Pustakawan Dipecat Usai Bakar Buku Donald Trump

Williams dipecat dari perpustakaan umum Chattanooga, di Negara Bagian Tennessee.

AP
Mantan Presiden AS, Donald Trump
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, TENNESSEE -- Seorang pustakawan Cameron Dequintez Williams kehilangan pekerjaannya karena membakar buku mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ia diberhentikan dari pekerjaannya di Perpustakaan umum Chattanooga, di Negara Bagian Tennessee.

Williams mengunggah video di media sosial yang menunjukannya sedang berada di halaman belakang rumah. Ia terlihat menyiram bahan bakar ke buku "How to Talk to Liberals (If You Must)" yang ditulis Coulter dan buku "Crippled America: How to Make America Great Again" yang ditulis Trump.

Pada Jumat (19/2) the Guardian melaporkan dokumen rapat dewan pemerintah kota yang menyatakan Williams menyiarkan langsung aksinya tersebut. Media lokal mengungkapkan lagu anti Trump dari YG dan Nipsey Hussle yang berjudul FDT (Fuck Donald Trump) menjadi latar belakang video itu.

Williams yang juga aktif dalam gerakan Black Lives Matter mengatakan ia diperlakukan tidak adil. Sebab ia hanya mengikuti instruksi perpustakaan yang memintanya menyingkirkan buku-buku 'tua, rusak atau tidak benar'.

Perpustakaan mengakui mereka memiliki kebijakan 'penyiangan' untuk menyingkirkan sejumlah buku dari sirkulasi. Tapi menurut mereka buku-buku Trump dan Coulter tidak masuk kategori buku yang perlu disingkirkan.

"Benda-benda yang dipermasalahkan dalam video tidak ditandai untuk disingkirkan, kami memiliki standar praktek yang ketat dalam mengelola koleksi, dan kami bagian dari Asosiasi Perpustakaan Amerika, jadi hal ini sesuatu yang diikuti semua perpustakaan," kata juru bicara pada bulan Desember lalu ketika tuduhan mulai muncul.

"Cameron telah dilatih mengenai hal ini," kata juru bicara tersebut.

Perpustakaan itu memutuskan memecat Williams usai penyelidikan menemukan pustakawan itu menyingkirkan benda yang tak tepat. "Kota Chattanooga memiliki kebijakan untuk melindungi kepentingan publik dan kami mengikuti arahan itu," kata direktur eksekutif perpustakaan Corinne Hill.

Pada musim panas lalu Williams ditahan selama unjuk rasa Black Lives Matter yang dipicu kematian George Floyd karena dituduh menghalangi mobil darurat selama demonstrasi. Ia mengatakan perpustakaan itu mengincarnya karena rasnya.

"Saya diperlakukan seperti karakter pria kulit hitam, tapi ketika saya berbicara atas nama orang kulit hitam, mereka mencoba membunuh karakter saya," kata Williams pada Washington post.  

Perpustakaan mengatakan tahun lalu Williams dituduh bersikap melakukan penyensoran. Hal tersebut tidak dapat diterima di perpustakaan Chattanooga.

"Tugas kami untuk memastikan semua makhluk hidup memiliki akses pada informasi tanda penghakiman atau prasangka, entah apakah materinya dihancurkan dengan api atau hanya disingkirkan begitu saja, hal itu menentang kebijakan kami," kata juru bicara perpustakaan.

"Karena pada akhirnya, kami yakin penyensoran tidak memiliki tempat di perpustakaan," tambahnya.

 
Berita Terpopuler