Senin 22 Feb 2021 06:23 WIB

Survei: Publik Lebih Suka Capres Militer-Sipil

Ada 30,2 persen responden memilih militer-sipil untuk menjadi capres-cawapres

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno
Foto: Republika/Mimi Kartika
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Parameter Politik Indonesia terhadap peta kompetisi calon presiden masa depan menemukan jika kombinasi calon presiden dan calon wakil presiden dari militer-sipil paling diminati publik. Dari survei terhadap 1.200 responden, ada 30,2 persen responden memilih militer-sipil untuk menjadi capres-cawapres.

Sedangkan, kombinasi capres cawapres dari sipil-sipil sebesar 26,1 persen, diikuti dengan kombinasi sipil-militer 18,6 persen, dan militer-militer 11,1 persen. "Kombinasi latar belakang militer-sipil paling diminati publik 30,2 persen dibanding sipil-sipil 26,1 persen," kata Direktur Eksekutif Paramater Politik Adi Prayitno dalam rilisnya, Ahad (21/2).

Baca Juga

Survei juga mengungkap eleksibilitas capres dari 10 nama yang disodorkan jika pemilihan dilakukan pada hari itu, dengan Joko Widodo tidak boleh lagi mencalonkan diri. Hasilnya, Prabowo menempati posisi teratas dengan 23,1 persen, lalu Anies Baswedan 15,2 persen, diikuti Ganjar Pranowo 14,9 persen, Ridwan Kamil 6,8 persen, Tri Rismaharini 6,5 persen, AHY 6,3 persen, Sandiaga Uno 4,0 persen, Jusuf Kalla 3,9 persen, Abdul Shomad 3,7 persen dan Gatot Nurmantyo 3,5 persen.

"Data elektabilitas juga menunjukkan Prabowo Subianto menjadi figur tak tergantikan dari calon berbasis militer secara konsisten memimpin kompetisi capres 2024. Baik pada skenario elektabilitas terbuka, maupun pada skenario elektabilitas tertutup," kata Adi.

 

Karena itu, mengacu pada elektabilitas tersebut, jika kombinasi militer-sipil diminati, maka calon berlatar militer lain seperti Gatot Nurmantyo dan Moeldoko masih memiliki pekerjaan rumah cukup berat untuk mampu bersaing dengan kandidat lain. Ia mengatakan, ada AHY yang relatif stabil meski elektabilitasnya cenderung stagnan dan tercecer dari calon lain.

Baca juga : Survei Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Jokowi 65,4 Persen

Sementara elektabilitas Sandiaga Uno justru menurun. Sandiafa sebelumnya selalu masuk lima besar, saat ini terdepak dari lima besar. Hal ini disinyalir diakibatkan oleh persepsi negatif masuknya Sandiaga ke dalam Kabinet Kerja Jokowi.

Sebaliknya, Elektabilitas Tri Rismaharini 5,8 persen naik signifikan. Risma sudah mampu merangsek ke peringkat lima, tipis di atas Agus Harimurti Yudhoyono 5,3 persen. "Meningkatnya Elektabilitas Tri Rismaharini diakibatkan ekspos media yang meningkat sejak ditunjuk menjadi Menteri Sosial," katanya.

Survei Paramater Politik dilakukan pada tanggal 3 hingga 8 Februari mengingatkan sampel 1.200 responden. Survei dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling dari 6.000 data target yang telah dipilih secara random dari kerangka sampel.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode telepolling menggunakan kuisioner. Margin of error survei sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement