Pengamat: Gubernur Harus Berani Benahi Seluruh Sungai

Saat ini hanya 33 persen saluran air yang berfungsi baik.

Antara/Arif Firmansyah
Warga berjalan di atas jembatan sungai Ciliwung yang arus airnya deras, di Kelurahan Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/2/2021). BMKG merilis anomali iklim La Nina sedang berkembang di Samudera Pasifik, dampaknya pada Indonesia dapat menyebabkan cuaca ekstrem dengan curah hujan yang tinggi serta berakibat pada bencana hidrometerologi seperti banjir dan tanah longsor.
Rep: Haura Hafizhah Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat Tata Kota, Nirwono Yoga mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan harus berani membenahi seluruh sungai secara tuntas. Selain itu, Anies juga harus bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Pemerintah Daerah (Pemda) terkait masalah banjir yang terus berulang tanpa ada solusi yang tepat. 

"Gubernur DKI Jakarta ini harus bekerja sama dengan kementerian PUPR serta Pemda Bogor, Bekasi dan sebagainya. Terus Gubernur juga harus berani benahi seluruh sungai utama dan anak sungai secara menyeluruh, bertahap dan tuntas. Lakukan juga pembebasan lahan sempadan sungai dan merelokasi ke rusun," katanya saat dihubungi Republika, Senin (22/2).

Selain itu, kata dia, kementerian PUPR harus melakukan penataan bantaran sungai dengan memadukan normalisasi dan naturalisasi bukan mempertentangkan. Targetkan, dari 13 sungai utama DKI Jakarta mampu berapa tahun. Misalnya dua sungai per tahun berarti akan tuntas tahun ke tujuh.

"Di era Fauzi Bowo sudah difokuskan empat sungai yang akan dibenahi seperti ciliwung, pesanggrahan, angke dan sunter. Nah, gubernur sekarang harus dilanjutkan jangan berhenti di tempat," kata dia.

Lalu, salah satu penyebab banjir kemarin adalah banjir kiriman dari berbagai daerah. Maka, harus ada kerja sama dengan daerah sekitar seperti perhentian izin pembangunan di puncak dan melakukan penghijauan serta membenahi semua sungai di Bodetabek.

"Curah hujan setiap tahun cenderung naik di atas rata-rata hujan tertinggi (hujan ekstrem). Sehingga bisa menenggelamkan  suatu wilayah dalam waktu lama. Artinya tidak cepat surut. Ini Pemprov DKI, Pemda dan Kementerian PUPR harus cepat bertindak," kata dia.

 

 

Dia menambahkan, Gubernur DKI Jakarta sempat menyatakan kalau saluran air Jakarta hanya mampu menampung air hujan dengan curah hujan 100 milimeter (mm)/hari. Sementara, curah hujan kemarin mencapai 226 mm/hari di Pasar Minggu atau 370 mm/hari tahun lalu di Halim Perdanakusuma. 

"Artinya Gubernur DKI harus melakukan rehabilitasi seluruh saluran air kota tersebut dimana saat ini hanya 33 persen yang berfungsi baik. Jadi, semua ini harus cepat dilakukan ya kalau tidak akan berdampak buruk terhadap masyarakat,"kata dia.

Sebelumnya diketahui, Informasi dari BPBD DKI, masih ada 49 RT di DKI Jakarta masih terendam banjir. BPBD DKI Jakarta melaporkan sebanyak 1.722 jiwa masih bertahan di 10 pengungsian pada Ahad per pukul 09.00 WIB. Plt Kepala BPBD DKI Jakarta Sabdo Kurnianto menerangkan, banjir di wilayah Jakarta Pusat sudah sepenuhnya surut sejak Sabtu (20/2) malam pukul 21.30 WIB.

Sedangkan di wilayah lainnya masih ada banjir dengan ketinggian air hingga 100 sentimeter (cm). Secara keseluruhan, ada 49 RT yang masih terdampak dari total 30.470 RT yang ada di Jakarta atau 0,161 persen.

"Jumlah pengungsi sebanyak 1.722 jiwa dari 514 KK, semuanya dari wilayah Jakarta Timur," kata Sabdo.

Di Jakarta Barat, terdapat lima RW, terdiri atas enam RT dengan ketinggian air 40-70 cm. Di Jakarta Selatan terdapat enam RW terdiri atas 11 RT dengan ketinggian air 40-90 cm.

Di Jakarta Timur terdapat 12 RW terdiri atas 32 RT dengan ketinggian air 40-100 sentimeter. Total pengungsi keseluruhan berada di Jakarta Timur, yaitu 1.722 jiwa dari 514 KK. Kemudian, lima orang dilaporkan meninggal dunia akibat banjir.

Sabdo mengatakan, empat di antaranya anak-anak dan satu pria lanjut usia. Korban merupakan lansia 67 tahun berjenis kelamin laki-laki yang terkunci di dalam rumah, di Jatipadang, Jakarta Selatan.

 

Selain itu, empat anak-anak terdiri atas tiga anak laki-laki di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat yang hanyut terseret arus banjir saat sedang bermain. "Satu anak perempuan usia tujuh tahun yang tenggelam di Jakarta Barat," kata Sabdo.

 
Berita Terpopuler