingnya vaksin masih belum selesai. Saya meminta izin Pak Menkes, perlu kita melakukan kampanye berdasarkan demografi, ada berbasis etnisitas, dan juga agama,” katanya.

Menurutnya, hal yang perlu ditekankan ke masyarakat yakni efektif membentuk imunitas tubuh sehingga angka kesakitan dapat dikurangi. “Ketika kita teknis vaksinasi kita harus ingat bahwa keyakinan mau divaksin itu ternyata baru setengahnya, sehingga kita perlu melakukan kampanye semaksimal mungkin kepada masyarakat,” katanya.

Di Jakarta, Suku Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta Barat menargetkan pemberian vaksin Covid-19 pada sekitar 203.000 lansia. "Lansia itu sasaran kita 203.000 orang," ujar Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Kristy Wathini.

Hingga kini, sebanyak 1.133 orang lansia telah mendapat vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Mulai Ahad (22/2), para lansia mendapatkan vaksin dari empat rumah sakit umum daerah (RSUD) di Jakarta Barat seperti RSUD Kembangan, RSUD Tamansari, RSUD Cengkareng dan RSUD Kalideres.

"Ditambah dengan Puskesmas Kecamatan Tambora, baru kemarin," ujar Kristy.

Kristy mengatakan vaksinasi Covid-19 untuk lansia ditargetkan selesai pada awal Maret 2021. Selanjutnya, program tersebut akan terus bergulir.

Sementara, Pelaksana tugas Dirut RSUD Kembangan, Herny Lestyaningsih, mengatakan sebanyak 512 lansia telah mendapat vaksin. Herny mengatakan pihaknya masih menampung lansia yang mendaftar secara manual dengan membawa KTP DKI Jakarta.

"Sementara kita tambah kuota, hari ini yang mendaftar 173 orang. Nanti kami akan jadwalkan jam dan harinya. Tapi sekarang, pendaftaran vaksinasi satu pintu melalui Kemenkes," ujar Herny.

Baca Juga




Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, sebanyak 10,7 persen kasus aktif Covid-19 di Indonesia berasal dari pasien lansia atau yang berusia lebih dari 60 tahun ke atas. Namun, sebanyak 48,3 persen kasus meninggal karena Covid-19 tercatat juga dari kalangan para lansia.

Hal ini disebabkan karena proses penuaan pada tubuh manusia sehingga fungsi kekebalan tubuh pun semakin menurun. Infeksi Covid-19 pada lansia pun sering kali diperparah dengan kondisi penyakit penyerta atau komorbid, seperti penyakit jantung, saluran pernapasan paru-paru, dan juga gangguan pada ginjal.

Karena itu, kata Wiku, pemerintah juga memprioritaskan vaksinasi Covid-19 kepada kelompok rentan ini. “Mengingat rentannya risiko keparahan Covid-19 pada populasi lansia, maka pemerintah juga memprioritaskan vaksinasi kepada lansia segera mungkin,” ujar dia saat konferensi pers, Selasa (23/2).

Suntikan vaksin kepada lansia ini diberikan sebanyak dua dosis dengan selang waktu 28 hari dari suntikan dosis pertama. Wiku mengatakan, vaksinasi untuk lansia ini telah dimulai di ibu kota provinsi di seluruh provinsi di Indonesia, khususnya di Jawa dan Bali. Hal ini dengan mempertimbangkan tingkat kasus, kesiapan fasilitas penyimpanan vaksin, dan telah tercapainya target tahapan vaksinasi kepada tenaga kesehatan.

“Vaksinasi dapat dilakukan melalui fasilitas kesehatan pemerintah maupun nantinya dengan organisasi lain yang bekerjasama dengan pemerintah,” tambah dia.

Untuk mendapatkan layanan vaksinasi melalui fasilitas kesehatan pemerintah, masyarakat dapat mengisi pendaftaran secara online di website Kemenkes. Setelah mengisi data tersebut, maka seluruh data peserta akan masuk ke dinas kesehatan provinsi untuk ditetapkan jadwal pelaksanaan vaksinasi.

Sedangkan mekanisme kedua yakni melalui vaksinasi massal yang diselenggarakan oleh organisasi atau institusi yang bekerja sama dengan Kemenkes ataupun dinas kesehatan.

“Untuk mengantisipasi KIPI, di setiap pelaksanaan vaksinasi, maka setiap dinkes kabupaten kota harus menyediakan narahubung perwakilan dari tempat pengaduan baik bagi panitia penyelenggara ataupun pasien,” ujarnya.

Kepada lansia, Wiku menyarankan memeriksakan kesehatan terlebih dulu sebelum memutuskan menerima vaksinasi Covid-19. Hal itu perlu dilakukan guna memastikan lansia yang akan menerima vaksinasi tidak memiliki penyakit penyerta yang termasuk kategori penyakit tidak boleh menerima vaksinasi.

"Apabila tidak yakin dapat memeriksa ke dokter dulu sebelum memutuskan menerima vaksin," ujarnya. Dia mengingatkan terdapat beberapa kelompok lansia yang tidak dapat menerima vaksin, utamanya yang memiliki paling sedikit lima dari 11 penyakit yang tidak dapat menerima vaksinasi.

Wiku menyebutkan 11 penyakit yang tidak dapat menerima vaksinasi Covid-19 atau memerlukan konsultasi tenaga kesehatan adalah hipertensi, diabetes, kanker, paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke dan penyakit ginjal. "Kami harap keluarga perhatikan riwayat penyakit lansia calon penerima vaksin," ujar Wiku.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan lansia lebih difokuskan pada vaksinasi tahap kedua karena risiko kematiannya paling tinggi di antara kelompok lain. “Mereka adalah grup yang harus dilindungi terlebih dahulu. Dari yang sudah terpapar Covid-19, sebanyak 50 persen adalah lansia. Dari kematian yang sudah terpapar Covid, 50 persen adalah lansia,” katanya.

Menteri meminta para pimpinan daerah mempercepat proses vaksinasi dengan metode sentra-sentra vaksin secara massal. Pemerintah, sebutnya, membutuhkan kerja sama penyediaan banyak tempat publik untuk vaksinasi massal. “Tapi tetap mengindahkan protokol kesehatan,” katanya.

Isolasi di Rumah. - (Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler