Top 5 News: Jokowi di Bawah Gubernur, Anies Disindir Aa Gym?

Hasil survei LSI, kepercayaan rakyat terhadap Jokowi berada di bawah gubernur.

Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Jokowi dan Anies Baswedan. Survei LSI terbaru menyebut, tingkat kepercayaan rakyat terhadap Presiden Jokowi berada di bawah gubernur, bupati/wali kota.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dilaporkan kembali mendapatkan kritik. Kali ini kritik datang dari ulama asal Bandung, KH Abdullah Gymnastiar yang disebut mengkritik soal banjir Jakarta dan menyindir soal kepemimpinan di DKI Jakarta. Namun, benarkah kritik dari Aa Gym itu ditujukan untuk Anies? Baca berita di cek fakta Republika.co.id, Senin (22/2).

1. Banjir Jakarta, Aa Gym Sindir Anies? Cek Faktanya

JAKARTA --- Beredar unggahan di media sosial Facebook yang mencatut nama pendakwah Abdullah Gymnastiar atau akrab disapa Aa Gym mengomentari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal banjir.

 

 

Unggahan itu menyematkan gambar tangkapan layar cuitan AA Gym yang berbunyi: "Innalillahi, jakarta banjir lagi, semoga nanti ada pemimpin jakarta yang rendah hati, tak ujub takabur merasa Sudah banyak berbuat."

Di bawah komentar itu, ditempelkan gambar Anies Baswedan yang sedang yang berdiri di tengah beberapa piagam penghargaan.

Baca berita selengkapnya di sini.

2. Pahala Sholat Berjamaah di Rumah Sama dengan di Masjid?

JAKARTA -- Disebutkan dalam hadits Shahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim bahwa sholat berjamaah itu lebih utama 25-27 derajat daripada sholat di rumah.

Sebagaimana diriyawatkan Abu Hurairah, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sholat seorang laki-laki dengan berjamaah dibanding sholatnya di rumah atau di pasarnya lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya dengan 25 kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan sholat berjamaah, maka tidak ada satu langkah pun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakan sholat, maka malaikat akan turun untuk mendoakannya selama dia masih berada di tempat sholatnya.

'Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia'. Dan seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan sholat selama dia menanti palaksanaan sholat," ujar Ustadz Hanif Luthfi dikutip dari Rumah Fiqih Indonesia, Senin (22/2).

Baca berita selengkapnya di sini.

3. 8 Kebiasaan Ini Bikin Cepat Tua

JAKARTA -- Penuaan akan terjadi pada setiap orang. Akan tetapi, ada kebiasaan tertentu yang bisa membuat seseorang menua lebih cepat sebagai berikut, seperti dikutip dari laman ActiveBeat, Senin (22/2).

Merokok

Kebiasaan merokok berpotensi membuat seseorang terlihat bertahun-tahun lebih tua dari sebenarnya. Itu karena rokok mengandung bahan kimia yang setelah dikepulkan jadi asap bakal mendampak kulit, gigi, mata, dan rambut.

Belum lagi deretan masalah kesehatan akibat merokok berlebihan yang juga memicu penampilan seseorang jadi lebih tua dari usia aslinya. Beberapa di antaranya adalah kerusakan serius pada mulut, tenggorokan, dan paru-paru.

Tidak Cukup Tidur

Tidak memiliki waktu tidur cukup bisa membuat orang dewasa terlihat jauh lebih tua dari umur aslinya. Pasalnya, kurang tidur merampas energi mental dan fisik yang dibutuhkan untuk menjalani kegiatan sehari-hari.

Jika frekuensi kurang tidur berlarut-larut, imbasnya seseorang berpotensi sukar menjalani kehidupan secara pribadi dan profesional. Kebiasaan buruk itu juga memberatkan tubuh, termasuk organ terpenting seperti otak dan jantung.

Baca berita selengkapnya di sini.

4. LSI: Tingkat Kepercayaan Terhadap Jokowi di Bawah Gubernur

JAKARTA -- Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo berada di bawah gubernur dan wali kota/bupati. Selain kepala daerah, tingkat kepercayaan publik terhadap TNI lebih tinggi ketimbang kepada presiden.

 

 

"Menarik, tingkat kepercayaan terhadap gubernur lebih tinggi daripada presiden," ujar Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam rilis survei yang digelar secara daring, Senin (22/2). 

Menurut Djayadi, hal tersebut terjadi karena gubernur dan wali kota dinilai lebih dekat dengan masyarakatnya. "Terlihat bahwa pemerintahan yang lebih dekat dengan masyarakat cenderung mendapatkan sentimen positif dari responden," ujar Djayadi.

Baca berita selengkapnya di sini.

5. Yasonna: Tak Perlu Akta Notaris Dirikan PT

JAKARTA -- Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengungkapkan bahwa masyarakat saat ini bisa mendirikan perseroan terbatas (PT) tanpa memerlukan akta notaris. Dia mengatakan, hal tersebut dilakukan guna memberikan kemudahan berusaha bagi pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK).

 

 

Dia menjelaskan, UU Cipta Kerja memudahkan publik dalam berusaha melalui keberadaan perseroan perorangan dengan tanggung jawab terbatas. Ia mengatakan, dengan adanya perseroan perorangan maka pelaku usaha dapat membentuk perseroan terbatas yang pendirinya cukup satu orang.

"Entitas ini didirikan cukup dengan mengisi form pernyataan pendirian secara elektronik sehingga tidak memerlukan akta notaris," kata Yasonna saat memberi sambutan pada diskusi interaktif mengenai arah kebijakan pemerintah dalam UU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja terkait klaster kemudahan berusaha bab VI bagian kelima tentang Perseroan Terbatas di Medan, Senin (22/2), dalam keterangan.

Baca berita selengkapnya di sini.

BONUS 6. Survei: Publik Lebih Suka Capres Militer-Sipil

JAKARTA -- Survei Parameter Politik Indonesia terhadap peta kompetisi calon presiden masa depan menemukan jika kombinasi calon presiden dan calon wakil presiden dari militer-sipil paling diminati publik. Dari survei terhadap 1.200 responden, ada 30,2 persen responden memilih militer-sipil untuk menjadi capres-cawapres.

 

 

Sedangkan, kombinasi capres cawapres dari sipil-sipil sebesar 26,1 persen, diikuti dengan kombinasi sipil-militer 18,6 persen, dan militer-militer 11,1 persen. "Kombinasi latar belakang militer-sipil paling diminati publik 30,2 persen dibanding sipil-sipil 26,1 persen," kata Direktur Eksekutif Paramater Politik Adi Prayitno dalam rilisnya, Ahad (21/2).

Survei juga mengungkap eleksibilitas capres dari 10 nama yang disodorkan jika pemilihan dilakukan pada hari itu, dengan Joko Widodo tidak boleh lagi mencalonkan diri. Hasilnya, Prabowo menempati posisi teratas dengan 23,1 persen, lalu Anies Baswedan 15,2 persen, diikuti Ganjar Pranowo 14,9 persen, Ridwan Kamil 6,8 persen, Tri Rismaharini 6,5 persen, AHY 6,3 persen, Sandiaga Uno 4,0 persen, Jusuf Kalla 3,9 persen, Abdul Shomad 3,7 persen dan Gatot Nurmantyo 3,5 persen.

Baca berita selengkapnya di sini.

 
Berita Terpopuler