Pemkot Bogor Evaluasi Dampak Ganjil-Genap Terhadap Ekonomi

Jumlah pelanggar ganjil-genap di Kota Bogor berkurang dengan gencarnya sosialisasi.

Republika/Shabrina Zakaria
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiato
Rep: Shabrina Zakaria Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan mengeveluasi dampak ganjil-genap terhadap sektor ekonomi. Apalagi, jumlah pelanggar ganjil-genap di Kota Bogor yang berkurang dengan semakin gencarnya sosialisasi.

Baca Juga

 

Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, sistem ganjil-genap pada pekan ketiga ini dilaksanakan dengan perubahan waktu, yakni sejak pukul 09.00 WIB hingga 18.00 WIB. Ia berharap, perubahan tersebut ada dampak baik terhadap sektor ekonomi di Kota Bogor.

“Kita ingin melihat dua minggu ini, sekarang dan minggu depan ekonominya seperti apa. Mudah-mudahan ada kenaikan aktivias ekonomi di situ. Jadi, ada seimbang antara kesehatan dan ekonomi,” ujar Bima Arya, Ahad (21/2).

Sebelumnya, Bima Arya mengatakan, ganjil-genap yang diterapkan di Kota Bogor setiap akhir pekan berdampak pada penurunan kasus Covid-19 di Kota Bogor secara signifikan meski jumlah penambahan kasus Covid-19 terhitung fluktuatif pada sepekan terakhir. "Kemarin sempet 90, naik 145, turun lagi sekarang di 114. Tapi jauh dari 187 dua minggu yg lalu," kata dia.

Tak hanya penurunan dari segi kasus positif Covid-19, Bima Arya mengatakan, mobilitas warga termasuk kendaraan masuk ke Kota Bogor selama dua hari penerapan ganjil-genap juga menurun. Sama seperti dua pekan ke belakang.

Kendati demikian, lanjutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih akan melaksanakan evaluasi selama dua pekan ke depan. "Masih ada satu minggu lagi ke depan, jadi ganjil-genap masih akan berlaku masih minggu depan. Setelah itu kita akan evaluasi, jadi per-dua minggu itu kita evaluasi," ujarnya.

 

Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Jenal Mutaqin turut menyoroti beberapa hal dari sistem ganjil-genap yang dilaksanakan Pemkot Bogor. Di antaranya mengenai sosialisasi dan edukasi soal kebijakan ganjil-genap dan data Covid-19.

Jenal menilai, masyarakat lebih takut kepada aturan daripada terhadap Covid-19. Sebab, pada penerapan ganjil-genap terdapat penurunan jumlah kendaraan.

"Karena dari dulu Pemkot Bogor melakukan sosialisasi dan edukasi serta sosialisai tidak berpengaruh dan terus meroket terus malah mereka berkerumun. Nah, kali ini ketegasan Polri dengan ganjil-genap, sanksi, atau denda, ini bukti bahwa warga lebih takut terhadap aturan bukan karena Covid-19. Faktanya ya ketika ganjil genap ini ya penurunan angka lalu lintas di Bogor cukup lengang," ujar Jenal.

Karena itu, dia berharap agar kebijakan ganjil-genap tersampaikan kepada masyarakat, dan tidak hanya inovasi di awal. Sebab, menurutnya, selama ini belum pernah ada capaian positif terhadap penurunan angka Covid-19 di Kota Bogor.

Terkait data Covid-19, Jenal juga meminta ada paparan yang jelas terkait jumlah penambahan orang yang terkofnirmasi positif. Diantaranya adalah penjelasan berapa jumlah kasus positif dari orang yang melakukan swab test di hari yang sama.

"Kan kita enggak tahu jadi ukuran penurunan angka Covid itu publik harus betul-betul paham dan mengerti bukan data yang asal-asalan, tapi yang memang secara statistik dinas kesehatan tim Gugus Tugas Covid. Saya harap masyarakat bisa prihatin terhadap laju Covid ini, mudah-mudahan opsi yang bisa dijadikan penyeimbang antara kesehatan tetap kita lindungi usaha tetap berjalan," kata dia.

 
Berita Terpopuler