Pedagang: Cabai Mahal Sejak Tiga Bulan Terakhir

Pemerintah diminta segera mencari solusi terhadap masalah harga cabai yang mahal.

ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Pedagang memilah cabai yang akan dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (16/12/2020). Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri menyatakan, mahalnya harga cabai sudah terjadi dalam tiga bulan terakhir.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri menyatakan, mahalnya harga cabai sudah terjadi dalam tiga bulan terakhir. Ia menilai, dampak banjir terhadap mahalnya harga tidak terlalu signifikan. Namun, persoalan sudah terjadi dari sisi produksi.

Baca Juga

"Dampak banjir iya ada, tapi kalau di pasar tidak terlalu banyak dampaknya. Ini sebetulnya persoalan lama," kata Mansuri kepada Republika.co.id, Senin (22/2).

Ia mengatakan, harga cabai khususnya jenis rawit sejak beberapa pekan terakhir cukup fluktuatif yakni berkisar Rp 80 ribu-Rp 100 ribu per kilogram (kg). Adanya fase liburan imlek beberapa waktu lalu juga cukup mengerek harga karena kenaikan permintaan.

Menurut Mansusi, pemerintah harus segera mencari solusi terhadap masalah harga cabai yang sudah berlangsung berbulan-bulan. Ia meminta pemerintah untuk lebih kuat dalam intervensi cabai di level hulu. Sebab, petani cabai diketahui sempat merugi lantara pada tahun lalu mengalami kejatuhan harga.

Kondisi itu membuat minat untuk menanam berkurang. Di tambah, musim penghujan saat ini yang membuat kegiatan penanaman terkendala.

 

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI), Ngadiran, mengatakan, untuk sementara waktu distribusi memang mengalami gangguan. Namun, menurutnya, jika produksi cabai masih tersedia seharusnya pengiriman tetap bisa dilakukan.

Oleh karena itu, APSSI meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah intervensi dengan mempermudah penyediaan cabai di pasar. "Dari manapun sumbernya, pemerintah wajib menyediakan, mungkin daerah luar Jawa yang tidak terkena banjir dan bisa dihimpun dan dikirim ke daerah yang kekurangan cabai," kata dia.

Mengutip statistik Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga cabai rawit per Senin (22/2) dihargai Rp 84 ribu per kilogram (kg) atau naik 4,44 persen dari akhir pekan lalu.

Harga tertinggi terdapat di DKI Jakarta sebesar Rp 118.350 per kg. Adapun harga terendah di Sumatera Utara yakni Rp 40.000 per kg. Sebagaimana diketahui, cabai rawit merah merupakan jenis aneka cabai yang paling banyak dikonsumsi masyarakat selain cabai merah keriting.

Adapun harga cabai merah keriting sebesar Rp 48.050 per kg, turun 1,44 persen dari pekan lalu. Sementara cabai merah besar dihargai Rp 46.550 per kg, turun sekitar 1,69 persen. Meski menurun, harga tersebut jauh di atas rata-rata harga aneka cabai yang berkisar Rp 30 ribu-Rp 40 ribu per kg.

 

 
Berita Terpopuler